Silaturrahim Pesantren eLKISI di Pesantren at-Taqwa Depok: Menguatkan Peran Penting Pendidikan Islam

Oleh: Ahda Abid al-Ghiffari
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Pukul 02.00 dini hari (27 Desember 2022) itu Ustadz Fathur Rohman bersama rekan-rekan guru senior Pesantren eLKISI Mojokerto telah tiba di Pesantren at-Taqwa Depok untuk melaksanakan kunjungan dan silaturrahim. Beberapa santri dan staff Pesantren at-Taqwa Depok terlihat sibuk mempersiapkan kedatangan mereka. Sambil menunggu azan subuh, guru-guru Pesantren eLKISI beristirahat di guest house yang telah disiapkan.

Ketika sholat subuh dilaksanakan, nampak para guru eLKISI telah mengikuti sholat subuh berjamaah bersama para santri dan guru Pesantren at-Taqwa Depok. Seperti biasa, usai sembahyang, Dr. Adian Husaini segera mengajak para guru eLKISI berbincang di ruang tamu. Ditemani Dr. Suidat pula, mereka asyik berbincang. Di luar ruangan hujan rintik dan hawa dingin menyelimuti Depok. Para tamu itu dipersilahkan membuat Kopi Liong (khas Bogor-Depok) sendiri untuk menghangatkan badan dan pikiran.

Dr. Adian pun memperkenalkan beberapa guru yang ikut bergabung dalam majelis obrolan itu. Setelahnya, Ustadz Fathur Rohman dipersilahkan memperkenalkan pula guru-guru yang datang. Kedatangan para guru eLKISI ini memang istimewa, selain para guru seniornya, Ustadz Fathur Rohman juga membawa crew eLKISI TV. Jadi persiapan kedatangan ke Pesantren at-Taqwa pun tidak biasa. "Rombongan datang ke at-Taqwa untuk memperkuat silaturrahim dan pemahaman pendidikan," jelas Ustadz Fathur Rohman.

Usai perkenalan, Dr. Adian membuka penjelasannya tentang at-Taqwa dengan kabar bahwa Lembaga Pendidikan at-Taqwa telah berusia 25 tahun. Menurut Dr. Adian, sejak awal at-Taqwa terus mencari bentuk hingga menemukan model yang sesuai dalam pendidikan. "Konsep itu harus diterapkan untuk menghadapi berbagai tantangan pendidikan yang dihadapi," ungkap doktor bidang pemikiran dan pendidikan Islam ini. 

Tak lama berselang, Dr. Muhammad Ardiansyah segera datang dan menyambut para tamu. Dr. Ardi pun sebenarnya telah mengenal beberapa guru eLKISI, terutama Ustadz Fathur Rohman sendiri. Diseling beramah-tamah sejenak, Dr. Adian mempersilakan Dr. Ardi untuk menjelaskan konsep umum dan pendidikan adab Pesantren at-Taqwa Depok terlebih dahulu.

Dalam penjelasannya, secara luas dan rinci, ia menjelaskan berbagai hal mengenai Pesantren at-Taqwa Depok. Semua itu termasuk sejarah dan pengalaman Pesantren at-Taqwa, kurikulum inti, cirikhas, dan prinsip pendidikan Islam. Ia menjelaskan bahwa Pesantren at-Taqwa Depok memiliki lima cirikhas dan kurikulum utama: Adab, Kitab, Bela Diri, Pemikiran dan Peradaban, dan Da'wah bil Lisan dan Tulisan.

"Lulus dari sini, seusia SMA. Tapi kalau secara kurikulum, moga-moga kurikulum kita lebih baik. Anak-anak ini sudah dewasa, harus disadarkan bahwa mereka sudah bukan anak kecil lagi."

Menarik menyimak penjelasannya tentang pelajaran kitab di Pesantren at-Taqwa Depok. Pelajaran kitab tentu dimaksudkan sebagai pelajaran yang khas yang ada di Pesantren pada umumnya. Kajian kitab di Pesantren at-Taqwa tidak hanya yang ditulis dalam bahasa Arab, tetapi juga bahsa Melayu. Ini adalah upaya kita untuk menjaga perjuangan para ulama Melayu dalam mengajarkan masyarakat di rantau Melayu ini. 

Selain itu Dr. Ardi juga menekankan poros penting pendidikan pemikiran. Menurutnya, Alhamdulillah, Pesantren at-Taqwa Depok tidak kekurangan guru pemikir. Bahkan dalam mengajarkan pemikiran Islam yang benar, guru-guru Pesantren at-Taqwa Depok memiliki sanad langsung dari pemikir hebat sekaliber Syed Muhammad Naquib al-Attas. 

Menurutnya, "pendidikan pemikiran itu penting untuk dapat memahamkan para santri terhadap masalah dan tantangan pemikiran yang berbahaya bagi umat Islam. Menghafal Qur'an memang bagus. Tetapi perlu pula untuk dipahamlan tentang tantangan kontemporer agar dapat mengaplikasikan Qur'an."

Melanjutkan Dr. Ardi, Dr. Adian juga menjelaskan bahwa pada umumnya pendidikan Islam memang perlu menekankan adab, ilmu-ilmu fardhu 'ayn, dan ilmu-ilmu fardhu kifayah. Dr. Adian menekankan bahwa jika anak-anak kita kualitasnya singa, jangan dididik standard anak kucing. Dr. Adian juga melanjutkan paparan Dr. Ardi mengenai pelajaran kitab ulama. Menurutnya, para ulama ini menulis karya bukan untuk mengejar royalti penjualan buku semata. Memang beda hasilnya jika anak-anak mengkaji kitab para ulama ini dengan yang tidak. Keikhlasan para ulama dalam menulis dan menyebarkan ilmu telah teruji.

Menariknya, Dr. Adian juga menyinggung mengenai tradisi mazhab, ketik menunjukkan daftar kitab-kitab yang dipelajari di Pesantren at-Taqwa Depok dari jenjang Shoul Lin hingga Attaqwa College. Ia  menjelaskan bahwa perbedaan dalam tradisi mazhab itu sudah biasa. "Yang terpenting jangan sampai meninggalkan tradisi pengkajian kitab ulam ini. Dengan mengajarkan tradisi mazhab dan pengajaran kitab ini, kita mengajarkan anak-anak memahami keragaman Islam."

Secara khusus pula, Dr. Adian menunjukkan bahwa di jenjang Attaqwa College, santri telah diajak memahami para ulama secara khusus. Mereka juga diajak memiliki perhatian pada permasalahan sosial, politik, dan budaya. Maka beberapa mata kuliah yang terdapat di Attaqwa College adalah seperti: Pemikiran Hamka, Pemikiran M. Natsir, Sejarah Wali Songo, Islam dan Orientalisme, Islam dan Budaya Jawa, dan sebagainya.

Ia menegaskan lagi tentang khazanah dan kekayaan Islam di Melayu yang merupakan sumber daya peradaban yang besar. Oleh karenanya, dengan serius, kita harus percaya diri dan mendayagunakan warisan keilmuan dan peradaban ini. Turut pula dilakukan oleh kita yang berjuang dalam pendidikan ini untuk mengenalkan anak-anak kita kepada para ilmuwan berwibawa, karena itu penting. 

Tak terasa obrolan yang dimulai ba'da subuh itu beriring sampai hari mulai terang, meski gerimis masih rintik. Obrolan itu diselingi dengan sarapan bersama. Nasi Uduk khas Depok dengan Telur Balado dan Kerupuk Udang disantap para guru bersama. (Ahd.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086