Bahasa Arab-Jawi dan Persatuan Bangsa-bangsa

Oleh: Denniz Syaikhani Muttaqien (Santri PRISTAC—Setingkat SMA—Pesantren at-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Dalam rangka Tasyakur Milad 25 Tahun, Perguruan at-Taqwa Depok menyelenggarakan berbagai rangkaian acara. Salah satunya adalah Seminar & Pelatihan Bahasa Arab-Jawi. Seminar ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2023. Tidak tanggung-tanggung, seminar ini menghadirkan seorang pakar dari negeri jiran, Malaysia. Ia adalah Muhammad Syukri Rosli, M.Phil.I. yang merupakan founder dari Akademi Jawi Malaysia.

Beruntung sehari setelah seminar Bahasa Arab-Jawi yang dilaksanakan di Aula Imam al-Ghazali INSISTS Kalibata itu, Ustadz Syukri menyempatkan untuk hadir ke Pesantren at-Taqwa dan memberikan syarahannya kepada para santri. Acara di Pesantren at-Taqwa pada Senin, 20 Febuari 2023 itu diberi tajuk Seminar pula dengan tema “Bahasa Arab-Jawi dan Peradaban Islam di Melayu: Asal-usul, Kontribusi, dan Masa Depan”. 

Ustadz Syukri, begitu kami menyapanya, menjelaskan bahwa bahasa itu sangatlah penting bagi umat manusia. Hal ini dikarenakan bahasa dapat berkaitan dengan agama, budaya, dan bangsa. Ketika manusia berada di alam sebelum dilahirkan ke dunia, manusia ditanya oleh Allah. Allah ta’ala “ ألست بربكم(Bukankah aku Tuhanmu?)”. Lalu manusia pun menjawab “Benar, kami menyaksikan (bahwa Kamu adalah Tuhan kami)”. Bahkan al-Qur’an yang mulia merupakan petunjuk bagi seluruh umat Muslim juga diiturunkan melalui bahasa. Memang kalam Allah tidak berupa suara dan tulisan, tapi ketika diturunkan al-Qur’an hadir sebagai kitab dengan kandungan bahasa yang sangat tinggi.

Tidak hanya denngan kandungan bahsanya yang tinggi, al-Qur’an juga hadir untuk memperbaiki atau meng-Islamisasi bahasa. Salah satu yang Ustadz Syukri sampaikan adalah mengenai kata  كرام (kemuliaan). Sebelum Islam diturunkan, kata kemuliaan indentik dengan hal-hal yang bersifat duniawi atau sementara. Berbeda dengan makna yang terdapat setelah Islam datang, kata kemuliaan sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an bahwa orang yang paling mulia adalah yang paling berrtaqwa. Itulah kenapa Ustadz Syukri mengatakan bahwa al-Qur’an turun dengan bahasa yang berbeda.

Bahasa adalah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh manusia. Manusia mengatakan sesuatu dengan menggunakan akalnya. Akal yang baik tentu akan mengeluarkan bahasa yang baik, begitu pun juga sebaliknya. Bahasa itu merupakan suatu sentral bagi manusia. Bahasa dapat membentuk suatu worldview seseorang. Suatu peradaban pasti memiliki bahasanya tersendiri.

Kedatangan Islam ke Kepulauan Melayu telah menggubah, mengubah, dan memacu peradaban Melayu. Bahasa menjadi salah satu sarananya. Bahasa Melayu Islam menjadi berbeda antara bahasa-bahasa yang ada pada sebelum datangnya Islam dengan setelah datangnya. Bahasa Indonesia adalah salah satu Bahasa yang dipengaruhi oleh perubahan ini. Dengan datangnya Islam ke Melayu, bahasa Melayu menjadi lebih tersistematis. Masyarakat melayu dapat mengetahui suatu objek hanya dengan satu kata saja. Bahkan kini masyarakat melayu tidak dapat lepas dari pengaruh Islamisasi bahasa tersebut. Bahasa ini juga mempunyai falsafah sendiri sehingga lebih kaya akan makna. Dengan falsafah yang datang setelah kedatangan Islam, manusia Melayu semakin mempunyai nilai yang lebih tinggi dari yang sebelumnya.

Selain membentuk worlview dan falsafah yang baru pada akhirnya muncullah suatu kesenian yang baru. Hal ini ditunjukkan oleh Ustadz Syukri melalui sebuah surat yang dibuat oleh seorang raja kepada Napoleon III. Dalam surat tersebut terdapat seni yang bertuliskan Arab-Melayu atau biasa yang disebut sebagai tulisan Arab-Jawi. Ini menunjukan bahwa worldview dan falsafah dapat membentuk suatu kesenian bukan sebaliknya.

