Menggores Tinta, Mengukir Cerita (Liputan Pekanan Santri selama Belajar di Pandaan dalam Rihlah Ilmiah 2022 - #1)

Oleh: Furaiqa Az Zahra (Santriwati PRISTAC 1 - Pesantren at-Taqwa Depok, 14 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Seminggu di Pandaan, banyak pengalaman baru yang kami dapatkan; mulai dari interaksi dengan masyarakat sekitar, menambah keterampilan baru, dan masih banyak lagi. Setiap hari, kami bangun jam tiga pagi untuk sholat Tahajjud di aula Madrasah as-Sunnah Pandaan, lalu sholat Shubuh berjamaah dipimpin Ustadz Kholili atau Ustadz Baihaqi, wirid pagi bersama, dilanjut tilawah al-Qur’an.

Setiap pagi, kami jalan-jalan mengelilingi kampung, mencari tempat-tempat baru, cuci piring, membantu masak di dapur. Pernah suatu pagi, kami pergi ke pasar untuk membeli buah. Jaraknya lumayan jauh dari asrama kami. Di pasar, kami menemukan kue-kue tradisional yang dijual dengan harga yang murah. Setelah membeli buah dan beberapa kue, kami pulang ke asrama dan makan kue bersama-sama.

Kami belajar 3 sampai 4 kali dalam sehari, jika tidak ada pelajaran tambahan. Banyak ilmu yang kami dapatkan di sini, dari fiqih, aqidah, adab, dan ilmu lainnya. Setiap waktu sholat tiba, kami pergi ke Mushola Nu’man untuk sholat berjamaah di sana. Kami juga mengikuti kajian tafsir yang diadakan setiap hari Sabtu setelah sholat Maghrib. Meskipun penjelasannya dengan Bahasa Jawa, kami tetap berusaha untuk memahami apa yang disampaikan. Namun sangat disayangkan, hanya beberapa anak muda yang mengikuti kajian tersebut.

Ketika kami sedang bersalaman dengan masyarakat yang sholat di mushola, ada seorang nenek bertanya, ”Berapa lama di sini?” Saya pun menjawab, ”satu bulan, bu.” Nenek itu pun tersenyum, ”Alhamdulillah”. Saya yang mendengarnya pun ikut senang dengan respon tersebut. Respon masyarakat sekitar sangat baik.

Kegiatan yang sangat menarik bagi kami di sini, adalah belajar hadroh. Tidak hanya laki-laki, tapi anak perempuan pun bisa main hadroh dengan lihai. Hal ini menjadi kesempatan kami (santri akhwat), untuk belajar hadroh. Kami pun membuat sebuah tim hadroh yang terdiri dari vocal, bass, tam, hadroh, kalti, dengan Pak Abdullah sebagai pelatihnya. Mungkin hal tersebut adalah hal biasa bagi santri Ikhwan, tapi itu hal yang sangat luar biasa bagi santri akhwat, berhubung kami tidak pernah belajar hadroh di pondok, dan hanya bisa mendengarkan. Kami latihan setiap waktu kosong di malam hari. 

Tidak hanya belajar hadroh, kami juga belajar merajut bersama Ummi Wawa. Setiap ruangan di asrama dipenuhi dengan orang-orang yang sibuk merajut. Hampir setiap waktu kosong kami isi dengan merajut. Mulai dari merajut dompet, tas mukena, gantungan kunci, dan lain-lain. Setiap selesai satu langkah, Umi Wardah dan Umi Wawa akan mengajari kami pola baru, hal itu sangat menyenangkan.

Di Pandaan, saya sadar bahwa ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari lingkungan sekitar. Seperti, kebiasaan masyarakat di sini yang sangat menghormati azan. Masyarakat akan menghentikan aktivitas untuk mendengar dan menjawab azan. Dari situ, saya semakin sadar untuk mendengar dan menjawab azan dengan seksama. Wallahua’lam bishawab. (Ahd.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086