Akademi Jawi Dan Sepenggal Kisah Di Baliknya

Oleh: Khalidah Abdullah (Mahasantriwati At-Taqwa College - Setingkat Pesantren Tinggi - Pesantren At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Rektor Akademi Jawi, Malaysia, Ustadz Syukri Rosli, pada Senin (18/3/24), menyempatkan diri menceritakan perjalanan dan pengalaman hidup, serta perjalanan intelektualnya sampai akhirnya bisa mendirikan Akademi Jawi.

“Moga-moga hal tersebut bisa menjadi inspirasi pula kepada kawan-kawan tuk lebih semangat menuntut ilmu dan menjadi insan adabi, demi kebaikan peradaban Islam,” tuturnya kepada para Mahasantri At-Taqwa College (ATCO) dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir di Pesantren At-Taqwa Depok.

Akademi Jawi ialah sebuah lembaga yang berfokus pada pelestarian budaya bahasa Melayu dengan aksara Arab-Melayu atau Arab Pegon. Lembaga ini banyak menerbitkan ulang karya-karya ulama dalam bahasa dan aksara tersebut.

Aktivitas itu dilakukan guna menjaga khazanah keilmuan Islam dan memelihara bahasa dengan aksara yang menjadi salah satu media tersebarnya Islam di Melayu-Nusantara dan bersatunya masyarakat Nusantara itu. Selain tentunya juga karena banyak sekali hikmah yang bisa diambil dari kitab-kitab itu.

Ustadz Syukri menjelaskan, usia 18-20 tahun adalah saat di mana seseorang mulai mengalami hal-hal kompleks dan besar, serta munculnya pertanyaan-pertanyaan atas hal tersebut. Dengannya, ia mulai terpantik untuk berpikir jauh ke depan.

“Pada usia itu, kita mulai bertanya-tanya tentang perihal-perihal besar dalam hidup. Di usia ni juga, hal-hal besar terjadi pula pada diri kita,” ujarnya. Hal besar seperti mencari jati diri, impian dan cita-cita adalah segelintir hal yang dimaksud beliau.

Perjalanan intelektualnya tak bermula dari pendidikan dasar yang Islami. “Saya tak’de beking atau dasar agama sejak sekolah dasar dahulu. Tapi alhamdulillah baca Qur’an dan shalat, ilmu agama dasar boleh lah sikit-sikit,” pungkasnya. Walau begitu, semangat mempelajari Islam tetap ada dalam dirinya.

Ketika tengah berkuliah di Australia, ia mulai bertemu dan membaca buku-buku Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang mengandung pandangan hidup Islam dan sejarah Islam di Nusantara, khususnya penelitiannya tentang bahasa Melayu.

“Dari sanalah bermula rasa penasaran saya. Saya mulai jatuh cinta dengan arab melayu dan menyadari bahwa ia adalah perihal penting dalam Islam pula. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membangun Akademi Jawi,” tutur Ustadz Syukri.

Sang ibu yang merupakan pustakawan berpangkat tinggi di Kerajaan Malaysia pun berperan besar dalam pengenalannya terhadap buku-buku para ulama dan intelektual Muslim. Ia bahkan menyiapkan perpustakaan besar di rumah bagi anak tercintanya. Mulai dari buku anak hingga buku-buku ilmiah yang berbahasa berat tersedia di sana.

“Hal itu semakin mengefektifkan asupan ilmu dan pengetahuan beliau terkait pemikiran dan sejarah Islam yang sebelumnya tak pernah saya dalami atau sentuh sama sekali,” jelasnya.

Salah satu hadirin mengaku sangat terkesan mendengarnya. “Sangat inspiratif dan membuat kita menyadari bahwa budaya membaca dan terus belajar adalah hal yang takkan membuat otak dan akal pikiran mati ditelan zaman,” ungkapnya. (Editor: Fatih Madini)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086