Ini Fakta! Bukan Mimpi! Lahirnya Guru-Guru Beradab, Awal Kebangkitan Umat Dan Bangsa

Oleh: Dr. Adian Husaini (Guru Pesantren At-Taqwa Depok)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Alhamdulillah, pada 18 Oktober 2024, Pesantren AT-TAQWA DEPOK, menyelesaikan program KURSUS SINGKAT GURU BERADAB (KSGB), Angkatan III. KSGB III ini diikuti pimpinan, dosen, dan guru-guru lembaga pendidikan Islam dari Bangka Belitung, Semarang, Salatiga, Solo, Tangerang, Karawang, Bogor, Bojonegoro, dan sebagainya. 

Sebelumnya, pada 25-27 September 2024 dan 29 September-1 Oktober 2024, juga telah diselenggarakan KSGB I dan II. Pesertanya juga para pimpinan dan guru dari berbagai daerah. Karena keterbatasan tempat, tiap angkatan hanya dapat diikuti maksimal 15 peserta. Mereka ‘mondok’ (nyantri), selama tiga hari di Pesantren At-Taqwa Depok. 

Alhamdulillah, selama KSGB I-III, saya dapat mendampingi peserta dari awal sampai akhir. Para peserta mendapat pemaparan tentang konsep ilmu dalam Islam, konsep pendidikan ideal (ta’dib), dan aplikasinya di Pesantren At-Taqwa Depok, mulai tingkat SD, SMP, SMA, Pre-University, sampai tingkat Universitas. 

Para peserta juga dapat berdialog sepuasnya tentang berbagai masalah pendidikan. Lebih dari itu, para peserta dapat mengamati langsung kehidupan para santri. Ada juga yang berdialog dengan para santri. Jadi, mereka dapat memahami konsep pendidikan yang benar dan ideal, melihat langsung aplikasinya, serta hasil-hasilnya di lapangan. 

Setelah berlangsung KSGB I-III, maka semakin kuatlah keyakinan kita, bahwa kita – umat Islam -- sejatinya memiliki konsep pendidikan yang unggul dan sudah terbukti hasilnya dalam sejarah. Pesantren at-Taqwa Depok, selama sembilan tahun telah berusaha merumuskan konsep dan menerapkan konsep tersebut dalam pendidikan sehari-hari. 

Empat angkatan lulusan tingkat SMA sudah dihasilkan. Alhamdulillah, hasilnya mulai kelihatan: yaitu lahirnya guru-guru beradab. Mereka telah banyak yang terjun langsung sebagai guru-guru yang baik pada usia rata-rata 18-19 tahun (lulusan SMA). Mereka bukan sekedar menjadi “tukang ngajar bayaran”, tetapi guru-guru pejuang, pendidik, ilmuwan, penulis, dan kader-kader pemimpin masyarakat yang unggul. 

Para peserta KSGB I-III diberikan kesempatan berdialog langsung dengan para “guru muda” yang juga telah melahirkan sejumlah karya ilmiah. Pada usia yang masih belia, mereka telah terjun ke tengah masyarakat sebagai pendidik. Pada saat yang sama, mereka juga kuliah tingkat S1 dan terus mencari ilmu. 

Pesantren At-Taqwa Depok mulai beroperasi setelah saya melakukan penelitian selama tiga bulan di Center for Advanced Studies on Islam, Science, and Civilization (CASIS) Unversiti Teknologi Malaysia, Kuala Lumpur, pada tahun 2014. Selama tiga bulan, saya sering berdiskusi dan dibimbing oleh Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud untuk memahami pemikiran pendidikan Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas. Beliau kemudian merestui dan terus membimbing perjalanan Pesantren At-Taqwa Depok, hingga saat ini. 

Mudir Pesantren At-Taqwa Depok adalah Dr. Muhammad Ardiansyah, ulama muda yang menulis disertasi doktornya tentang konsep Adad Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas dan aplikasinya dalam lembaga pendidikan. Ia juga penulis yang cukup produktif dan aktif membimbing santri serta dikenal juga sebagai pakar pemikiran Imam al-Ghazali. 

