Dosen Luar Negeri IIUM Kuala Lumpur: Ini 2 Asas Utama Tegaknya Peradaban Islam

Oleh: Irsyad Akmal Syarif dan Farrel Ahmad Wijaksana (Santri SMA Pesantren At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Santri SMA At-Taqwa College mengikuti seminar bertajuk “Pendidikan dalam Peradaban Islam” di International Islamic University Malaysia (IIUM) Kuala Lumpur pada Jumat (14/11/2025). Seminar ini menghadirkan tiga narasumber:

Assoc. Prof. Dr. Kabuye Uthman Sulaiman (Dosen IRKHS IIUM), Assoc. Prof. Dr. Alwi Alatas (Dosen Sejarah IIUM) dan Dr. Nirwan Syafrin (Dosen UIKA dan At-Taqwa College Depok)

Dua Pilar Peradaban Islam: Ilmu dan Akhlak

Sebagai pembicara pertama, Dr. Kabuye menjelaskan bahwa peradaban Islam berdiri di atas dua asas: ilmu dan akhlak. Ia menegaskan:

“All of our infrastructure and such will not exist if not for knowledge.” (Seluruh infrastruktur dan kemajuan tidak akan ada jika bukan karena ilmu.)

Menurut beliau, tidak ada agama yang sangat menekankan penyebaran ilmu seperti Islam. “There is no religion where the dissemination of knowledge is emphasized such that in the Quran.” (Tidak ada agama yang penekanan penyebaran ilmunya sebesar yang terdapat dalam Al-Quran)

Karena itu, dalam Islam belajar tidak mengenal kelulusan. Beliau menekankan: “In Islam, we study but never graduate… every day, we must acquire knowledge.” (Dalam Islam, kita belajar tetapi tidak pernah benar-benar lulus… setiap hari kita harus memperoleh ilmu)

Ilmu yang dipelajari pun harus nafi, yaitu bermanfaat di dunia dan akhirat. “The knowledge we must seek has to be beneficial for our dunya and akhirat.” (Ilmu yang kita cari harus bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita)

Akhlak: Wujud dari Ilmu yang Benar

Setelah membahas ilmu, Dr. Kabuye menekankan peran sentral akhlak:

“Akhlaq is an integral part in Islam.” Akhlak adalah bagian yang sangat penting dalam Islam. Beliau menjelaskan bahwa dari sekitar 6000 ayat Al-Quran, hanya 130 ayat yang berbicara langsung tentang ibadah. Ibadah—yang merupakan iqamatud-din—berakar pada akhlak.

Islam, menurut beliau, menekankan keindahan batin lebih dari sekadar penampilan fisik: “The Quran never stated about the Prophets appearance… true beauty in Islam is inner noble behaviour.” (Al-Quran tidak pernah menyinggung rupa fisik Nabi… keindahan sejati dalam Islam adalah akhlak mulia yang ada di dalam diri)

Hikmah

Dr. Kabuye juga mengutip perkataan Ibnu Qayyim untuk menjelaskan makna hikmah:

“Hikmah is the proper action in proper time and proper place.” Hikmah adalah tindakan yang tepat pada waktu dan tempat yang tepat. Karena itu beliau menegaskan bahwa Hikmah and ilm is not interchangeable

Sebagai penutup, Dr. Kabuye menyampaikan pesan penting:

“If we want to sustain the Islamic Civilization, we must focus on dissemination, acquisition, and of course application of knowledge.” (Jika kita ingin menegakkan peradaban Islam, kita harus fokus pada penyebaran, pencarian, dan tentu saja penerapan ilmu.)

Sebagai penutup seminar, Dr. Nirwan Syafrin menjelaskan urgensi ilmu bagi manusia. Ia menyoroti urutan Surah Ar-Rahman:

  • “Allamal Quran” (Dia mengajarkan Al-Quran)
  • “Khalaqal Insan” (Dia menciptakan manusia)

Menurut beliau, urutan ini mengandung pesan mendalam bahwa Allah menyediakan petunjuk terlebih dahulu, sebelum menciptakan manusia. Ini menunjukkan, tanpa ilmu, manusia tidak memiliki keistimewaan dibanding makhluk lainnya. Ilmu adalah yang mengangkat derajat manusia sekaligus membimbingnya agar tidak tersesat.

Seminar ditutup dengan presentasi empat makalah santri serta sesi foto bersama sebagai kenangan rihlah ilmiah ke IIUM Kuala Lumpur. Kegiatan ini bukan hanya memberikan wawasan akademik, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa peradaban Islam hanya dapat ditegakkan melalui ilmu yang benar dan akhlak yang mulia.

*

Editor: Bana Fatahillah

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086