Sebut At-Taqwa Depok Pesantren Pemikiran, Pengasuh Pesantren An-Nizamiyah Bogor: At-Taqwa Berhasil Lahirkan Para Pemikir Muda

Oleh: Razan Muhammad Ihsan (Santri PRISTAC - Setingkat SMA - Pesantren At-Taqwa Depok, 16 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Sambangi Pesantren Tahfizh Chaizarani Thahir An-Nizamiyah Bojonggede, Bogor, pada Sabtu (18/5/2024), tiga santri PRISTAC Pesantren At-Taqwa Depok kembali membentangkan makalah-makalahnya. Di antara ketiganya ada Fathiya Amani (16 tahun) dengan makalah berjudul “Kritik Imam Al-Ghazali terhadap Ulama Suu’ (ulama jahat)”, Muthia Hanif (16 tahun) yang menerangkan “Materialisme dalam Perspektif Islam: Qana’ah Sebagai Solusi”, dan Hamzah Fakhruddin (18 tahun) mengenai “Konsep Ideal Pesantren Tahfidz.”

Pengasuh An-Nizamiyah, Ustadz Nizamiyah Khatib, terkesan bahkan memuji mereka. Menurutnya, umat Islam sekarang kekurangan penulis dan pemikir karena tidak pernah dibiasakan oleh orang tua maupun guru-gurunya.

Ia pun mensyukuri upaya yang tidak mudah dari At-Taqwa dalam mendidik santri-santrinya untuk mau memikirkan masalah-masalah umat kemudian dituangkan berbagai ide dan solusinya dalam sebuah karya tulis ilmiah.

“Mereka yang hadir sekarang ini adalah al-mufakkirun (para pemikir). Karena usaha yang dilakukan At-Taqwa ini tidak mudah, ia layak disebut sebagai ma’had al-mufakkir (pesantren pemikiran,” tuturnya kepada puluhan santri An-Nizamiyah.

Ia juga berharap para santri An-Nizamiyah juga dapat menjadi penulis yang baik seperti para ulama hebat.

"Insya Allah para pemakalah ini akan menjadi para pemikir hebat di masa mendatang. Seperti para ulama yang hebat sebelum kita. Mudah-mudahan nanti santri an-Nizhomiyyah juga ada yang bisa menulis ilmiah seperti kakak-kakak pemakalah ini."

Ada pula santri An-Nizamiyah yang takjub dengan performa presentasi santri At-Taqwa, “takjub sih dengan presentasinya, soalnya saat mereka presentasi tidak gemetar dan materinya sangat berbobot, meskipun ada beberapa yang aku gak paham,” ungkapnya sambil tertawa kecil.

Fathiya, melalaui makalahnya, menyampaikan bahwa Imam Al-Ghazali amat perhatian terhadap dunia pendidikan dan amat keras terhadap ulama-ulama jahat yang hanya berorientasi harta duniawi. br>
“Imam al-Ghazali bahkan menyebut ulama semacam itu sebagai orang “kufur yang tidak berakal” karena lebih memilih dunia yang fana ketimbang akhirat yang kekal,” tegas Fathiya.

Muthia menerangkan bahwa pengaruh Barat kepada dunia saat ini sangat besar, terutama pemikiran-pemikiran mereka yang menyimpang dari Islam. Salah satu pemikiran Barat yang berhasil mempengaruhi sebagian umat Islam adalah Materialisme. Paham begitu memuja materi dan yang memandang dan mengukur segala sesuatu hanya berdasarkan materi saja.

“Paham ini sangat berbahaya bagi iman Islam. Maka saya membahas qana’ah sebagai salah satu solusinya. Diharapkan qana’ah atau sikap merasa cukup atas segala nikmat dapat mengatasinya,” ujarnya.

Sementara Hamzah menjelaskan bahwa sesungguhnya tujuan pendidikan dalam pesantren berbasis tahfizh tidak hanya melahirkan para penghafal Qur’an (hafizhul Qur’an) tapi juga para ulama yang menjaga Islam (hafizhul Islam). Ia mengajukan kurikulum TOP (Tanamkan Adab, Oetamakan Ilmu-ilmu Fardhu ‘Ain, dan Pilih Ilmu-ilmu Fardhu Kifayah yang Tepat dan Sesuai Kebutuhan Umat) dari Pembina Pesantren At-Taqwa Depok, Dr. Adian Husaini.

“Diharapkan dengannya pesantren tahfidz tidak hanya fokus melahirkan hafizh Qur’an 30 juz, tapi juga generasi ulama yang menjaga Islam agar senantiasa kokoh,” pungkasnya.

Pesantren Cahizarani Thahir An-Nizamiyah merupakan pesantren yang tergolong muda, yakni masih berusia dua tahun. Pondok ini terdiri dari tingkat tsanawiyah (SMP) dan ‘aliyah (SMA). Basis pesantren ini ialah tahfidz atau fokus menghafal Al-Quran dalam target tertentu. Lingkungan pondok ini juga cukup luas dan masih asri dengan banyak kebun serta masih dekat dengan permukiman warga.

Para santri PRISTAC adalah santri-santri tingkat SMA di Pesantren At-Taqwa Depok bernama PRISTAC (Pesantren for the Study of Islamic Thought and Civilization/Pesantren Pemikiran dan Peradaban Islam). Mereka harus menulis dan mempresentasikan makalah di hadapan pembimbing, guru, lembaga pendidikan di luar Pesantren At-Taqwa dan wali santri.

Tahun 2024 ini adalah angkatan PRISTAC keenam. Ada 40 makalah yang ditulis oleh para santri. Sejak tahun 2018, sudah lebih dari 100 makalah yang terhimpun dan ditulis oleh para santri. Inilah salah satu cara Pesantren At-Taqwa Depok dalam menanamkan adab terhadap ilmu dan budaya literasi di kalangan santri. (Editor: Fatih)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086