Sajikan Makalah di Ma'had al-Qur'an wal Hadits, Santri PRISTAC: Ini Silaturrahim Pendidikan dan Bagia dari Tradisi Keilmuan

Oleh: Khalid Aqil M. (Santri PRISTAC—Setingkat SMA—Pesantren at-Taqwa Depok, 15 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Sabtu pagi yang cerah, bertepatan dengan tanggal 27 Mei 2023, tiga santri PRISTAC melaksanakan presentasi makalah eksternal di Ma’had al-Qur’an wal Hadits Bogor. Santri yang diutus untuk menyajikan makalahnya adalah Yusuf Shalih dengan makalah berjudul “Perjuangan Syaikh Yusuf al-Maqassari dalam Menghadapi Kolonialisme di Nusantara”, Azra Rabbania Zulkarnaen dengan makalah berjudul “Kontroversi Childfree dalam Tinjauan Islam”, dan Rafael Zahira Ashary dengan makalah berjudul “Kritik terhadap Modernisme Barat dalam Tinjauan Universalisme Islam”.

Para penyaji juga didampingi para guru, yakni Ustadz Erickson dan Ustadz Ahmad Wildan serta tiga santri lain yang diamanahkan untuk memoderatori presentasi, dokumentasi, dan liputan. Yakni Denniz Syaikhani selaku moderator, Chamilla Yusuf selaku dokumentator, dan penulis sendiri, Khalid Aqil M. selaku peliput acara.  

Kegiatan ini tentu ditujukan untuk membangun silaturahmi antar lembaga pendidikan dan saling mengambil faidah juga tentunya. Para ulama sejak dahulu sudah membangun tradisi keilmuan dengan melakukan pertemuan dan mengambil faidah dalam majlis tersebut. Oleh karena itu pondok Pesantren at-Taqwa Depok melangsungkan kegiatan ini demi terciptanya dan terbangunnya tradisi keilmuan para ulama.

Acara dimulai pada sekitar pukul 08:45. Saya sendiri selaku santri yang ditugaskan untuk meliput merasa sangat tersanjung karena disambut dengan senyuman hangat para guru dan santri dari Ma’had al-Qur’an wal Hadits..

Tak perlu menunggu lama setelah kami sampai, MC dari santri senior dari Ma’had al-Qur’an wal Hadits membuka acara dengan basmalah. Kemudian pembacaan ayat suci al-Qur’an dan kata sambutan dari tuan rumah, yakni Kepala Sekolah tingkat MA, Ustadz Badaruddin Ismail, Lc. dilangsungkan. Dal

Dalam Sambutannya, Ustadz Badaruddin sangat mengapresiasi karya tulis para santri PRISTAC. Ia berharap santri Ma’had al-Qur’an wal Hadits juga harus bisa menulis. Ia berharap para santri dapat saling mengambil ibrah. “Sepertinya syarat kelulusan di sini harus kita tambah dengan menulis makalah seperti santri-santri at-Taqwa Depok,” ucapnya.

MC kemudian mempersilahkan moderator dari Pesantren at-Taqwa Depok untuk memimpin jalannya presentasi. Denniz lantas memimpin jalannya acara dengan melakukan pembukaan dengan mengenalkan Pesantren at-Taqwa Depok serta kurikulum dan program di dalamnya Setelah itu, moderator memulai pengenalan beberapa santri yang akan melakukan presentasi.

Saya sebenarnya merasa takjub dengan para santri Ma’had al-Qur’an wal Hadits yang bersemangat mengikuti acara. Contohnya adalah ketika mereka membawa buku catatan serta pena. Tak lupa mereka juga berpakaian rapih sebagai adab di dalam majlis ilmu. 

Penyaji pertama adalah Yusuf Sholih. Jalannya presentasi pertama dari Yusuf saya rasa sangat hikmat. Meskipun dalam keadaan formal, Yusuf menyelipkan beberapa humor yang membuat santri merasa tidak jenuh sebagai pendengar. Yusuf juga memaparkan materi mengenai perjuangan Syekh yusuf dengan sangat gamblang sehingga pendengar tidak perlu berfikir panjang untuk mencerna materi.

