Gelar Seminar Kristologi Dasar, Ustadz Abu Deedat Jelaskan Sikap Seorang Muslim Saat Natal

Oleh: Faiq Abdul Hafizh (Santri PRSITAC – Setingkat SMA – Pesantren At-Taqwa Depok, 15 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Pada Sabtu, 24 Desember 2023, sehari sebelum hari Natal, Pesantren At-Taqwa Depok mengadakan seminar bersama Ustadz Abu Deedat. Acara diadakan di aula gedung asrama akhwat dan dimulai pada pukul 09.00 pagi. Seminar ini mengangkat tema "Natal dan Toleransi". Tema tersebut sangat relevan dan sering menjadi bahan perbincangan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam. Pengangkatan tema ini pun bertujuan sebagai penguatan akidah, sehingga tidak jatuh kepada hal yang batil.

Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, perdebatan tentang natalan dan batas-batas toleransi menjadi sebuah perbincangan hangat. Bahkan tidak jarang membuat beberapa kalangan, khususnya orang awam bingung sehingga kerap mereka mengikuti acara natalan bersama. Hal tersebut karena dipandang sebagai sebuah sikap toleransi dalam beragama.

Materi dibuka dengan pembacaan Qur'an surat As-Saff ayat 6, sebagai penegasan bahwa Isa adalah utusan Allah seperti halnya Rasulullah. Ustadz Abu Deedat pun mengatakan, “Ada sebagian kalangan umat Islam yang mengangap bahwa acara natalan ini tidak jauh beda, bahkan sama dengan maulidan. Sehingga seorang Muslim boleh-boleh saja ikut merayakan natalan.” Padahal MUI telah mengeluarkan fatwa akan haramnya seorang Muslim merayakan natal.

Larangan mengikuti perayaan hari raya umat agama lain telah jelas disabdakan oleh nabi. Sebagaimana terdapat dalam hadist, “barang siapa yang menyerupai mereka, maka dia adalah bagian dari mereka.” Maka dengan adanya ajakan untuk ikut natalan bersama, merupakan suatu bentuk pengingkaran terhadap perintah Nabi.

Namun umat Kristen sendiri tidak semuanya melakukan perayaan natal. Karena sebagian kecil di antara mereka berpandangan bahwa natalan adalah sebuah bid’ah. Maka sebenarnya tidak merayakan bukan berarti tidak toleransi. Karena toleransi adalah menghargai perbedaan, dan itu tidak bisa dicampur adukkan. Tidak ada pemaksaan di dalam beragama, maka tidak selayaknya ketika perayaan natal, memaksa orang lain untuk merayakannya juga.

“Tidak ada sejarahnya dalam agama Islam, orang kristen diajak ikut shalat Idul Fitri. Maka, jika ada orang Islam yang ikut natalan secara sukarela, bukan karena terpaksa sebab adanya ancaman fisik, maka itu bukanlah toleransi,” ujar ustadz Abu Deedat. Ustadz Abu Deedat pun menjelaskan bahwa inti dari toleransi ada tiga, pertama menghargai keyakinan agama lain dengan tetap meyakini kebenaran agama Islam. Kedua tidak mencampur adukan antara Islam dengan agama lainnya, dan terakhir tidak menghina, menganngu, melecehkan dan lain semacamnya, keyakinan terhadap tuhan agama lain.

Maka tidak heran jika Ustadz Abu Deedat menyebut jika ada orang Islam ikut acara natalan, maka itu bukan tindakan toleransi. Sebab hal tersebut menyalahi kaidah toleransi itu sendiri. Seminar berlangsung dengan seru, penjelasan yang diberikan pun membuat materi yang diberikan mudah dipahami. Para santri pun terlihat sangat antusias sekali selama seminar berlangsung. Hingga pukul 11:30, acara seminar selesai dengan ditutup dengan foto bersama. (Editor: shofi)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086