Pakar Filsafat Islam Ini Memuji Skripsi Santri At-Taqwa
“Lulus dengan hasil memuaskan,” ucap dosen At-Taqwa College (ATCO) sekaligus pakar Filsafat Islam, Dr. Syamsuddin Arif dalam sidang skripsi mahasantri ATCO Cut Aisyah Kinanti (17 tahun) yang berjudul “Bahaya Dimensi Sekuler Keilmuan Barat”.
Sebagaimana yang dikemukakan Syed Muhammad Naquib al-Attas, di antara masalah internal yang dihadapi umat Muslim saat ini adalah masalah keilmuan (confusion of knowledge). Bukan dikarenakan kejahilan, tetapi karena ilmu yang kita pelajari telah dimasuki unsur-unsur Barat Sekuler.
Menurut Cut, dimensi disenchantment of nature (menghilangkan aspek metafisik dan sakralitas dari alam semesta) dalam proses sekularisasi telah berimplikasi pada penghapusan aspek metafisik dalam dunia keilmuan, hingga objek ilmu hanya berkisar pada ranah fisik dan hanya dapat diterima jika dapat terindra oleh manusia.
Deconsecration of values (meniadakan nilai-nilai agama dan ketuhanan), dimensi lain dalam proses sekularisasi, juga telah menyebabkan relativisasi kebenaran, sehingga tidak ada nilai yang bersifat mutlak dalam kehidupan dan agama pun dihapus dari ranah epistemologis, digantikan oleh rasio dan empiris manusia yang berujung pada pendewaan manusia.
Dimensi sekuler keilmuan Barat sejatinya memang berbahaya jika kita terima begitu saja. Dengan demikian, Cut menegaskan bahwa bahaya tersebut harus diperhatikan dan diwaspadai. Keilmuan Barat masih dapat bermanfaat pada kita selama diterima dengan kritis, bukan mentah-mentah.
Cut Aisyah adalah salah satu mahasantri At-Taqwa College (ATCO) tingkat akhir Pesantren At-Taqwa Depok. Ia harus menulis dan melaksanakan sidang skripsi di hadapan dua penguji (dosen ATCO) sebagai syarat kelulusan.
Tahun 2024 ini adalah angkatan ATCO keempat. Ada 11 skripsi yang ditulis oleh para mahasantri. Sejak tahun 2021, sudah sekitar 50 skripsi yang terhimpun dan ditulis oleh mereka dan mahasantri angkatan sebelumnya. Inilah salah satu cara Pesantren At-Taqwa Depok dalam menanamkan adab terhadap ilmu dan budaya literasi di kalangan santri.