PROFIL SINGKAT PESANTREN AT-TAQWA DEPOK (2015-2023):
Sejarah, Keunikan, dan Prestasinya
Alhamdulillah, pada tahun 2023, Pesantren At-Taqwa Depok telah berumur delapan tahun. Kini, Pesantren At-Taqwa Depok semakin mengokohkan diri sebagai model pesantren pemikiran dan peradaban Islam di Indonesia.
Pada tahun 2015, Pesantren bermula dengan mengontrak Ruko tiga lantai, di Komplek Pondok Duta Depok. Tahun berikutnya, pindah kontrakan. Mulai tahun 2016, Pesantren at-Taqwa Depok menempati lahan seluas 4000 meter2 di Jalan Usman Hasbi, Cilodong Depok, wakaf dari Bpk. H. Fachri Muhammad.
Lokasi Pesantren at-Taqwa Depok cukup strategis: hanya sakitar 700 meter dari Alun-alun Kota Depok. Alhamdulillah, sejak April 2016, pembangunan sarana dan prasarana Pesantren terus berlangsung, hingga kini dan telah menelan dana belasan milyar rupiah. Pesantren kemudian membeli beberapa ruas lahan baru, hingga kini luas seluruhnya lebih dari 5000 meter2.
Tahun 2015, jumlah santri awal adalah 9 orang (Santri-Songo). Tahun 2023 ini, jumlah santri mencapai 180 santri, dengan guru 25 orang. Hampir semua guru tinggal di Pesantren. Sedangkan para santri, semuanya tinggal di pesantren. Itu untuk memudahkan mengikuti seluruh proses pendidikan secara intensif. Sebulan sekali mereka boleh pulang ke keluarganya.
Alhamdulillah, tahun 2023 ini, Pesantren At-Taqwa telah meluluskan tiga angkatan, setingkat lulusan SMA. Sebelum lulus, para santri telah mempresentasikan makalah mereka di Malaysia.
Setelah berumur 8 tahun, Pesantren At-Taqwa Depok sudah menunjukkan tanda-tanda menjadi tempat lahirnya lahirnya generasi gemilang. Sejak awal, Pesantren ini didirikan dengan riset yang kuat tentang konsep pendidikan dan diniatkan menjadi model pendidikan ideal, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Model pendidikan itu telah melahirkan banyak generasi gemilang. (Lihat buku: Adian Husaini, Pendidikan Islam Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045, Depok: YPI At-Taqwa, 2018). Mode itulah yang telah dicoba diterapkan di Pesantren At-Taqwa Depok.
Hasilnya, alhamdulillah, semakin nyata. Bukan hanya karya ilmiah mereka yang mengagumkan, tetapi juga ibadah dan adab atau akhlak mereka rata-rata sangat baik dalam kehidupan sehari-hari. Mereka sudah dewasa pada saatnya harus dewasa, karena mereka sudah akil baligh. Mereka berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap keputusannya.
Dan salah satu yang membedakan mereka dengan banyak anak-anak seusia mereka adalah kematangan berpikirnya dan kesadaran akan tanggung jawab mereka sebagai pelanjut perjuangan para nabi dan para ulama. Silakan disimak judul-judul skripsi yang mereka tulis.
Lulus Pesantren At-Taqwa, mereka harus menulis skripsi dan dibimbing serta diuji oleh guru-guru yang berkemampuan dalam keilmuannya. Tentu saja, kualitasnya juga disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Berikut ini judul-judul skripsi para lulusan Pesantren At-Taqwa (setingkat SMA) Angkatan ketiga:
- Alima Pia Rasyida (Islamisasi Kebudayaan menurut Sayyid Uthman bin Yahya).
- Nuswatul Adiba (Konsep Dewasa Persepktif Barat dan Islam serta Pengaruhnya terhadap Kesehatan Mental Remaja).
- Habiba Zahra (Lesbianisme dalam Tinjauan Pancasila).
- Azzahra Azka Salsabila (Kiprah Perempuan dalam Bidang Hadits: Kajian Buku al-Muhaditsat).
- Raihan Dzikri Hakim (Islamic Worldview dalam Untaian Puisi Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud).
- Faiza Kaltsum Abida (Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Tamyiz -- Kajian Pemikiran Psikologi Pendidikan Zakiah Darajat).
- Athifa Fauzia (Konsep Pendidikan Karakter Thomas Lickona dalam Timbangan Adab).
- Muhammad Nabil Abdurrahman (Budaya dalam Pandangan Islam: Telaah Pemikiran Hamka atas Kebudayaan Minangkabau).
- Muhammadi Syakila ar-Rosyad (Konsep Kemajuan menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas: Sebuah Kajian Awal).
- Vaisal Rahmat Hidayat (Perjuangan KH Hasyim Asy'ari dalam Pendidikan Islam).
- Aufa Azizah (Konsep Alam dalam Perspektif Worldview Barat dan Islam).
- Faiz Abdurahman (Nasihat Imam Al-Ghazali kepada Penguasa: Kajian Kitab at-Tibr al-Masbuk fie Nasihatul Muluk).
- Shofiyah Hafizhah Irfan (Jejak Pemikiran Orientalisme-Nativistik: Praktek dan Dampaknya di Indonesia).
- Nailufar Afif Albary (Konsep Negara Bahagia versi Barat dalam Perspektif Islam).
***
Para santri itu adalah manusia merdeka. Mereka kita didik sebagai manusia, agar menjadi manusia yang baik. Apa pun profesi mereka nanti, yang terpenting adalah mereka menjadi orang baik dan berguna. Berikut ini contoh alumni berprestasi:
- https://jernih.co/potpourri/beradab-dan-berkarya-di-usia-belia/
- https://mediadakwah.id/mahasiswi-stid-mohammad-natsir-presentasi-makalah-di-casis-utm-kuala-lumpur/
- https://mujahiddakwah.com/2021/07/jihad-total-pesantren-ideal-enam-tahun-pesantren-at-taqwa-depok/
- https://www.adianhusaini.id/detailpost/insyaallah-akan-banyak-lahir-natsir-natsir-muda
- https://hidayatullah.com/berita/berita-dari-anda/2019/09/14/170585/fatih-madini-bahas-pendidikan-adab-di-depan-mahasiswa-uniska.html
- https://sma-iihs.sch.id/event/detail/bedah-buku-santri-pristac-di-sma-iihs