Terkuak! Inilah Alasan Israel Merebut Tanah Palestina

Oleh: Aisha Rahma Rosiadi Putri dan Qotrunnada Karimah Ikhwan (Santriwati PRISTAC – Tingkat SMA – Pesantren At-Taqwa Depok, 16 tahun dan 14 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Peperangan antara Israel dan Hamas di Gaza kini kian memanas. Seluruh dunia turut menantikan berita-berita terkini mengenai kondisi disana. Pesantren At-Taqwa Depok yang berbasis pada adab dan pemikiran Islam pun tidak ketinggalan untuk membahas hal berita yang sedang panas itu. Pada 13 Oktober 2023 Pesantren At-Taqwa Depok pun mengadakan seminar bertemakan, “Membedah Akar Masalah Palestina dan Solusinya”. Seminar yang diisi oleh Dr. Adian Husaini ini berupaya mengusut akar permasalahan Palestina dan Israel. Sehingga santri dapat memahami konflik ini bermula dan dapat mengambil sikap dalam membela saudara seiman di tanah Palestina.

“Negara Israel adalah negara yang berbahaya!”, demikian pernyataan yang disampaikan Dr. Adian mengutip dari seorang tokoh dan cendekiawan Yahudi, Israil Sahak. Hal tersebut dikarenakan negara yang didirikan Zionis ini merupakan negara yang menjunjung tinggi ideologi rasisme. Ada dua alasan atas ideolog yang berujung pada mendirikan negara di Palestina.

Pertama, historical theologis (alasan keagamaan). Disebut dalam kitab mereka, bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan , dan diberikan pada mereka The Promised Land. Tanah yang dijanjikan berlokasi dari sungai Nil sampai sungai Eufrat. Hal ini membuat mereka sombong dan merasa mereka adalah ras tertinggi. Kesombongan yang dapat dilihat sejak dahulu hingga kini tidak berubah, bahkan semakin menjadi-jadi.

Kedua, historical rights. Adanya rasa hak historis dalam diri mereka dikarenakan Yahudi adalah the choosen people (orang pilihan Tuhan) sebagaimana tertulis dalam kitab mereka, “Aku berikan tanah ini kepada anak turunanmu (Abraham).” Mereka hanya mengakui Ishaq, dan meyakini merekalah yang berhak atas tanah Palestina ini.

Namun jika melihat pada sejarah, Kerajaan Yahudi, Judah, Yerussalem pada tahun 586 M, jatuh ke tangan Babilonia. Kaum Yahudi pun diusir dan menyebar ke berbagai belahan dunia sebagaimana sekarang diketahui. Sayangnya, di Eropa mereka juga mendapatkan perlakuan yang buruk. Hal tersebut dikarenakan pemeluk Kristen meyakini bahwa Yahudi-lah yang bertanggung jawab atas penyaliban Yesus.

Kedamaian bangsa Yahudi justru berada di bawah naungan Andalusia. Dimana peradaban Islam berada di puncak keemasannya pada tahun 1117 M. Mereka diperlakukan dengan seadil-adilnya. Itulah yang dinyatakan oleh manuskrip-manuskrip Yahudi. Pada saat itu pula, merupakan masa kejayaan bagi Yahudi. Setelah jatuhnya Andalusi ke tangan Spanyol, sebagian besar orang Yahudi yang pindah ke Turki Utsmani, yang baru saja muncul sebagai kekuatan baru. Disanalah mereka mendapatkan kedaimaian dan keadilan, bahkan diberikan jabatan dalam parlemen pemerintahan.

Munculnya konflik antara Israel dan Palestina, berawal dari Theodore Herzl, seorang tokoh Zionis. Theodore Herzl, yang melihat banyak Yahudi ditindas berupaya mendirikan negaranya sendiri, dan dipilihlah tanah Palestina. Sebab disanalah tanah nenek moyang mereka, dan merekalah yang berhak atas tanah tersebut. Kemudian dari situ diadakannya kongres Zionis I (1897) dalam upaya menyatakan negara sendiri bagi Yahudi. Mereka pun menggunakan senjata yaitu uang, opini, dan lobi. Ketiga ini merupakan trisula zionis.

Kaum Yahudi ini sempat melobi kepada Sultan Abdul Hamid kala itu, namun ide tersebut ditolak. Kemudian pada tahun 1947, PBB menyarakan bahwa Palestina dibagi menjadi dua teritorial, untuk Palestina dan Israel. Lalu pada 1967, 100% Palestina dinyatakan sebagai milik Israel. Masalahnya, 5 anggota veto Dewan Keamanan PBB tidak seluruhnya mendukung Palestina sehingga PBB tidak bisa mengecam Israel. Dilakukan siding kembali, dan diputuskan pada akhirnya 20% tanah milik Palestina, yaitu jalur Gaza dan tepi Barat. Namun, disebabkan ketamakan Yahudi masih terus berupaya mengambil hak Palestina, bahkan Amerika memberi legitimasi Yerussalem adalah ibukota Isreal pada 2017.

Israel sendiri merupakan negara yang sekuler, dan mereka ber-alibi atas nama agama. Dr. Adian Husaini pun menuturkan, “Negara Israel kini yang awalnya menuntut berdasarkan dalih atas agama, tidak menegakkan hukum negara berdasarkan hukum taurat sebagai kitab suci mereka.” Maka alasan mereka dalam merebut tanah Palestina tidaklah dapat dibenarkan, karena Israel adalah negara sekuler yang berkedok Yahudi. Mereka tak mengamalkan ajaran-ajaran dalam Taurat. Alasan untuk mendirikan negara pun sebetulnya adalah hak palsu, dan tidak memiliki bukti yang akurat.

Maka penyerangan terhadap warga Palestina ini sepatutnya dibela, bahkan dalam UUD Indonesia sendiri telah menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak seluruh bangsa. Apa yang terjadi atas Palestina merupakan sebuah bentuk penjajahan, bahkan dikatakan bahwa zionisme adalah black imperialism. Menteri Luar Negeri Indonesia berkata “Indonesia tidak akan mundur seinci pun untuk memperjuangkan hak-hak Palestina.”

Di akhir seminar Dr. Adian pun menuturkan, “Sungguh, tak perlu jadi Muslim untuk paham masalah Palestina. Menjadi manusia sudah cukup untuk memahami betapa kejamnya Israel.” Mereka lebih kejam dibanding para penjajah. Sebab, mereka tak hanya menjarah dan menduduki tanah orang, namun juga berupaya menghapus eksistensi penduduk asli tanah tersebut. Barangsiapa yang masih mendukung Israel, sungguh ia tak punya hati. Israel memang memiliki masa kelamnya, namun seharusnya mereka menjadikan itu sebagai pelajaran. Bukannya malah mengaplikasikannya. (Editor: shf.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086