Serius! Bersama Pakar Kebudayaan Jawa, Santri At-Taqwa Depok Kaji Hubungan antara Islam dan Kerajaan

Oleh: Ishom Qiwamul Umam (Santri PRISTAC - Tingkat SMA - Pesantren At-Taqwa Depok, 15 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Pada hari Sabtu, 11 November 2023, Pesantren At-Taqwa Depok menyelenggarakan Sarasehan bersama Ustadz Dr. Susiyanto, ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Tengah. Sarasehan ini bertemakan "Geliat Islam dari Keraton Jawa". Sebagaimana diketahui, Dr. Susiyanto juga merupakan dosen di Universitas Sultan Agung Semarang yang merupakan pakar kebudayaan Jawa.

Selepas pembacaan al-Quran oleh salah satu santri, sarasehan itu memasuki acara inti. Ustadz Susiyanto pun memulai dengan mengingatkan kembali akan nikmat yang sepatutnya disyukuri. Di antranya adalah nikmat Islam, iman, dan sehat. Banyaknya kasus di luar dengan mudahnya keluar dari Islam dikarenakan iming-iming harta dan lainnya seharusnya mengingatkan kita akan besarnya nikmat Islam. Begitu pun dengan nikmat iman dan sehat yang tak kalah pentingnya, karena dengan iman-lah dapat merasakan Islam dan disertai kesehatan agar mudah melaksanakan perintah-Nya.

Dalam pembahasannya mengenai kebudayaan, Ustadz Susiyanto menjelaskan tentang Keraton Surakarta. Keraton Surakarta merupakan salah satu peninggalan sejarah yang tidak dapat lepas dari Islam. Namun sayangnya, sekarang banyak ilmuwan atau akademisi-akademisi yang mencoba untuk memisahkan antara keraton dengan Islam. Hal tersebut disebabkan anggapan mereka bahwa fungsi keraton sebatas politik dan sekarang sebagai penjaga budaya.

Ustadz Susiyanto pun menegaskan bahwa banyak tempat bersejarah sekarang, seperti Museum Radya Pustaka terdapat banyak peninggalan-peninggalan dan naskah-naskah kuno yang berkaitan dengan Islam. Bahkan ia menyatakan hampir sembilan puluh persennya adalah peninggalan Islam.

Oleh karena itu keraton dan Islam tidak sepatutnya dipisahkan. Dapat dilihat bahwa pada masa lampau pengadilan Keraton dipimpin oleh ulama. Dewan pengadilan Keraton juga dipimpin oleh ulama dan yang memutuskan berbagai perkara adalah raja. Pengadilan pun diadakan di serambi masjid. Hal ini menunjukan kuatnya relasi antara keraton dan Islam.

Tidak hanya itu, para rajanya pun bukan seorang politikus semata. Mereka adalah seorang ulama yang taat. Hal tersebut dikarenakan mereka memahami bahwa bila menjadi seorang raja maka mereka perlu memiliki tanggung jawab untuk kedamaian dan kesejahteraan rakyatnya. Seorang raja juga adalah khalifatullah dan khalifaturrasul yaitu politikus yang menjalankan politik dengan syariat Islam.

Demikian penuturan akan Sarasehan Kebudayaan ini. Para santri pun diharap dapat melihat sejarah dengan bijak dan disertai pemahaman yang baik dan benar. Hubungan Islam dan kebudayaan Jawa tidaklah seperti yang dituduhkan terpisah begitu saja. Keduanya memiliki hubungan yang baik. Itu dapat kita lihat dari keraton dan para rajanya. Keduanya tetap berhungan baik dengan para ulama. (Editor: shf)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086