Hadiri INSISTS Saturday Forum, Mahasiswa ATCO Fahami Khidmah al-Ghazali dalam Ilmu Hadits
Oleh: Najda Khadijah Fadhillah (Mahasantri ATCO - Tingkat Pesantren Tinggi - Pesantren at-Taqwa Depok, 18 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Sabtu, 17 Juni 2023, Mahasantri At-Taqwa College Tingkat 1 menghadiri INSISTS Saturday Forum (INSAF) di Kalibata, Jakarta Selatan. Menyongsong pagi, pukul delapan kami bertolak dari Pesantren at-Taqwa Depok, menuju Kantor INSISTS dengan KRL.
Pemateri INSAF kali ini adalah Al-Ustadz Dr. Muhammad Ardiansyah, guru kami, juga Mudir Pondok Pesantren at-Taqwa Depok. Topik yang diangkat adalah “Khidmah Imam Al-Ghazali Terhadap Hadits Nabi SAWâ€. Materi ini sempat beliau sampaikan di Malaysia pada sebuah Seminar tentang al-Ghazali di Putrajaya, Malaysia di awal Ramadhan lalu.
Di awal, Ustadz Ardi - begitu kami menyapanya - mengatakan bahwa topik ini ibarat “tahalli" (berhias) setelah melakukan takhalli (penjernihan) dalam buku bertajuk Otoritas Al-Ghazali dalam Ilmu Hadits. Dalam arti, setelah menepis tuduhan miring atas Al-Ghazali, kini saatnya menghiasi sang Imam dengan kemampuannya dalam ilmu hadits. Sebab setelah menelaah berbagai kitab al-Ghazali, Ustadz Ardi mendapati bahwa memang begitu banyak bentuk khidmatnya terhadap hadits Nabi.
Ada dua belas poin yang menguatkan bagaimana antusias al-Ghazali dalam Ilmu hadits, di antaranya; mempelajari ilmu hadits dari ulama yang berwibawa, menghimpun banyak hadits dalam karya-karyanya, menjadikan hadits dengan pemahaman yang mendalam, membetulkan riwayat hadits yang salah dan tentunya istiqamah dalam mengamalkannya. Poin-poin ini pun akan terus bertambah seiring penelaahan yang masih dilakukan Ustadz Ardi.
Dari berbagai poin yang dijelaskan, jelaslah bahwa al-Ghazali mengambil peran yang cukup besar dalam ilmu hadits. Meski begitu, tentu tidak bisa dikatakan bahwa tingkatannya sama dengan Imam al-Bukhari yang memang dikenal sebagai Imam dalam bidang Hadits.
Sebagai tambahan, Ustadz Ardi berpandangan bahwa meskipun al-Ghazali tak disebut sebagai muhaddits di kalangan ulama, rasanya gelar Khadim al-Hadits maupun Khadim as-Sunnah pantas disematkan padanya, karena khidmahnya terhadap hadits yang istiqamah hingga akhir hayatnya jelas tak bisa diabaikan.
Pemateri INSAF kali ini adalah Al-Ustadz Dr. Muhammad Ardiansyah, guru kami, juga Mudir Pondok Pesantren at-Taqwa Depok. Topik yang diangkat adalah “Khidmah Imam Al-Ghazali Terhadap Hadits Nabi SAWâ€. Materi ini sempat beliau sampaikan di Malaysia pada sebuah Seminar tentang al-Ghazali di Putrajaya, Malaysia di awal Ramadhan lalu.
Di awal, Ustadz Ardi - begitu kami menyapanya - mengatakan bahwa topik ini ibarat “tahalli" (berhias) setelah melakukan takhalli (penjernihan) dalam buku bertajuk Otoritas Al-Ghazali dalam Ilmu Hadits. Dalam arti, setelah menepis tuduhan miring atas Al-Ghazali, kini saatnya menghiasi sang Imam dengan kemampuannya dalam ilmu hadits. Sebab setelah menelaah berbagai kitab al-Ghazali, Ustadz Ardi mendapati bahwa memang begitu banyak bentuk khidmatnya terhadap hadits Nabi.
Ada dua belas poin yang menguatkan bagaimana antusias al-Ghazali dalam Ilmu hadits, di antaranya; mempelajari ilmu hadits dari ulama yang berwibawa, menghimpun banyak hadits dalam karya-karyanya, menjadikan hadits dengan pemahaman yang mendalam, membetulkan riwayat hadits yang salah dan tentunya istiqamah dalam mengamalkannya. Poin-poin ini pun akan terus bertambah seiring penelaahan yang masih dilakukan Ustadz Ardi.
Dari berbagai poin yang dijelaskan, jelaslah bahwa al-Ghazali mengambil peran yang cukup besar dalam ilmu hadits. Meski begitu, tentu tidak bisa dikatakan bahwa tingkatannya sama dengan Imam al-Bukhari yang memang dikenal sebagai Imam dalam bidang Hadits.
Sebagai tambahan, Ustadz Ardi berpandangan bahwa meskipun al-Ghazali tak disebut sebagai muhaddits di kalangan ulama, rasanya gelar Khadim al-Hadits maupun Khadim as-Sunnah pantas disematkan padanya, karena khidmahnya terhadap hadits yang istiqamah hingga akhir hayatnya jelas tak bisa diabaikan.