Santri SMA Ini Dinyatakan Lulus dengan Skripsi Berjudul, “Peran Ulama Dalam Perkembangan Bahasa Melayu”

Oleh: Fikri Shafin Fadhil (Santri SMA At-Taqwa Depok, 16 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Skripsi menjadi tugas akhir santri SMA At-Taqwa Depok. Umar Faqih, santri asal Depok, dinyatakan lulus setelah mempresentasikan skripsinya yang berjudul “Peran Ulama Dalam Perkembangan Bahasa Melayu di hadapan Dr. Suidat dan Ericson Ziyad, dua guru Pesantren yang menaruh perhatian pada literatur Melayu. 

Diawal Faqih menjelaskan urgensi bahasa yang mencerminkan alam pikiran individu hingga sebuah peradaban. Bahasa Melayu merupakan salah satunya. “Namun sayangnya bahasa Melayu sudah mulai dilupakan dan dipandang sebelah mata, bahkan tidak sedikit pelajar atau cendekiawan yang salah memahami sejarah bahasa Melayu. 

Penelitian Faqih dilatarbelakangi satu anggapan bahwa bahasa Indonesia berasal dari Sansekerta juga adanya pengaruh kolonial dalam kesusteraannya. Padahal bahasa Melayu atau Indonesia banyak dijiwai muatannya denga ajaran Islam. 

Dalam penelitiannya itu, santri 18 tahun itu mencatat 3 ulama yang berpengaruh dalam pengembangan bahasa Arab Melayu. Ketiga ulama itu ialah:

Pertama, Hamzah Fansuri, ulama yang mempelopori sastra Melayu baru seperti gaya penulisan, dan ia yang mengenalkan syair yang sebelumnya belum ada. 

Kedua, Nuruddin Ar-Raniri, seorang ulama yang dengan karya-karyanya berhasil memperkaya kosakata Melayu, dan menghadirkan satu budaya ilmu di Alam Melayu. Karyanya lebih dari 30 dalam berbagai disiplin ilmu, seperti akidah, fikih dan tasawuf. 

Ketiga, Raja Ali Haji, sosok yang menulis kitab tata bahasa Melayu sehingga bahasa ini dapat lebih terstruktur dan terjaga. 

Di akhir, Faqih menyoroti bagaimana Islam memberi pengaruh pada bahasa Arab Melayu. Menurutnya ada dua aspek yang menjadi pembeda setelah Arab Melayu bersentuhan dengan Islam. 

“Pertama, bahasa Arab Melayu semakin terstruktur dan memiliki susunan tata bahasa formalnya sendiri. Kedua, banyaknya penambahan kosakata dalam bahasa Melayu yang bukan hanya terlihat pada agama, tetapi juga dalam berbagai bidangnya seperti administrasi, ekonomi serta politik. Sebut saja kata musyawarah, siyasat dan lain sebagainya yang banyak kita jumpai,” jelasnya

Ust Erikson berharap skripsi Faqih dilanjutkan sebagai antitesis terhadap tuduhan para Orientalis yang menggelapkan banyak sejarah kita atau masih tersimpan. Melihatm asih banyak sekarang orang memandang Bahasa Melayu sebelah mata.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086