Santri At-Taqwa Paparkan Konsep Ideal Pesantren Tahfidz

Oleh: Abdullah Akrom Mubarak (Santri PRISTAC - Setingkat SMA - Pesantren At-Taqwa Depok)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Santri Pesantren At-Taqwa Depok, Hamzah Fakhrudin (18 tahun), memaparkan makalahnya yang berjudul “Konsep Ideal Pesantren Tahfidz” di Pesantren Tahfidz Karim bil Qur’an, Depok. Hamzah menjelaskan, sebaiknya pesantren tahfidz tidak hanya mencetak penghafal Qur’an (hafidzul Qur’an) saja, tapi juga penjaga Islam (hafidzul Islam).

“Pesantren tahfidz harus bisa melahirkan para ulama. Konsep ini menekankan akan urgensi dan penanaman adab serta penerapan maratibul ilmi atau klasifikasi ilmu berupa fardhu ‘ain dan fardhu kifayah secara tepat,” jelasnya (11/5/24).

Selain Hamzah, ada dua orang yang juga menyampaikan makalah penting lainnya. Partama, Andi Muflih (15 tahun) dengan judul “Konsep Wahyu Islam dalam Pandangan Orientalis: Studi Kritik dan Analitik”. Muflih memaparkan tentang kesalahan konsep penafsiran “wahyu an nafsiy” gagasan para orientalis. Sebab Al Quran memiliki konsep wahyu dan penafsiran tersendiri sehingga tidak dapat menggunakan penafsiran dari luar ajaran Islam.

Presentasi terakhir disampaikan oleh Ishom Qiwamul Umam (15 tahun) dengan judul makalah “Mendudukkan Istilah Tasawuf dan Tazkiyatun Nafs”. Ia menjelaskan mengenai masing-masing definisi dari setiap kata dan membuktikan bahwa ajaran tasawuf sudah ada dalam sejarah Islam dan termasuk ajaran Islam itu sendiri. Ishom menjelaskan penyebab-penyebab adanya orang-orang yang memisahkan antara tasawuf dan tazkiyatun nafs.

“Takiyatun nafs adalah bagian dan merupakan salah satu ajaran dari tasawuf. Sebab tasawuf, dengan ajaran yang mencakup pendidikan zahir dan penyucian jiwa, mencakup tazkiyatun nafs,” simpulnya dalam presentasi yang dilaksanakan ba’da Isya itu.

Saat sesi tanya jawab, santri-santri Karim bil Qur’an cukup antusias. Beberapa dari mereka melontarkan berbagai pertanyaan serta yang cukup kritis.

Karim bil Qur’an adalah salah satu lembaga tahfidz pimpinan Dr. KH. Ahmad Fihri. Pesantren ini berprinsip sebelum para santri menguasai dan benar dalam melafalkan tajwid Al Quran, mereka tidak boleh melanjutkan hafalan Quran terlebih dahulu. Setiap santri yang telah menyelesaikan hafalannya sebanyak satu juz, akan diuji dan diminta menjelaskan tentang tajwid dan makharijul huruf pada satu juz tersebut.

Para santri PRISTAC adalah santri-santri tingkat SMA di Pesantren At-Taqwa Depok bernama PRISTAC (Pesantren for the Study of Islamic Thought and Civilization/Pesantren Pemikiran dan Peradaban Islam). Mereka harus menulis dan mempresentasikan makalah di hadapan pembimbing, guru, lembaga pendidikan di luar Pesantren At-Taqwa dan wali santri.

Tahun 2024 ini adalah angkatan PRISTAC keenam. Ada 40 makalah yang ditulis oleh para santri. Sejak tahun 2018, sudah lebih dari 100 makalah yang terhimpun dan ditulis oleh para santri. Inilah salah satu cara Pesantren At-Taqwa Depok dalam menanamkan adab terhadap ilmu dan budaya literasi di kalangan santri. (*, Humas PP At-Taqwa).

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086