Bantah Tuduhan Orientalis, Santri At-Taqwa Jelaskan Pengaruh Islam di Nusantara

Sejarah merupakan salah satu unsur yang tak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Baik dalam pengkajian sejarah maupun penulisannya, keduanya tak terlepas dari pengaruh pandangan alam seseorang. Dengan demikian, pembacaan sejarah tentu tak dapat sembarang, melainkan harus didasari oleh pemikiran yang kritis.
Isy Karima (18 tahun) dalam sidang skripsinya yang berjudul “Pandangan Alam Islam dalam Historiografi Klasik Tanah Melayu” pada Rabu (12/6/24) menuliskan bahwa faktanya, orientalis Barat pun ikut serta dalam pengkajian dan penulisan sejarah Melayu.
Namun, mengingat konfrontasi tak berkesudahan antara Barat dan Islam, maka kesimpulan yang dihasilkan orientalis sering kali bertujuan untuk menjatuhkan Islam dengan melakukan penggelapan sejarah Islam serta penghapusan fakta-fakta yang ada. Meski tentu sumbangan orientalis terhadap sejarah Alam Melayu tak dapat dinafikan.
Di antara tuduhan orientalis ialah bahwa Islam tak membawa pengaruh apa pun bagi masyarakat Melayu, dengan anggapan bahwa naskah Islam klasik seperti “Hikayat Raja Pasai” sejatinya merupakan dongeng anak dan mitos yang memuat hadis palsu.
Isy membantah hal ini dengan mengutip al-Attas bahwa hal tersebut bukan suatu hal yang mustahil kebenarannya, karena tak adanya bukti penulisan Hadits oleh ulama tidak meniscayakan ketiadaan hadis tersebut.
Lagi pula pengaruh Islam dapat ditemukan dalam istilah-istilah dalam naskah klasik seperti ilmu, kitab, mukhtasar dan lainnya yang menandakan kedatangan Islam dengan semangat rasionalnya ke dalam masyarakat Melayu.
Dengan demikian, Isy menegaskan, pembacaan sejarah memerlukan telaah yang kritis agar tak mentah-mentah menerima segala informasi yang ada.
Isy Karima adalah salah satu santri At-Taqwa College (ATCO) tingkat akhir Pesantren At-Taqwa Depok. Ia harus menulis dan melaksanakan sidang skripsi di hadapan dua penguji (dosen ATCO) sebagai syarat kelulusan.
Tahun 2024 ini adalah angkatan ATCO keempat. Ada 11 skripsi yang ditulis oleh para santri. Sejak tahun 2021, sudah lebih dari 50 skripsi yang terhimpun dan ditulis oleh mereka dan santri angkatan sebelumnya. Inilah salah satu cara Pesantren At-Taqwa Depok dalam menanamkan adab terhadap ilmu dan budaya literasi di kalangan santri.