Semoga Kiprah Guru-guru Muda Ini Menginspirasi Negeri
Oleh: Dr. Adian Husaini
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Pada hari pertama (25/9/2024), para peserta “KURSUS SINGKAT GURU BERADAB” (KSGB) di Pesantren At-Taqwa Depok mendapat berbagai informasi dan pengalaman menarik. Salah satunya adalah kesempatan berdialog dengan beberapa guru muda alumni pesantren At-Taqwa Depok. Mereka adalah Azzam Habibullah, Fatih Madini, Nabil Abdurrahman dan Reisya Callista.
Para guru muda itu dikenal juga sebagai penulis. Mereka telah menerbitkan beberapa buku. Tapi, yang paling menarik dan insyaAllah dapat menjadi inspirasi bagi pendidikan guru di negeri kita adalah wawasan dan pengalaman praktis mereka dalam mendidik para santri. Khususnya, bagaimana kiat menanamkan budaya literasi beradab dalam diri pelajar atau santri.
Para peserta KSGB Gelombang pertama ini terdiri atas beberapa pimpinan dan guru-guru senior di sejumlah pesantren dan sekolah Islam. Mereka datang dari Pekanbaru, Bangka Belitung, Samarinda, Yogyakarta, Sumedang, Bogor, Tangerang, dan Bone Sulawesi Selatan. Mereka diutus oleh lembaganya masing-masing. Bahkan, ada pimpinan lembaga pendidikan yang langsung datang mengikuti KSGB, dengan membawa sejumlah pimpinan lembaganya.
Masalah literasi santri merupakan tema yang banyak didiskusikan dalam KSGB. Bagaima kiat menumbuhkan rasa cinta ilmu, budaya menulis, dan adab yang baik terhadap ilmu, guru, dan adab terhadap buku. Betapa banyak para santri atau pelajar yang sudah belajar selama bertahun-tahun, tetapi tidak tertarik pada buku apalagi menulis. Ada juga yang enggan berbagi ilmu dengan menjadi guru.
Saya hadir langsung menyaksikan acara dialog para peserta KSGB itu dengan guru-guru muda alumni Pesantren At-Taqwa tersebut. Para peserta KSGB bisa melihat langsung karya-karya mereka dan mendapatkan jawaban-jawaban praktis bagaimana menumbuhkan budaya literasi yang beradab. Para guru muda itu bukan hanya membaca, menulis, dan mengajar, tetapi juga membimbing dan menjadi contoh bagi para santri dalam membangun budaya literasi beradab.
Untuk menjadi guru yang baik diperlukan proses pendidikan yang panjang. Para guru adalah kunci kebangkitan pendidikan dan kemajuan bangsa. Bangsa mana saja yang ingin bangkit dan maju, selalu memerlukan guru-guru yang hebat. Itulah guru beradab. Mereka bukan “tukang ngajar bayaran”. Tetapi, mereka adalah “mujahid intelektual”. Para guru adalah kreator peradaban; pembangun peradaban mulia di masa depan.
Karena itu, jika umat dan bangsa kita ingin menjadi umat dan bangsa yang hebat, kuncinya terletak pada kualitas pendidikan gurunya. Inilah makna kata-kata penting Pak Natsir: “Suatu Bangsa Tidak Akan Maju, Sebelum Ada Diantara Bangsa Itu Segolongan Guru Yang Suka Berkorban Untuk Keperluan Bangsanya.”
Jadi, jangan mimpi bangsa kita akan menjadi bangsa yang hebat, jika pendidikan guru tidak mendapat perhatian serius. Para guru itu adalah pahlawan. Mereka adalah manusia-manusia yang cinta ilmu dan pengorbanan. Para guru itulah sejatinya manusia-manusia yang sepatutnya menduduki “kasta” tertinggi dalam masyarakat kita.
Menjadi guru pejuang harusnya menjadi impian para santri atau pelajar yang hebat. Mengapa? Sebab, mereka akan menjalani jalan hidup kenabian, sebagaimana doa yang setiap hari mereka panjatkan: “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus!”
Jalan yang lurus adalah jalan hidup para nabi. Yakni, jalan hidup perjuangan untuk mendidik masyarakat agar mereka menjadi manusia-manusia yang paling mulia. Jalan hidup kenabian adalah jalan hidup kemuliaan. Tapi, sekaligus jalan hidup yang penuh ujian dan tantangan.
Para santri atau pelajar tidak akan tertarik untuk terjun menjadi guru, mengamalkan dan mengajarkan ilmunya, jika mereka tidak memahami hakikat ilmu dan tidak dilatih secara serius untuk beradab kepada ilmu. Inilah salah satu materi pendidikan utama di Pesantren At-Taqwa Depok. Mendidik seorang anak jadi cinta ilmu, cinta dakwah dan berakhlakul karimah memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan ikhlas. Tidak bisa instan.
Salah satu caranya, para guru muda alumni Pesantren At-Taqwa itu selama bertahun-tahun belajar kitab-kitab adab ilmu dan mendalami pemikiran serta liku-ilku perjuangan para ulama hebat. Selama bertahun-tahun mereka mengkaji serius pemikiran dan perjuangan para guru teladan, seperti HOS Tjokroaminoto, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, A. Hassan, Haji Agus Salim, Syekh Ahad Soorkati, Mohammad Natsir, Hamka, dan sebagainya.
Alhamdulillah, sejumlah peserta KSGB Gelombang pertama mengaku sangat terkesan dengan wawasan, karya tulis, dan kiprah perjuangan para guru muda tersebut. Semoga dialog peserta KSGB dengan para guru muda At-Taqwa Depok itu dapat menjadi inspirasi yang baik, bukan hanya di lingkungan pesantren, tetapi berkembang hingga ke seluruh negeri. Amin.
*
*
*
(Depok, 25 September 2024).
*
*
*
(Depok, 25 September 2024).