Islam memang sedikit meninggalkan bengunan-bangunan atau berbagai bentuk kesenian lain dalam wujud fisik. Akan tetapi Islam muncul dengan suatu yang lebih berharga daripada aspek materi yakni bathin (keluhuran akhlak dan pikiran) dan keilmuan yang disalurkan lewat bahasa. Bahasa dan Tulisan Melayu yang terpengaruh Islam dibuat untuk menjelaskan berbagai bidang ilmu. 

Ustadz Syukri menyebutkan berbagai pengertian bahasa Arab-Jawi. Bahasa Arab-Jawi dapat dinisbatkan pada daerah Jawa. Ini dikarenakan Jawa pada masa itu sangat berpengaruh bahkan sampai pada beberapa daerah disekitarnya. Biasanya sesuatu itu akan dinisbatkan pada apa yang berkuasa dari daerah tersebut. Contohnya adalah sahabat Nabi, Salman al-Farisi. Ia dinisbatkan pada kerajaan Persia. Contoh lainnya adalah Jalaludin ar-Rumi, ia dinisbatkan pada bangsa Romawi karena di daerahnya pernah dikuasai oleh kerajaan Romawi, padahal ia hidup ketika Romawi sudah tidak berkuasa.

Selain nisbat pada daerah tersebut, Bahasa dan Tulisan Arab-Jawi juga ada karena gabungan antara tulisan Arab dengan bahasa Melayu. Adapun Ustadz Syukri sendiri mendefinisikan bahasa Jawi sebagai “… bahasa Arab yang di-Melayu-kan dan Bahasa Melayu yang disuratkan (dituliskan) dengan huruf Arab yang di-Melayu-kan.”

Ustadz Syukri pun menjelaskan berbagai bentuk bahasa Jawi. Ia membaginya menjadi tiga. Pertama, bahasa pasar, yaitu bahasa yang dipakai untuk interaksi jual-beli sehari-hari. Menurut Ustadz Syukri, bahasa pasar adalah bahasa yang paling rendah karena di sini biasanya tercampur dengan bahasa-bahasa yang lain. Kedua adalah bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai oleh masing-masing daerah; Bahasa ibu. Bahasa ini tergantung oleh daerahnya masing-masing. Ini merupakan tingkat bahasa yang sedang karena satu bahasa dapat berbeda dengan bahasa yang lain. Adapun bahasa yang pailng tinggi adalah bahasa surat atau tulisan. Bahasa ini menjadi bahasa yang paling tinggi karena semua yang ada di daerah Melayu pasti mengerti bahasa ini dan dapat sama secara huruf contohnya pada kalimat أير (air). Bahasa yang dituturkan merujuk pada bahasa surat ini.

Huruf-huruf yang ada pada hujuf Jawi juga memiliki ciri khas sendiri. Yaitu cara baca “nga”, “ca”, “nya”, “ga”, “pa”. Ini disusun oleh para ulama dengan suatu pengalaman budaya yang mendalam. Contohnya “ca” yang merupakan gabungan antara hurufج  dengan hurufت . Adapun jika ada istilah-istilah Arab maka akan tetap sama seperti “صدقة”.  Hal yang berbeda juga terdapat pada penggunaan huruf. Jika bahasa Arab pengucapannya ditentukan oleh harakat maka bahasa Jawi ditentukan oleh huruf saksi atau huruf mad.

Dari Arab-Jawi, ada suatu faedah penting, bahwa seorang Muslim walaupun berbeda bangsa mereka tetaplah satu kesatuan yang seharusnya tidak terpisahkan. Inilah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya oleh karena itu tidak selayaknya umat Islam terpisahkan. Selayaknya kita menggunakan Arab-Jawi ini agar kita dapat lebih mengenal karya-karya para ulama.

Ustadz Syukri menjelaskan bahwa Bahasa Melayu mendapat faedah besar dari Islam. Bahasa Melayu mendapat pengaruh langsung dari Bahasa Arab. Di berbagai belahan dunia yang mengalami Islamisasi, bahasa-bahasa tempatan bertransformasi dan mencirikan identitas ke-Islam-annya sendiri. Ia kemudian menjadi kekayaan milik suatu bangsa tersebut yang menayangkan pandangan hidupnya. Wallahu a’lam. [Ahd.]

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086