Tutup Program MITSAQ, Dr. Suidat Yakinkan Santri Baru Menjadi Orang Dewasa dan Mandiri
Oleh: Humas At-Taqwa
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Sekretaris Jendral sekaligus guru Pesantren At-Taqwa Depok, Dr. Suidat meyakinkan para santri baru untuk menjadi orang dewasa dan mandiri. Hal itu ia sampaikan dalam penutupan program Masa Indah Ta’aruf Santri At-Taqwa (MITSAQ) pada Sabtu (20/7/24).
“Santri Shoul-Lin (setingkat SMP) harus siap menjadi orang dewasa, jangan melulu menjadi anak-anak. Dan santri PRISTAC harus jadi orang mandiri, secara fisik maupun pemikiran,” jelasnya.
Ustadz Suidat mengatakan bahwa para santri yang telah lulus tahap seleksi, insyaallah adalah santri-santri pilihan. “Setelah menjalani program MITSAQ, kalian harus berjuang belajar di At-Taqwa menjadi insan adabi yang pandai menulis, berpikir dan berdakwah,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan untuk selalu mengingat dan mengamalkan tiga jargon utama At-Taqwa Depok, yakni Jujur, Semangat, Peduli (JSP). Menurutnya, tiga hal itu adalah kunci meraih kesuksesan dan kebahagiaan di masa mendatang.
Para santri baru telah menjalani berbagai acara dalam program MITSAQ. Mereka mendapat nasihat belajar langsung dari pembina At-Taqwa, Dr. Adian Husaini. Mereka juga dikenalkan seluk-beluk At-Taqwa, kemuliaan Al-Qur’an dan bahasa Arab, pentingnya belajar sejarah dan beladiri, sampai berbagai tradisi serta adab kesantrian di At-Taqwa.
Para santri juga telah menjalani program At-Taqwa Camp selama tiga hari dua malam (17-19 Juli 2024). Mereka belajar banyak hal tentang kedisiplinan, menjaga amanah dan identitas santri, tanggung jawab, kepemimpinan, kemandirian sampai adab terhadap alam.
“Saya yakin kalian telah mendapat banyak hikmah dan manfaat dari seluruh program tersebut. Semoga setelah acara MITSAQ ditutup, kalian benar-benar siap menjadi santri dan belajar di At-Taqwa,” ucap Ustadz Suidat.
Setelah itu, guru yang cakap dalam mengajar bahasa Arab-Melayu itu menutup acara MITSAQ secara resmi. Acara pun ditutup dengan foto bersama puluhan santri baru Pesantren At-Taqwa Depok.
“Santri Shoul-Lin (setingkat SMP) harus siap menjadi orang dewasa, jangan melulu menjadi anak-anak. Dan santri PRISTAC harus jadi orang mandiri, secara fisik maupun pemikiran,” jelasnya.
Ustadz Suidat mengatakan bahwa para santri yang telah lulus tahap seleksi, insyaallah adalah santri-santri pilihan. “Setelah menjalani program MITSAQ, kalian harus berjuang belajar di At-Taqwa menjadi insan adabi yang pandai menulis, berpikir dan berdakwah,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan untuk selalu mengingat dan mengamalkan tiga jargon utama At-Taqwa Depok, yakni Jujur, Semangat, Peduli (JSP). Menurutnya, tiga hal itu adalah kunci meraih kesuksesan dan kebahagiaan di masa mendatang.
Para santri baru telah menjalani berbagai acara dalam program MITSAQ. Mereka mendapat nasihat belajar langsung dari pembina At-Taqwa, Dr. Adian Husaini. Mereka juga dikenalkan seluk-beluk At-Taqwa, kemuliaan Al-Qur’an dan bahasa Arab, pentingnya belajar sejarah dan beladiri, sampai berbagai tradisi serta adab kesantrian di At-Taqwa.
Para santri juga telah menjalani program At-Taqwa Camp selama tiga hari dua malam (17-19 Juli 2024). Mereka belajar banyak hal tentang kedisiplinan, menjaga amanah dan identitas santri, tanggung jawab, kepemimpinan, kemandirian sampai adab terhadap alam.
“Saya yakin kalian telah mendapat banyak hikmah dan manfaat dari seluruh program tersebut. Semoga setelah acara MITSAQ ditutup, kalian benar-benar siap menjadi santri dan belajar di At-Taqwa,” ucap Ustadz Suidat.
Setelah itu, guru yang cakap dalam mengajar bahasa Arab-Melayu itu menutup acara MITSAQ secara resmi. Acara pun ditutup dengan foto bersama puluhan santri baru Pesantren At-Taqwa Depok.