Mensyukuri 25 Tahun Perjalanan at-Taqwa Depok

Oleh: Azra Rabbania
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Siang ini, tepat pukul 13.27 WIB, acara Tasyakur 25 Tahun dan Grand Launching Perguruan at-Taqwa Depok mulai dilaksanakan. Di bawah naungan mendungnya langit, diiringi hembusan angin dan rintik halus hujan acara Grand Launching 25 Tahun Perguruan At-Taqwa Depok berjalan dengan lancar.

Acara resmi dibuka bersamaan dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh santri Muhammad Khalid Aqil, kemudian dilanjut dengan menyanyikan Mars At-Taqwa. Acara ketiga yaitu sambutan yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim sebagai perwakilan Yayasan Pendidikan at-Taqwa.

Ustadz Hakim menyampaikan sedikit kilas balik memori dalam mendirikan Pondok Pesantren at-Taqwa. Yakni memori ketika mendapat tanah wakaf yang ditujukan untuk mendirikan Pesantren at-Taqwa Depok. Suatu hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Ustadz Hakim menyebut beberapa nama yang boleh dibilang berjasa dalam proses mendirikan Pesantren at-Taqwa Depok. Nama-nama itu disebut ‘muhsiniin’ yang berarti orang-orang yang berbuat baik.

Acara dilanjutkan dengan penayangan video rekam sejarah at-Taqwa yang kemudian dijelaskan oleh Ustadzah Megawati Zainuri. Setelah video berakhir Bu Mega—demikian ia biasa disapa—mulai menceritakan kenangan kelahiran at-Taqwa. Diceritakan bahwa awalnya, at-Taqwa adalah sebuah nama TPQ. Saat itu sekitar tahun 1996/1997. Kemudian saat tinggal di Komplek Timah, Cimanggis, Bu Mega mulai merintis kembali TPQ di depan rumahnya yang menjadi sebuah ladang dakwah bagi Umi Mega.

Tidak ingin berhenti di TPQ, Bu Mega memulai perjuangannya dalam mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak. Saat itu di sekitar Komplek Timah terdapat dua TK yang cukup menonjol. Namun sayangnya, biaya untuk sekolah TK sangat tinggi. Tahun 2000 Bu Mega berhasil mengumpulkan 50 anak yang menjadi calon siswa di TK. Nama at-Taqwa dipilih sebagai nama TK untuk menyamakan nama TPQ sebelumnya. TK at-Taqwa berkembang menjadi TK bergengsi dengan biaya yang relatif terjangkau.

Setelah berhasil mendirikan TK, Ustadz Adian mengusulkan untuk mendirikan SD. Suatu keinginan yang terdengar mustahil sebab saat itu mereka tidak memiliki lahan, yang digenggam hanya tekad. Berbekal tekad yang kuat itu, SD at-Taqwa yang awalnya bernama Attaqwa Qur'anic School (kemudian menjadi Pesantren Adab dan Ilmu, PADI) mulai terwujud.

Tahun 2008, TK at-Taqwa mendapat akreditasi A. Bahkan salah satu prestasi yang disebutkan Bu Mega adalah TK at-Taqwa termasuk 10 besar se-Depok. Tahun 2014 ketika lulusan Attaqwa Qur'anic School melahirkan lulusan pertamanya, Ustadz Adian Husaini mulai merintis pendirian pesantren. Persoalannya sama: tidak memiliki lahan. Perjuangan itu akhirnya dimulai dengan bantuan dana untuk menyewa ruko tiga lantai yang dijadikan pondok.

Saat itu ada sekitar sembilan santri awal. Maka para santri ini sering disebut sebagai "Santri Songo". Pada pendirian pesantren inilah, Dr. Muhammad Ardiansyah mulai bergabung dan menjadi pengasuh utama pesantren. Hingga akhirnya Pesantren at-Taqwa mendapat wakaf lahan di Cilodong. Dari sejarah pesantren inilah, kemudian lahir Shoul Lin al-Islami (setingkat SMP), PRISTAC (2016, setingkat SMA), dan Attaqwa College (2018, setingkat Pesantren Tinggi). 

