Sesi Terakhir Kristologi: Benarkah Nabi Ibrahim Membawa 3 Agama?

Oleh: Jilan Salma (Santriwati SMA Pesantren At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (QS. Al-Baqarah: 123)

Selasa, 23 Desember 2025 kemarin menjadi hari terakhir kelas intensif Kristologi bersama Ustadz Drs. Abu Deedat Syihab, M. H. Materi pembuka membahas sebuah klaim yang kerap muncul dalam diskursus lintas agama, yakni pernyataan bahwa “Nabi Ibrahim membawa tiga agama”.

Nabi Ibrahim merupakan sosok nabi yang tidak hanya diimani oleh umat Islam, tapi juga Yahudi sebagai `Abram` (bapak segala bangsa), dan dalam Nasrani yaitu `Abraham` (bapak monoteisme). Namun klaim bahwa nabi Ibrahim membawa tiga agama berbeda perlu diluruskan karena bertentangan dengan ajaran Islam.

Agama nabi Ibrahim adalah Islam

Ustadz Abu Deedat menegaskan bahwa al-Quran secara eksplisit menyebut wasiat nabi Ibrahim kepada anak cucunya agar tetap berpegang pada Islam. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Qs. 2: 123 yang menunjukkan bahwa agama yang diwariskan nabi Ibrahim ialah Islam hingga akhir hayatnya, bukan yang lain. Ayat ini sebagaimana yang termaktub dalam Alkitab yaitu dalam Kejadian 18:19.

Maka sejatinya Yahudi ataupun yang lainnya bukanlah ajaran yang dibawa oleh nabi Ibrahim. 

Bukti lainnya ialah secara historis, bahwa nama `Yahudi` baru muncul di masa cicit nabi Ibrahim, Yehuda. Dalam perjanjian Allah dengan nabi Ibrahim, Allah berfirman: “sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam (pemimpin) bagi seluruh manusia” Kemudian Allah berfirman lagi: “Janjiku ini tidak mengenai orang-orang dzalim“ (QS. Ali Imran: 67). Ayat ini menunjukkan, bahwa nabi Ibrahim dan keturunannya dijadikan pemimpin, tapi hanya bagi yang tidak dzalim.

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik“. (QS. Ali-Imran 3:67)

Ayat ini turun setelah terjadinya perdebatan antara Yahudi dan Nasrani Najran, dan sekaligus meruntuhkan klaim bahwa Nabi Ibrahim membawa tiga agama.

Sebagaimana Nabi Ibrahim mewasiatkan Islam kepada keturunannya, demikian pula Nabi Ya`qub (Israel) mewasiatkan hal yang sama kepada anak-anaknya, sebagaimana dijelaskan dalam lanjutan QS. Al-Baqarah.

Misi para Nabi

Pada hakikatnya misi seluruh nabi adalah satu, yakni menyeru manusia pada tauhid: 

Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An-Nahl: 36)

Prinsip ini bahkan tercermin dalam kitab suci Ahlul Kitab. Dalam Yesaya 45:18 dan 46:9, Tuhan berfirman: “Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku.”

Karena itu Allah memerintahkan kaum muslim untuk mengajak Ahlul kitab kembali kepada kalimat tauhid yang menjadi titik temu bersama sebagaimana dalam Qs. Ali Imran: 64.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086