Pekan Terakhir di Pandaan yang Penuh Kenangan
Oleh: Faza Zaki el-Hakim (Santri PRISTAC 1A – Pesantren at-Taqwa Depok, 14 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Waktu berjalan begitu cepat, hingga mengantarkan kami, santri Pesantren at-Taqwa Depok sampai di pekan terakhir kami di Pandaan. Banyak hal yang telah berlalu. Seluruhnya akan tetap menjadi kenangan manis yang tidak akan bisa terkikis. Sedih dan bahagia kami lewati bersama, hingga menuntun kami pada kesimpulan singkat, yaitu semua ini kami lakukan demi menuntut ilmu yang mulia.
Pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal 1444 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 8 Oktober 2022 sampai tanggal 10 Oktober 2022, kami santri at-Taqwa mengikuti kegiatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ yang telah menjadi tradisi masyarakat yang berada di daerah Pandaan. Tradisi ini telah berlangsung sejak zaman kehidupan kakek dari Ustadz Kholili Hasib (pengasuh Madrasah as-Sunnah). Adapun yang menjadi latar belakang dari adanya tradisi “maulid keliling†ini adalah, karena memang sudah menjadi kebiasaan dan budaya baik bagi masyarakat di Pandaan dan sekitarnya.
Pada tanggal 9 Oktober 2022 kami mengikuti kegiatan maulid Nabi Muhammad ﷺ yang diadakan di Mushalla Bait ar-Rahiim, mulai ba’da Maghrib hingga pukul 20:30. Dalam kegiatan tersebut juga diramaikan dengan penampilan hadroh yang ditampilkan oleh kelompok Pandaan bershalawat. Adapun kelompok Pandaan bershalawat ini sudah berdiri sejak tahun 2014. Acara maulid yang diadakan di Mushalla Bait ar-Rahiim ini juga disiarkan langsung ke salah satu channel televisi yang bernama “BS TV†dan juga di channel youtube Pandaan bershalawat itu sendiri. Dalam acara maulid Nabi Muhammad ﷺ itu juga dihadiri oleh 6 Habaib, yang bernama: Habib Husain Al-Haddad, Habib Ahmad bin Hasan Ba’qil Assegaf, Habib Salim bin Muhammad Maulahela, Habib Umar bin ‘Ali Al-Haddad, Habib ‘Abdullah bin Asad Sahab, Habib ‘Ali Ridha Al-Kahf.
Esoknya hari Senin tanggal 10 Oktober 2022, kami santri at-Taqwa mengikuti pelaksanaan Maulid Nabi di Mushalla Kyai ‘Ali yang berada di daerah Kali Tengah. Tetapi sebelum itu, pada waktu ba’da Ashar kami mengikuti kajian rutin Habib Ahmad bin Hasan Ba’qil Assegaf yang selalu diadakan pada hari Senin mengkaji kitab Riyadh ash-Shalihiin, yang saat itu sedang membahas seputar jenazah. Dalam salah satu penjelasannya, Habib Ahmad menceritakan satu kisah singkat tentang manfaat doa bagi jenazah yang mengundang tawa para hadirin tetapi juga penuh dengan hikmah, kisah tersebut menceritakan tentang:
Zaman dahulu ada seorang yang bersikeras berpendapat bahwa do’a tidak bisa dirasakan bagi orang yang sudah wafat. Dia mengatakan bahwa setelah seseorang wafat maka seluruh urusannya ia sendiri yang menanggung. Ia menyertakan pendapatnya itu dengan beberapa dalil dari Al-Qur’an. Pendapat orang tersebut pun ditentang keras oleh seorang Ahli Sunnah wal Jama’ah yang saat itu berada di dekat tempat itu. Setelah mendengarkan seluruh omongan dari orang tersebut, Ahli Sunnah itu pun mengatakan: “Baiklah, kalau begitu aku akan mendo’akanmu agar masuk neraka setelah engkau wafat nantiâ€, setelah mendengar perkataan Ahli Sunnah itu, orang tersebut pun marah dan tentunya meminta agar Ahli Sunnah itu tidak melakukan hal tersebut. Setelah itu orang tersebut pun bertaubat dan Allah ï·» pun menghendakinya untuk kembali ke jalan yang benar.
Setelah mengikuti kajian kitab Riyadh ash-Shalihiin itu barulah kami (santri Ikhwan) berangkat menuju tempat Maulid Nabi di Mushalla Kyai ‘Ali di daerah Kali Tengah. Kami berangkat pada waktu menjelang Isya’ menggunakan satu mobil Pick up. Sesampainya di sana kami langsung melaksanakan shalat Isya’, sekaligus menuggu acara berlangsung. Maulidan tersebut dimulai dengan pembacaan shalawat oleh tim Pandaan Bershalawat dengan sangat meriah. Minuman dan makanan pun tak lupa untuk dibagikan kepada masyarakat yang hadir untuk ikut meramaikan acara tersebut. Setelah pembacaan shalawat yang juga disiarkan langsung di siaran “BS TVâ€, acara tersebut juga ditutup oleh Habib Ahmad bin Hasan Ba’qil yang menyampaikan beberapa nasihat yang juga berhubungan dengan acara maulid tersebut. Kemudian acara itupun kami ikuti hingga selesai pada pukul 21:30.
Keesokan harinya kami, santri Pesantren at-Taqwa melakukan kegiatan belajar seperti biasanya sesuai dengan jam jadwal. Mengikuti maulid berturut-turut menjadi pengalaman berharga dan bermanfaat bagi kami. Inilah kenangan kami di Pandaan, sebuah kenangan yang berharga dan penuh makna. (Ahd.)