Usia 13 Tahun, Seluruh Santri Shoul-lin Tingkat II Jalani Micro-Teaching Sebagai Syarat Naik Jenjang
Oleh: Afkar Malik Hasan (Santri PRISTAC I Matrikulasi - 16 Tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan

DEPOK - Pada Senin dan Selasa, 23-24 Juni 2025, seluruh santri Shoul-Lin II (Setara SMP) melaksanakan Ujian Kompeherensif atau micro teaching di hadapan para santri Pesantren At-Taqwa. Micro teaching adalah metode pengajaran dalam rangka penguasaan keterampilan dasar mengajar. Mereka diwajibkan untuk mengikuti micro teaching sebagai syarat kelulusan.
Ustadz Ericson Ziad menuturkan, santri Shoul-Lin II diharuskan menjadi peserta micro teaching untuk memberi pengalaman dan latihan dasar mengajar. Selain itu, micro teaching juga menjadi sarana sebelum peserta mengajar di kelas sungguhan. Peserta juga dapat memiliki patokan dalam mengajar, dan dapat mengembangkannya.
Para peserta micro teaching diwajibkan untuk menyiapkan dua materi pelajaran, yang terdiri dari ilmu agama (ulumuddin) dan ilmu umum. Mereka diberikan kebebasan untuk memilih materi pelajaran, dari yang telah dipelajari selama di At-Taqwa. Dalam menyiapkan materi, mereka juga dibimbing oleh beberapa ustadz, untuk memastikan materi dan cara penyampaiannya sudah sesuai.
Ketika mulai mengajar, peserta mulai memberikan materi yang sudah dipersiapkan. Peserta dapat menyajikan materi mereka dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang didapat. Beberapa dari peserta tersebut juga berhasil “menghidupkan” suasana kelas.
Salah satu peserta micro teaching, Muhammad Kareem Abdul Jabbar, menceritakan pengalamannya. Menurutnya, micro teaching menguji kita untuk menyampaikan ilmu dengan cara yang sudah ditetapkan. “Micro teaching menambah pengalaman santri tingkat Shoul-Lin II untuk mengajar”, pungkasnya.
Selain itu, menurutnya, mengajar tidak sesulit yang ia kira. Pemahaman ilmu yang ingin disampaikan harus dikuasai betul. “Mengajar itu adalah seni, maka janganlah takut bila salah dalam mengajar”, tambahnya. Pendapatnya pula, kemampuan mengajar harus dilatih. Seperti belajar dari kesalahan, hingga dapat mengajar dengan baik.
Ketika mengajar pula, peserta diawasi oleh para ustadz sebagai guru pengawas. Guru pengawas ini bertugas untuk memastikan peserta dapat menyampaikan materinya dengan baik. Selain itu, guru pengawas juga menjaga pengajaran agar berjalan dengan lancar. Setelah selesai mengajar, peserta juga diberikan kritik dan saran oleh guru pengawas.
Respon dari para santri terkait kegiatan micro teaching juga positif. Para santri tampak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran micro teaching. Banyak di antara para santri mengajukan pertanyaan terkait materi, dan mampu dijawab dengan baik oleh peserta. Para santri mengapresiasi peserta yang mampu mengajar dengan baik di usia yang masih belia.