Berjuanglah, Nanti Allah Bimbing dan Kasih Jalan Keluar!
Oleh: Muhammad Amrullah Burhanuddin (Santri SMA At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Tausiyah Subuh rihlah Malaysia kali ini diberi tajuk ‘Subuh Insight from Malaysia’. Sesi pertama pada Jum’at (14/11) diisi oleh Dr. Nirwan Syafrin, guru kami di mata pelajaran Islam and Secularism. Pada kesempatan itu beliau menjelaskan bagaimana Allah memberikan satu rumus al-Quran untuk diterapkan dalam kehidupan. Pesan itu ada di akhir surat Al-Ankabut yang isinya:
Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan. (Qs. Al-Ankabut: 69)
Semua orang bahkan diberi ujian dan cobaan, bisa berupa kekayaan atau kemiskinan, kelebihan maupun kekurangan. Bukan hanya kita, bahkan para nabi dan rasul terdahulu “Dan di saat itulah, hamba-hamba yang kembali kepada Allah adalah mereka yang beruntung,” ujar dosen UIKA tersebut.
Menurut Doktor lulusan ISTAC itu, akhir ayat surat Al-Ankabut memiliki hubungan erat dengan awal surat (tanasub al-Suwar). Di awal surat Allah menegaskan bahwa orang beriman pasti diberikan ujian.“Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka.” (Qs. Al-Ankabut: 3)
Allah seakan berpesan: setiap yang bersungguh-sungguh terhadap suatu urusan maupun cobaan hidup, akan Allah bimbing dan bukakan jalan-jalan keluar baginya (lanahdiyannahum subulana). Menariknya, Allah tidak menyebutkan ‘sabil’ (satu jalan), melainkan ‘subul’ yaitu banyak jalan. Namun semua itu hanya diberikan bagi mereka yang bersungguh-sungguh mencari jalan keluar.
Tugas kita di dunia, lanjut Dr. Nirwan, adalah beramal dan bekerja, bukan memastikan hasil. Allah Swt akan menilai usaha kita, bukan output nya.
“Itulah mengapa dalam al-Quran ayatnya wallahu bashirun bima ta’malun (yang kalian kerjakan) bukan bima tuntijun (apa yang kalian hasilkan), maka berjuanglah dan bergeraklah!” tegas beliau
Di akhir tausiyah, beliau menguraikan pesan dari ayat 54 surat Al-Maidah, dan para santri tumbuh sebagai generasi Maidah 54. Mereka yang dicintai Allah dan mencintai-Nya, tunduk terhadap sesama mukmin, tegas lagi berprinsip kepada orang kafir, bersungguh-sungguh di jalan Allah dan tidak gentar dengan berbagai cacian.
“Jadilah sebagaimana pemuda dalam surat Al-Kahfi yang tidak ridha dengan kezaliman, juga bersungguh-sungguh mencari jalan menuju Allah ta’ala. Selalu yakin bahwa Allah akan memberikan berbagai jalan keluarnya,” tutup beliau.