Pesantren At-Taqwa Depok memulai pendidikan tingkat SMP dengan sembilan santri pada tahun 2015. Juga, dengan mengontrak bangunan rumah toko tiga lantai. Setahun kemudian berpindah kontrakan. Barulah tahun depannya mendapatkan tawaran tanah wakaf di Cilodong Depok. Hingga kini, bangunan Pesantren At-Taqwa Depok masih sangat sederhana. 

InsyaAllah, setelah sembilan tahun, kami ingin berbagi pengalaman dengan para aktivis pendidikan, agar apa yang baik bisa dibagikan dan juga dikoreksi jika ada kekurangan atau kesalahan. Pengalaman kami, faktor kualitas pimpinan dan guru sangat penting dalam perjalanan pendidikan. Investasi untuk peningkatan kualitas guru perlu benar-benar dijadikan perhatian utama dalam pelaksanaan pendidikan. 

Kita masih ingat benar kata-kata mutiara Pak Natsir:  “Suatu Bangsa Tidak Akan Maju, Sebelum Ada Diantara Bangsa Itu Segolongan Guru Yang Suka Berkorban Untuk Keperluan Bangsanya.”

Kata-kata Pak Natsir itu dikutip dari seorang tokoh pendidikan Belanda bernama Dr. Niewenhuis. Ini kata-kata bermakna universal. Secara umum, kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas gurunya. Karena itu, setiap bangsa pasti berusaha meningkatkan kualitas pendidikan gurunya, untuk melahirkan guru-guru yang baik. 

Di kalangan pondok pesantren, sangat dipahami, bahwa “guru lebih penting dari pada materi ajar dan metode pembalajaran. Tapi, jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri!” 

Karena itu, jika berpikir sebaliknya, jika ingin membunuh dan menghancurkan suatu bangsa, maka rumusnya sederhana: rusaklah para gurunya! Dengan cara apa guru dirusak? Jawabnya mudah: yang pertama kali adalah dengan merusak jiwa gurunya! Guru yang jiwanya rusak, akan menjadi guru yang berakhlak buruk! Guru yang rusak adalah guru yang dalam dirinya berjangkit aneka rupa penyakit jiwa, seperti penyakit malas, cinta dunia, sombong, dengki, penakut, tidak cinta ilmu, dan sebagainya.

Lebih hebatnya lagi, Pak Natsir menjadikan dirinya sebagai model guru ideal! Begitu lulus pendidikan SMA Belanda, ia langsung menerjunkan dirinya menjadi guru di SMP Belanda (MULO), tanpa dibayar. Natsir prihatin dengan kondisi anak-anak muslim yang bersekolah tanpa mendapat pendidikan agama. Maka, Natsir mengajar agama dan menulis sebuah buku berbahasa Belanda berjudul Komt tot het gebed (Marilah Shalat). 

Sejarah perjuangan kemerdekaan kita tidak bisa dilepaskan dari peran guru-guru beradab, seperti HOS Tjokroaminoto, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, A. Hassan, Haji Agus Salim, Syekh Ahad Soorkati, Mohammad Natsir, Hamka, Jenderal Sudirman, Syekh Arsyad Thalib Lubis, dan sebagainya. Dari para guru beradab itulah lahir murid-murid hebat yang melanjutkan perjuangan para guru beradab itu. Mereka terus berjuang mengangkat harkat dan martabat umat dan bangsa kita. 

Pengalaman dari progam Kursus Singkat Guru Beradab (KSGB) Angkatan I-III, semakin menguatkan keyakinan kita, bahwa kita memiliki konsep ideal dalam pendidikan. Konsep itu pun bisa diterapkan; bukan konsep utopis. Hasilnya mulai kelihatan! Berbagai kekurangan dan kelemahan bisa dievaluasi dan diperbaiki! Kita tak perlu ragu untuk mengevaluasi dan memperbaiki pendidikan kita! 

Kini, menyambut Indonesia Emas 2045, kita perlu kerja keras untuk melahirkan sebanyak mungkin GURU-GURU BERADAB! Inilah langkah tepat dan strategis untuk melahirkan generasi gemilang yang akan menjadi para memimpin masyarakat dalam mewujudkan Indonesia Maju secara Hakiki pada tahun 2045. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan menolong perjuangan kita. Amin. (Depok, 19 Oktober 2024). 

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086