Sambangi Pesantren At-Taqwa Depok, KH. Didin Hafidhuddin: Jadilah Mukmin Berkualitas!

Oleh: Afkarmalik Mevlana Hasan (Santri PRISTAC, 16 Tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Prof. KH. Didin Hafidhuddin, Ketua Senat Guru Besar Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, pada Senin (23/9/24), berkesempatan memberi tausiyah kepada para santri Pondok Pesantren At-Taqwa Depok. 

Kyai Didin berpesan kepada para santri, bahwa seorang mukmin harus menetapkan cita-cita yang tinggi dan mulia. Akan tetapi, cita-cita tersebut harus dipersiapkan dengan baik. Caranya, “Jadilah seorang mukmin yang berkualitas,” tegasnya.

“Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah,” pungkasnya mengutip salah satu Hadits Nabi. Menurut Kyai Didin, sabda Nabi tersebut masih sangat relevan hingga saat ini, khususnya bagi para penuntut ilmu. 

Kualitas yang dimaksud Kyai Didin terbagi menjadi empat bagian: Pertama, kualitas akidah dan keimanan. Menurutnya, keimanan harus diperkuat juga dengan mengkaji Islamic Worldview dan Tantangan Pemikiran Kontemporer. 

“Keyakinan kita bahwa Islam adalah satu-satunya ajaran yang benar dan diridhai Allah dan selainnya salah, harus dijaga hingga akhir hayat,” tegasnya. 

Ia mengingatkan, jangan sampai, akidah dan keimanan diintervensi oleh pemikiran atau ajaran yang menyimpang, khususnya yang berasal dari Peradaban Barat semacam Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme.

Kedua, kualitas ilmu. Kyai Didin mengatakan, “Islam adalah agama ilmu, tidak ada Islam tanpa ilmu, dan perintah pertama dalam Al-Quran adalah membaca.” Ia juga mengajak para santri untuk memastikan bahwa ilmu-ilmu yang terdapat di dalam Al-Quran berperan penting dalam kehidupan. 

“Karena orang-orang yang takut kepada Allah, hanyalah orang-orang yang berilmu. Sebagaimana dalam QS Fathir Ayat 28. Sedangkan, takut kepada Allah adalah kewajiban bagi setiap individu,” jelasnya.

Ketiga, kualitas adab. Keteguhan akidah dan pemikiran, serta tingginya kualitas ilmu, harus diimbangi dengan ketinggian adab. “Sebagai seorang mukmin, kita harus menjadi mukmin yang disiplin, jujur, amanah, tidak khianat,” ujarnya.

Keempat, kualitas semangat dalam bekerja dan menuntut ilmu. “Tugas utama seorang santri adalah belajar. Maka dalam belajar, harus semangat,” ucapnya. Tidak hanya semangat belajar di kelas, tapi juga dengan menumbuhkan budaya bertanya dan berdiskusi ilmiah kepada sesama teman dan guru. 

“Jangan lupa pula untuk mengkaji dengan sungguh-sungguh sejarah dan biografi para ulama, khususnya dalam hal menuntut ilmu, sebagai motivasi tambahan,” pungkasnya. 

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086