Mahasantri ATCO Jawab Problem Inferiority Complex dalam Tubuh Umat Islam

Oleh: Humas At-Taqwa Depok
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Di era modern seperti ini Barat sangat mendominasi kehidupan di dunia, membuat sebagian masyarakat kini berusaha keras menjadikan Barat sebagai model dalam segala hal. Mulai dari pakaian, gaya hidup, pola makan, sampai kepada hal yang sangat fundamental sekalipun yang merasa malu dengan identitas keislamannya, dan tidak ragu untuk meninggalkan keimanannya demi terlihat keren dan totalitas dalam mencontoh Barat.

Arus globalisasi yang semakin kuat, membuat sebagian dari kalangan muslim yang tidak tahan untuk menjaga dirinya, dan malah terbuai dengan kesenangan yang disajikan oleh Barat. Hal ini memberikan dampak negatif pada kerusakan moral seseorang. Kehilangan sosok teladan, menjadikan dirinya kehilangan jati dirinya sebagai seorang Muslim.

Hal ini diuraikan oleh mahasantri At-Taqwa College, Jamilah Afifah Rahmah (17 tahun) dalam skripsinya yang ia beri judul “Inferiority Complex Di Kalangan Muslim: Sebab dan Penanganan”.

Dalam sidang skripsinya pada Rabu (12/6/24), Jamilah menerangkan, bahwa Inferiority atau perasaan rendah diri ini muncul dalam diri seseorang disebabkan adanya tiga hal yakni “ghazwul fikri”, pemisahan dunia dan agama, serta kurangnya memahami mengenai hakikat diri dan tujuan penciptaannya.

Hal ini pun terjadi dalam internal maupun eksternal, dan dari tiga penyebab tersebut penanganan dalam Islam mengenai perasaan rendah diri ini diperlukan untuk mempelajari kembali sejarah Islam serta kontribusi Islam kepada Dunia, memahami relasi peran agama dalam kehidupan, dan mengenali diri secara betul akan hakikat dan tujuan dirinya diciptakan.

Sebagai penguji, Ustadz Khayrur Rijal M.Phil, dan Ustadz Reza Pratomo M.E. memberikan tanggapan yang baik kepada Jamilah serta memberikan pesan bahwa dalam mengkaji sejarah Islam diperlukan dengan adanya Pandangan Islam agar dapat menjadi bangga bahwa Islam pernah memimpin dunia.

Jamilah Afifah adalah salah satu mahasantri At-Taqwa College (ATCO) tingkat akhir Pesantren At-Taqwa Depok. Ia harus menulis dan melaksanakan sidang skripsi di hadapan dua penguji (dosen ATCO) sebagai syarat kelulusan.

Tahun 2024 ini adalah angkatan ATCO keempat. Ada 11 skripsi yang ditulis oleh para mahasantri. Sejak tahun 2021, sudah lebih dari 50 skripsi yang terhimpun dan ditulis oleh mereka dan mahasantri angkatan sebelumnya. Inilah salah satu cara Pesantren At-Taqwa Depok dalam menanamkan adab terhadap ilmu dan budaya literasi di kalangan santri.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086