Ujian Beladiri Syufu Taesyukhan: Upaya Pesantren At-Taqwa Depok Lahirkan Pejuang
Oleh: Amirah Abdullah (Santri At-Taqwa Depok, 15 Tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan

Pesantren At-Taqwa Depok pada Sabtu (8/2/25), mengadakan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) beladiri “Syufu Taesyukhan”. Kegiatan ini diikuti oleh para santri SMA usia 15 sampai 18 tahun.
Syufu Taesyukhan adalah beladiri Islam, yang serumpun dengan Thifan Po Khan. Beladiri ini didirikan pada tahun 1800-an. Ia berdiri di dataran tinggi China. Fokusnya terbilang menyeluruh. Baik ketangkasan maupun ketahanan, pukulan, tendangan, maupun bantingan, diajarkan secara bertahap dan serius.
Beladiri, di At-Taqwa, masuk dalam kurikulum wajib. Ia diklasifikasikan sebagai ilmu fardhu ‘ain yang mesti dipelajari oleh semua santri. Harapannya ialah supaya kematangan intelektual diikuti dengan kedisiplinan diri dan ketahanan mental.
Dalam pembukaan UKT Syufu, Mudir Pesantren Dr. Muhammad Ardiansyah mengingatkan kembali bahwa setiap mukmin harus memiliki keteguhan prinsip dan kualitas yang baik, salah satunya dengan tidak menjadi pribadi yang lemah dan tidak disiplin.
“Berkualitas dengan tidak menjadi lemah, termasuk lemah fisik, itu harus. Karena sebagaimana sabda Nabi, mukmin yang kuat lebih disukai daripada mukmin yang lemah,” ujar beliau.
Maka, katanya, bela diri bukan sekedar memperkuat jasmani saja. Ia juga harus menjadi saranan untuk meningkatkan adab, dengan menguatkan jiwa dan mendisiplinkan diri.
Pimpinan pusat Syufu, Suheng Iman Setia Permana, turut berpesan bahwa melalui ujian ini, semoga para santri dapat meningkatkan kekuatannya sehingga mampu memberi sumbangsih terbaik bagi orang terdekatnya, bagi umat, negara dan agama.
“Sebagaimana prinsip Syufu, yaitu ‘demi Islam aku berdiri’. Sehingga Syufu Taesyukhan bukan sekedar bela diri dengan tujuan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, akan tetapi juga untuk keagungan agama Islam,” tegasnya.
UKT Syufu terbilang ketat karena ingin menjaga kualitas. Ada ujian tulis, lisan, dan praktik (fisik dan jurus). Bahkan sehari sebelumnya, santri tingkat akhir (ATCO), mesti menjalani ujian khusus berupa jalan jauh beberapa kilo meter. Yang menguji pun juga guru-guru utama, yang datang langsung dari pusat (Bandung).
Syufu Taesyukhan adalah beladiri Islam, yang serumpun dengan Thifan Po Khan. Beladiri ini didirikan pada tahun 1800-an. Ia berdiri di dataran tinggi China. Fokusnya terbilang menyeluruh. Baik ketangkasan maupun ketahanan, pukulan, tendangan, maupun bantingan, diajarkan secara bertahap dan serius.
Beladiri, di At-Taqwa, masuk dalam kurikulum wajib. Ia diklasifikasikan sebagai ilmu fardhu ‘ain yang mesti dipelajari oleh semua santri. Harapannya ialah supaya kematangan intelektual diikuti dengan kedisiplinan diri dan ketahanan mental.
Dalam pembukaan UKT Syufu, Mudir Pesantren Dr. Muhammad Ardiansyah mengingatkan kembali bahwa setiap mukmin harus memiliki keteguhan prinsip dan kualitas yang baik, salah satunya dengan tidak menjadi pribadi yang lemah dan tidak disiplin.
“Berkualitas dengan tidak menjadi lemah, termasuk lemah fisik, itu harus. Karena sebagaimana sabda Nabi, mukmin yang kuat lebih disukai daripada mukmin yang lemah,” ujar beliau.
Maka, katanya, bela diri bukan sekedar memperkuat jasmani saja. Ia juga harus menjadi saranan untuk meningkatkan adab, dengan menguatkan jiwa dan mendisiplinkan diri.
Pimpinan pusat Syufu, Suheng Iman Setia Permana, turut berpesan bahwa melalui ujian ini, semoga para santri dapat meningkatkan kekuatannya sehingga mampu memberi sumbangsih terbaik bagi orang terdekatnya, bagi umat, negara dan agama.
“Sebagaimana prinsip Syufu, yaitu ‘demi Islam aku berdiri’. Sehingga Syufu Taesyukhan bukan sekedar bela diri dengan tujuan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, akan tetapi juga untuk keagungan agama Islam,” tegasnya.
UKT Syufu terbilang ketat karena ingin menjaga kualitas. Ada ujian tulis, lisan, dan praktik (fisik dan jurus). Bahkan sehari sebelumnya, santri tingkat akhir (ATCO), mesti menjalani ujian khusus berupa jalan jauh beberapa kilo meter. Yang menguji pun juga guru-guru utama, yang datang langsung dari pusat (Bandung).