Setelah penjelasan kronologis selama 25 tahun perjalanan at-Taqwa yang disampaikan Bu Mega, Ustadz Muhammad Ardiansyah selaku Mudir menyampaikan ibrah dan kesimpulan dari penjelasan sebelumnya. Menurut Ustadz Ardi, at-Taqwa bisa mencapai usia 25 tahun, yang pertama, karena keikhlasan. Sebab niat yang ikhlas berperan penting dalam keberhasilan sesuatu. Setelah ikhlas, kita harus Yakin. Dalam hal ini, Ustadz Adian yakin dengan konsep yang diusungnya. Dengan yakin, sembari dijalani akan mendapat 'ainul yaqin, sampai dapat mencapai haqqul yaqin. Untuk mencapai tujuan, rasa ikhlas dan yakin harus dilengkapi dengan Keberanian. Rasa berani yang bukan hanya dimiliki beberapa orang saja, namun seluruh pihak yang terlibat harus memiliki perpaduan ketiga rasa ini.

Keempat, yang harus dimiliki adalah rasa Cinta. Kita harus cinta dengan tempat kita belajar dan tugas kita. Dengan cinta segala kendala dan kesulitan menjadi mudah. “Kalian sebagai santri hari ini, cintai apa yang kalian jalani,” demikian pesannya juga kepada para santri yang mengikuti acara itu. Kemudian yang kelima adalah Sabar. Hari ini kita tidak bisa menjalani apapun tanpa kesabaran. Angka 25 yang diraih At-Taqwa didapat bukan tanpa kesabaran. Terakhir, kata Ustadz Ardi, “Jangan lupa banyak do’a.” Inilah yang keenam, yakni Do'a. Tanpa pertolongan Allah SWT, semua ini tidak akan terjadi. Tanpa pertolongan Allah mungkin at-Taqwa hanya akan sampai di jenjang Taman Kanak-Kanak. 

Selanjutnya giliran Ustadz Adian Husaini menyampaikan pesan-pesan tasyakurnya. Pada kesempatan ini Ustadz Adian meyakinkan konsep perguruan tinggi yang justru merupakan unsur yang paling penting. Katanya, 25 persen mahasiswa Amerika bekerja di luar bidangnya. Kata Menteri Pendidikan, 80 persen warga Indonesia bekerja diluar bidangnya. “Gak usah khawatir akan masa depan. Selama kita ikhlas dan tetap menuntut ilmu. Tanpa menafikan kita harus menyiapkan profesionalitas.” Itulah relevansinya bagi Perguruan at-Taqwa.

Sampailah pada akhir acara yaitu launching logo 25 tahun At-Taqwa yang digarap oleh Ustadz Bana dan Tim. Logo ini memiliki filosofinya sendiri, yang dipaparkan oleh Ustadz Indra. Katanya, logo ini berupa satu tarikan saja, yang berbentuk seperti huruf ya’ dalam huruf hijaiyah. Dari ujung kiri melambangkan permulaan perjalanan at-Taqwa yang telah mengalami pasang surut selama 25 tahun hingga sampai di ujung kanan.

Bersama Ustadz Bana, Ustadz Indra juga menyampaikan berbagai agenda yang menyemarakkan 25 tahun perjalanan at-Taqwa dari bulan Januari sampai Juni. Berikut agenda-agenda tersebut yang beberapa dapat diikuti secara umum: 1) Grand Launching pada bulan Januari yang kemudian akan segera diikuti; 2) Seminar Sejarah pada bulan yang sama. Di bulan Februari nanti ada; 3) Workshop Internasional Bahasa Jawi. Menjelang Ramadhan akan diadakan; 4) Tarhib Ramadhan dan Reuni Akbar seluruh alumni at-Taqwa. Di bulan Juni; 5) Wisuda Akbar seluruh jenjang Perguruan at-Taqwa.

Sebelum memimpin do’a, Ust. Suidat menyampaikan sedikit filosofi spontannya ketika melihat logo 25 tahun at-Taqwa. Katanya, 25 tahun ini diartikan dengan 25 tahun masa kenabian. Nabi Muhammad SAW merintis pondasi keislaman. Sama seperti semua pihak yang terlibat dalam menidrikan at-Taqwa. Setelah pengambilan dokumentasi acara ditutup pada pukul 16.07 diiringi dengan do’a dan harapan agar Perguruan at-Taqwa senantiasa membersamai umat dalam dunia pendidikan. (Ahd.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086