Alumni Pertama Pesantren At-Taqwa Depok Launching Buku Keempatnya
Oleh: Shofia Hafizha (Alumni Pesantren At-Taqwa Depok, Mhs STID Moh. Natsir)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan

Ahad, (16/03/2025), Fatih Madini, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Moh. Natsir, yang juga merupakan alumni Pesantren At-Taqwa Depok meluncurkan buku keempatnya.
Melalui ruangan zoom, Fatih memaparkan buku terbarunya tersebut hasil dari himpunan tulisannya dari rangkaian kelas "Guru Kluarga." Buku itu ia bagi menjadi dua bagian, pertama general cases kedua particular cases.
General cases yang dimaksud Fatih mencakup pada konsep pendidikan dalam Islam dan pandangan Islam, serta tantangan kontemporer. Adapun particular cases mencakup sains, pancasila, al-Quran dan lainnya yang merupakan pembahasan tematik dan problematik.
Keduanya merupakan problematika yang marak terjadi belakangan ini. Sebagai penanganannya, menurut Fatih, worldview Islam dan konsep ta’dib perlu dipahami dengan baik, khususnya di pendidikan tingkat tinggi.
Karena jika dalam pendidikan tidak lagi memperhatikan aspek ta’dib atau penanaman adab, maka akan menyebabkan hancurnya tatanan kehidupan dikarenakan hilangnya good man yang merupakan “manusia seimbang”.
“Jika ‘penanaman’ itu lepas maka hilanglah manusia seimbang itu. Mengutip dari Peter Fleming ketika misi dasar dari pendidikan tinggi yang telah dilumat akan meletus suatu hari nanti, yang bisa jadi membuat mereka tidak memiliki tujuan untuk apa melahirkan para sarjana,” ujarnya.
Maka ketika melakukan ishlah tetapi gagal perlunya evaluasi seluruh aspek pendidikan secara komprehensif.
Begitu pun dalam particular cases, yang mencakup Quran, sejarah, pancasila dan sains. Ini menjadi penting karena banyaknya pembelajaran di luar menggunakan cara pandang yang sekuler.
"Sejarah perlu diajarkan agar mengetahui peranan tokoh kita sehingga bangga menjadi seorang muslim dan membela serta menjaga agama. Begitu pun dalam sains yang perlu dirubah adalah konsep falsafah sains bukan konten, yaitu bagaimana melihat alam sebagai ayat kauniyah Allah," ungkap penulis buku Reformasi Pendidikan tersebut.
Sebagai penutup, Dr. Adian Husaini, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyyah Indoensia (DDII) berpesan, “Siapa pun pemimpinnya kita harus terus merintis jalan pendidikan kita sendiri, dan hanya bergantung pada Allah. Sebagaimana dalam sejarah, kita teruslah berjuang untuk pendidikan.”
Editor: Bana
Melalui ruangan zoom, Fatih memaparkan buku terbarunya tersebut hasil dari himpunan tulisannya dari rangkaian kelas "Guru Kluarga." Buku itu ia bagi menjadi dua bagian, pertama general cases kedua particular cases.
General cases yang dimaksud Fatih mencakup pada konsep pendidikan dalam Islam dan pandangan Islam, serta tantangan kontemporer. Adapun particular cases mencakup sains, pancasila, al-Quran dan lainnya yang merupakan pembahasan tematik dan problematik.
Keduanya merupakan problematika yang marak terjadi belakangan ini. Sebagai penanganannya, menurut Fatih, worldview Islam dan konsep ta’dib perlu dipahami dengan baik, khususnya di pendidikan tingkat tinggi.
Karena jika dalam pendidikan tidak lagi memperhatikan aspek ta’dib atau penanaman adab, maka akan menyebabkan hancurnya tatanan kehidupan dikarenakan hilangnya good man yang merupakan “manusia seimbang”.
“Jika ‘penanaman’ itu lepas maka hilanglah manusia seimbang itu. Mengutip dari Peter Fleming ketika misi dasar dari pendidikan tinggi yang telah dilumat akan meletus suatu hari nanti, yang bisa jadi membuat mereka tidak memiliki tujuan untuk apa melahirkan para sarjana,” ujarnya.
Maka ketika melakukan ishlah tetapi gagal perlunya evaluasi seluruh aspek pendidikan secara komprehensif.
Begitu pun dalam particular cases, yang mencakup Quran, sejarah, pancasila dan sains. Ini menjadi penting karena banyaknya pembelajaran di luar menggunakan cara pandang yang sekuler.
"Sejarah perlu diajarkan agar mengetahui peranan tokoh kita sehingga bangga menjadi seorang muslim dan membela serta menjaga agama. Begitu pun dalam sains yang perlu dirubah adalah konsep falsafah sains bukan konten, yaitu bagaimana melihat alam sebagai ayat kauniyah Allah," ungkap penulis buku Reformasi Pendidikan tersebut.
Sebagai penutup, Dr. Adian Husaini, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyyah Indoensia (DDII) berpesan, “Siapa pun pemimpinnya kita harus terus merintis jalan pendidikan kita sendiri, dan hanya bergantung pada Allah. Sebagaimana dalam sejarah, kita teruslah berjuang untuk pendidikan.”
Editor: Bana