Tasyakur dan Tafakur

Oleh: Alfidhiya Zitazkiya Fika (Santri PRISTAC (Setingkat SMA), 15 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Tahun baru, suasana baru, serta lembaran kehidupan baru telah berada di hadapan penunggunya. Udara sejuk dan lembab telah menyambut di setiap jengkal tempat yang kutemui. Pada malam yang sejuk dan tenang ini, telah tersemat tanggal 31 Desember di dalamnya. Ia merupakan malam penghujung di tahun 2022. Sejak pagi, keluarga besar Pesantren at-Taqwa Depok telah mulai mempersiapkan acara pada malam pergantian tahun baru ini. Kini setelah melaksanakan shalat maghrib, kami sekalian santri dan jajaran guru di Pesantren at-Taqwa telah berkumpul dan siap untuk menerima nasihat dari mudir kami, Ustadz Muhammad Ardiansyah.

Ia menjelaskan bahwa Malam pergantian tahun bukan merupakan malam yang sangat istimewa sehingga mesti dirayakan sebagaimana pada umumnya. Namun, malam ini adalah malam yang sejatinya sama dengan malam di hari lain. Pada umumnya, orang di luar sana akan melakukan perayaan yang begitu besar dan meriah. Bukan hanya meriah, namun acara tersebut pada umumnya mengandung unsur yang tidak diridhoi oleh Allah.

Fenomena tersebut melazimkan umat muslim melupakan Allah dan terhanyut pada kenikmatan duniawi. Oleh karena itu, malam ini kita mengadakan acara ‘Tasyakkur dan Refleksi Tahun Baru Masehi’ tidak lain untuk membuat masing-masing diri semakin mengingat Tuhannya, bukan hanya hartanya. Ia mengatakan “Kita jangan cuma nge-kritik orang tapi gak ngasih solusi. Kita kasih solusi dengan mengadakan majlis seperti ini, supaya orang tahu, bahwa kebaikan tidaklah lenyap dari dunia ini, melainkan masih banyak kebaikan di dunia ini yang masih terus dilakukan.”

Ia menjelaskan, bahwa acara tasyakkur seperti malam ini bukanlah merupakan satu ritual ibadah, melainkan acara biasa yang tengah diisi dengan kebaikan. Oleh sebab perkara ini merupakan mubah hukumnya, maka niatlah yang menjadi nasib akan dibalas apa oleh Allah ketika melakukannya. jadi tergantung niat kita ketika melakukannya. Sejatinya, setiap tahun yang telah terlewat bukanlah menambah umur kita sebagaimana yang dikatakan khalayak, melainkan umur kita berkurang dan pengalamanlah yang bertambah.

Telah banyak pengalaman yang kita rasakan dalam kehidupan ini, yang telah dan tengah membuat banyak perubahan serta perkembangan dalam diri. Pada awalnya tidak bisa, lalu menjadi ahli. Pada awalnya tidak hafal, menjadi di luar kepala. Pada awalnya tidak mengerti, menjadi faham. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dan amalkan pada kehidupan ini.

Pada tahun 2022 ini, telah banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Berupa kesempatan dan kebutuhan, serta yang terpenting ialah nikmat iman dan Islam yang masih Allah berikan hingga malam penghujung tahun 2022 ini. Oleh karena itu, tidak patut bagi kita untuk mengkufuri nikmat Allah dan melupakannya. Senantiasa kita bersyukur dan mengingat Allah merupakan perkara yang wajib kita lakukan sebagai seorang muslim yang masih diberikan kesempatan hidup. Kemudian ia menutup nasihatnya dengan berpesan, bahwa jangan sampai kami melupakan identitasnya sebagai santri yang tengah belajar adab dan ilmu.

Kita sebagai seorang Muslim mesti menunjukkan kepada masyarakat bahwa adab dan akhlaq merupakan satu perkara yang dapat membedakan manakah manusia yang beradab dan manakah yang tidak. Meningkatkan kualitas diri merupakan upaya yang mesti dilakukan setiap  muslim dalam menjalani kehidupannya. Ia melanjutkan “Yang nanti akan dilihat oleh masyarakat—khususnya orang tua—adalah perubahan dari sikap kita kepada mereka. Orang lain akan mengutamankan adab lebih dulu, barulah aspek yang lainnya.”

Setelah Ustadz Ardi menutup pesannya, acara dilanjut dengan doa bersama salah satu guru kami—Ustadz Suidat—yang akan memimpin do’a. Dengan mengingat akan banyaknya nikmat Allah dan kesempatan dalam hidup, kami mulai berdoa dengan takzim dan khidmat kepada Allah SWT, meminta segala ampunan dosa dan segala penerimaan dari amal yang telah dilakukan di tahun ini. Kami mengharap lembaran hidup yang lebih baik dan tidak lupa lebih menantang untuk dijalani agar tetap semangat menuntut ilmu.

Setelahnya, kami seluruh santri dan guru-guru bersalam-salaman dan bermuhasabah masing-masing. Kami berbaris dengan tertib sambil menunggu giliran untuk meminta maaf satu sama lain dengan guru maupun dengan sesama teman. Dengan suasana yang begitu haru, keluarga Pesantren at-Taqwa Depok saling memberikan peluk dan salam maaf satu sama lain. Tidak sedikit santri atau guru yang menangis bahagia juga sedih, serta tawa riang yang mengenang.

Seluruh santri menjadi satu dalam ikatan ukhuwah Islamiyyah yang utuh. Tidak peduli kelas berapa, tidak peduli asal dari mana. Yang terpenting malam ini ialah menjalin silaturahmi dengan ikatan Islam yang kuat, agar kebaikan selalu menyertai lembaran kehidupan yang penuh harapan dan impian. (Ahd.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086