Selamat, Santri-Santri At-Taqwa Melanjutkan Kuliah Ke Kampus Dakwah

Oleh: Dr. Adian Husaini (Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Keluarga besar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), khususnya kampus Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir patut berbangga dan bersyukur kepada Allah SWT. Tahun 2024 ini sejumlah alumni Pesantren At-Taqwa Depok bersedia melanjutkan kuliahnya ke STID M. Natsir, sebuah kampus yang mendidik mahasiswanya menjadi manusia seutuhnya. 
 
Mereka bukanlah santri biasa. Selain memiliki keberanian menentukan pilihan kuliah di kampus perjuangan, mereka juga telah memiliki sejumlah karya ilmiah yang patut diapresiasi. Pesantren At-Taqwa Depok memang sangat menekankan aspek adab dan budaya literasi yang beradab. 
 
Berikut ini sejumlah calon mahasiswa STID Mohammad Natsir tahun 2024 – kelas khusus Jurnalistik dan Pemikiran Islam. Mereka adalah angkatan ke-4 untuk kelas khusus ini. Berikut ini nama-nama para calon mahasiswa dan karya ilmiahnya: 
 
  1. Salma Kamila Santosa (18 tahun) menulis skripsi yang berjudul “Kritik Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas terhadap Konsep Alam Barat”. Tahun 2023, Salma mempresentasikan makalahnya di Universiti Kebangsaan Malaysia dengan judul  “Jawaban Mustafa As-Siba’i atas Ahmad Amin terkait Kredibilitas Abu Hurairah r.a.” 
  2. Cut Aisyah Kinanti (17 tahun) menulis skripsi berjudul “Bahaya Dimensi Sekuler Keilmuan Barat”. Tahun 2023, Cut Aisyah mempresentasikan majalahnya yang berjudul “Kritik terhadap Pemikiran Abraham Geiger tentang al-Qur’an” di Universiti Kebangsaan Malaysia.
  3. Najda Khadijah Fadilla (19 tahun), menulis skripsi berjudul:  “Penelusuran Sekularisasi Istilah Ilmu dalam Bahasa Indonesia”. Najda pernah menulis makalah dengan judul: “Pesan Pendidikan Imam al-Ghazali: Kajian Kitab Bidayatul Hidayah”. Dan pada tahun 2023, Najda mempresentasikan makalahnya di Universiti Kebangsaan Malaysia dengan judul: “Isnad Dalam Tradisi Keilmuan Islam: Urgensi dan Relevansinya di Era Kontemporer”.
  4. Khalisah Inas Tsabita, pernah memberikan presentasi makalah di Malaysia dengan judul: “Peran Orang Tua dalam Membentuk Generasi Pemimpin Umat: Studi Komparasi antara Buya Hamka dan Syekh Said Ramadhan Al-Buthi.” 
  5. Abdullah Akrom menulis makalah sebagai tugas akhir dengan judul:  “Konsep Tauhid Dan Mujaddid”. 
  6. Afifah Kanzul Ummah, menulis makalah tugas akhir dengan judul “Peran Ibunda Para Ulama, Sahabat, dan Relevansinya dengan Zaman Sekarang”.
  7. Azizah Lautania menulis makalah tugas akhir berjudul: “Toleransi Sosial Umat Beragama Dalam Pandangan Islam”.
  8. Hamzah Fakhruddin, menulis makalah tugas akhir dengan judul:  “Konsep Ideal Pesantren Tahfidz”.
  9. Hanun Allamah Habibie, menulis makalah tugas akhir: “Biografi Kyai Maimoen Zubair: Ulama Yang Melahirkan Ulama”.
  10. Khadija al-Fadhila, menulis makalah tugas akhir: “Kesuksesan Seorang Murid: Pengalaman Mohammad Natsir dan Ahmad Hassan”.
  11. Rahma Cita menulis makalah dengan judul “Peran Siti Walidah Dalam Pendidikan Di Indonesia”. 
 
*****
 
Makalah para calon mahasiswa STID Mohammad Natsir tersebut telah dipresentasikan di hadapan para guru dan santri At-Taqwa, di pesantren atau sekolah lain, serta di hadapan orang tua. Mereka telah mendapatkan pendidikan selama 4-6 tahun di Pesantren At-Taqwa Depok dengan proses penanaman adab dan budaya literasi yang tinggi. 
 
Karena itulah, mereka senantiasa diharapkan agar melanjutkan kuliah di kampus yang benar-benar menerapkan konsep pendidikan tinggi yang sebenarnya, sebagaimana dicita-citakan oleh pendiri DDII, Mohammad Natsir. Yakni, mereka menempuh pendidikan integral, agar dapat menjadi manusia seutuhnya yang dapat melanjutkan perjuangan para nabi dan para ulama dengan baik. 
 
Tentu saja, para pimpinan DDII dan STID Mohammad Natsir menyampaikan terimakasih dan ucapan selamat kepada para mahasiswa dan orang tua mereka atas keberanian dan pengorbanan mereka dalam menempuh perjalanan mencari ilmu di tingkat Perguruan Tinggi. 
STID Mohammad Natsir adalah model kampus ideal, sesuai dengan konsep Universitas Ideal dalam Islam. Tujuannya jelas, yaitu membentuk manusia-manusia seutuhnya (al-insan al-kulliy/universal man). 
 
Di peringkat Perguruan Tinggi inilah,  jenjang pendidikan yang paling berat dalam menjaga iman, taqwa, dan akhlak.  Jebakan paham sekularisme dan materialisme ada dimana-mana. Setan-setan tak pernah lelah dan menyerah dalam berusaha menyesatkan kader-kader potensial umat Islam. 
 
Kita doakan, semoga para calon mahasiswa STID Mohammad Natsir tahun 2024 dapat meraih sukses dunia-akhirat. Semoga mereka menjadi penerus perjuangan para nabi, para ulama dan seluruh pejuang penegak kebenaran. Itulah jalan yang lurus; jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yang setiap hari kita berdoa agar Allah senantiasa menunjukkan jalan yang lurus itu. (Depok, 28 Juli 2024).

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086