Acara kemudian diserahkan kepada moderator dan setelah itu presentator kedua, yakni Azra Rabbania menyajikan makalahnya tentang Childfree. Dalam presentasinya, saya rasa santri di sana belum banyak mendengar istilah tersebut. Sehingga, antusiasme mereka tak kalah dengan presentator pertama. Azra juga menjelaskan karya ilmiahnya dengan jelas dan tidak terbelit-belit.

Setelah presentator kedua, moderator kemudian memanggil presentator ketiga sekaligus terakhir, yakni Rafa Elzahira dengan makalahnya mengenai modernisme Barat dalam pandangan Islam. Tak kalah dengan presentator pertama dan kedua, audiens sangat antusias dengan mencatat dan mendengar.

Setelah jalannya presentasi dengan tiga pemateri, moderator kemudian membuka pertanyaan kepada para santri. Saya sendiri sekali lagi dibuat takjub, dari mereka banyak sekali yang mengacungkan tangan berniat untuk bertanya. Sampai ternyata pertanyaan sudah cukup banyak, moderator membuat keputusan dengan mempersilahkan terlebih dahulu para presentator untuk menjawab.

Yusuf, Azra, dan Hira juga terlihat menguasai materi. Mereka bertiga menjawab pertanyaan para audiens dengan singkat, padat, dan jelas. Yusuf ditanya mengenai tasawuf dan thariqat. Azra ditanya mengenai perbedaan KB dan Childfree. Rafa dengan pertanyaan yang ditujukan kepadanya mengenai cara menanggapi sikap dari sahabat sendiri yang menghina kita kudet (kurang update) jika tidak menggunakan produk Barat. Mereka bertiga menjawabnya dengan jelas.

Tak hanya itu, dikarenakan rasa keingintahuan yang besar dari para audiens, maka dibuka pula sesi ke dua dari tanya jawab. Di sesi kali ini pun mereka tetap semangat dan antusias untuk bertanya. Hingga sampai kira-kira tujuh pertanyaan, moderator mengakhirinya dengan mempersilahkan presentator menjawab. 

Setelah sesi tanya jawab, moderator kemudian mengakhiri tugasnya mempimpin jalannya presentasi dengan salam. MC Ma’had Quran wal Hadits memimpin kembali acara dan mempersilahkan Ustadz Ahmad Wildan selaku pendamping kami dan juga alumni Ma’had Qur’an wal Hadits untuk menyampaikan sepatah dua patah kata penutup.

Dalam epilognya, Ustadz Ahmad Wildan menyampaikan betapa pentingnya menjaga dan membentengi diri dari pengaruh buruk Pemikiran Barat. Sekularisme yang menjalar di masyarakat sering dianggap hal yang biasa. Ia juga menjelaskan pula konsep sesat pluralisme agama yang telah banyak dianut masyarakat dan dianggap itu adalah sebuah kebenaran. Ia juga memberi pesan kepada adik-adik angkatannya untuk terus semangat dalam belajar. Harus rela berjuang dan berani capek dalam belajar. Ustadz Ahmad Wildan menyampaikan hal tersebut dengan semnagat membara bagai seorang aktivis.

Setelah penyerahan kenang-kenangan, tak perlu tunggu lama, MC kemudian menutup acara dengan doa kafaratul majlis dan juga hamdalah. Saya selaku peliput merasa sangat senang mengikuti jalannya acara presentasi di sana. Saya bisa mengambil faidah dari antusiasme para para santri yang mengikuti acara. Saya juga bisa mengambil hikmah mengenai tenang dan gamblangnya penjelasan dari para penyaji makalah.

Pada intinya, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk terbangunnya silaturrahmi antar lembaga pendidikan. Banyak faidah yang bisa diambil dari kegiatan ini, yakni untuk melestarikan silaturrahim dan tradisi keilmuan dalam Islam.

Presentasi di Ma’had al-Qur’an wal Hadits ini adalah sesi pertama dari program presentasi Santri PRISTAC 2 ke luar pondok (eksternal). Berikutnya, santri-santri lain dengan makalah-makalahnya juga akan melaksanakan presentasinya di beberapa pesantren seperti Pesantren Madinatul Qur’an, Pesantren Modern ar-Ridho Sentul, dan Pesantren Hidayatullah Depok. Wallahu a’lam bish Shawwab. (Ericsson/Wildan/Ahd.).

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086