Bersama Ustadz Wafi, Santri At-Taqwa Berkenalan dengan Kajian Lintas Agama

Oleh: Alifa Rahma (Santri PRISTAC – Setingkat SMA – Pesantren At-Taqwa, Depok, 16 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Setelah dua pekan belajar di Pandaan, Ahad lalu (12/11/23) kami melakukan perjalanan menuju Probolinggo untuk belajar bersama seorang pengkaji kajian lintas agama, Ustadz Wafi. Ia adalah ustadz muda alumni Pesantren Sidogiri yang memiliki banyak pengalaman dalam berdebat dengan orang-orang di luar Islam. Kecerdasan dan kemahiran beliau bahkan telah membawa 200 orang untuk memeluk Islam.

Dalam perjalanan ini, para santri yang tengah melaksanakan Rihlah Ilmiah di Pandaan ditemani oleh Ustadz Teguh, Ustadz Aunur Rofiq, dan Ustadz Ghozali. Kami disewakan mobil elf oleh Ustadz Kholili untuk menempuh perjalanan menuju Probolinggo yang memakan waktu sekitar satu jam lebih melalui tol.

Jam sembilan tepat kami telah sampai di pesantren milik Ustadz Wafi. Kami langsung diarahkan menuju mushala untuk mendengarkan pemaparannya mengenai topik lintas agama. Sebelum sesi dimulai, ia sempat bercerita sedikit mengenai pesantren miliknya.

Ustadz Wafi menjelaskan bila pesantren yang ada di sebelah mushala ditinggali sekitar 50 santri. Sesuai dengan bidang yang ia tekuni, pesantren ini mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan materi lintas agama. Para santri di sini juga diberikan pelajaran-pelajaran untuk menguatkan pondasi mereka, seperti aqidah dan mantiq.

Setelah penjelasan singkat mengenai pesantren yang ia pimpin, sesi dimulai dengan pengenalan santri At-Taqwa Depok oleh Ustadz Ghazali dan pengenalan diri Ustadz Wafi. Dalam kuliahnya, Ustadz Wafi menjelaskan beberapa kekeliruan dalam sejarah Yahudi dan Kristen.

Selain itu, Ustadz Wafi juga membahas lima syubhat yang sering ditanyakan. Contohnya pernyataan tentang Umat Islam yang menunaikan haji sebetulnya menyembah berhala dan sebagainya. Ia menjelaskan jawaban-jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan semacam itu.

Menariknya, Ustadz Wafi juga menceritakan awal mula ia bisa terjun dalam dunia debat dan cukup terkenal di media sosial. Mulanya ia berniat untuk berjualan di sebuah platform media sosial. Setelah mengunduh dan mempelajari aplikasi ini selama beberapa hari, ia justru menemukan sesuatu yang menimbulkan kegelisahan baginya. Di sana Ustadz Wafi menemukan adanya live teorganisir yang dilakukan beberapa akun dengan tujuan pemurtadan.

Ia pun tergerak untuk ambil peran meghalau pemurtadan yang terjadi. Ustadz Wafi pun kerap menyimak live tersebut, mencatat pertanyaan-pertanyaan yang menggoyahkan dan kemudian menanyakan hal tersebut ke gurunya.

Setelah merasa mampu, ia pun terjun di media sosial untuk menjelaskan persoalan-persoalan yang janggal dan keliru. Salah satu tips berdebat yang ia berikan adalah dengan menggunakan dalil lawan untuk melawan lawan itu sendiri.

Sesi bersama Ustadz Wafi terasa sangat menyenangkan karena di sela-sela paparannya, ia kerap menyampaikan gurauan yang membuat kami tidak bosan. Kami juga diberikan roti serta minuman kemasan dingin untuk menemani pembelajaran kami.

Sekitar dua jam, sesi pemaparan materi pun berakhir dan dilanjut sesi tanya jawab. Para santri begitu antusias untuk menyampaikan pertanyaan mengenai pengalaman Ustadz Wafi dan hal-hal yang berkaitan dengan lintas agama. Hingga tidak terasa jam telah menunjukkan waktu shalat zuhur.

Agenda bersama Ustadz Wafi diakhiri dengan sesi foto bersama. Setelah itu, kami lanjut makan bersama dan shalat Zuhur berjama’ah. Barulah setelahnya kami berpamitan untuk pulang kembali ke Pandaan. (Editor: Reisya)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086