Tasawuf Sebab Kemunduran Umat Islam?
Oleh: Furaiqa Az Zahra (Santriwati SMA At-Taqwa College 2, 17 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan

Umat Islam tengah mengalami kemunduran yang cukup signifikan. Mungkin tidak banyak yang menyadari penyebabnya. Prof. Syed Naquib al-Attas dalam bukunya, Islam and Secularism, merumuskan tiga masalah internal yang menjadi sebab dari kemunduran tersebut, yakni: loss of adab, confusion of knowledge, dan false leader.
Sebagaimana mata rantai, tiga masalah tersebut saling terikat satu sama lain dan disebut sebagai “vicious circle“. Prof. Al-Attas menggarisbawahi confusion of knowledge sebagai akar permasalahan. Namun langkah awal pembenahan masalah tersebut dimulai dari persoalan adab.
Mirisnya, ketiga sebab tersebut terus dilanjutkan justru oleh kelompok-kelmpok yang muncul dari kalangan umat Islam sendiri. Ibaratnya, ada yang bersifat ekstrem kiri dan ekstrem kanan. Mereka menghilangkan peran ulama terdahulu dan mensejajarkan mereka layaknya orang biasa. Sekalipun masih merujuk para ulama, mereka tidak merujuk sesuai otoritas yang ulama itu miliki. Ini cukup memprihatinkan.
Selain hal itu, mereka mengambil pemikiran dari Barat tanpa filter. Hal tersebut sebagai upaya memodernisasi Islam, seperti upaya menafsirkan ulang al-Quran dengan metode yang tidak sesuai dg Ilmu Tafsir.
Lalu, ada yang menuduh tasawuf sebagai salah satu penyebab kemunduran umat Islam saat ini.
Padahal tasawuf bersumber dari al-Quran yang jelas kebenarannya. Memang ada yang menyimpang. Solusinya, cukup kritik penyimpangan tersebut tanpa menggeneralisasinya. Ibarat sebuah noda kecil di tengah tembok putih, maka cukup bersihkan nodanya tanpa harus merusak warna temboknya.
Lebih lanjut, Prof. Al-Attas menjabarkan, jika melihat sekilas kepada sejarah Islam, maka dapat diketahui bahwa tasawuf yang menyimpang bukan penyebab kemunduran, melainkan “dampak” dari kerusakan yang sudah ada sebelumnya di tubuh umat Islam, yaitu “loss of adab“.
Hal ini bisa dibuktikan dengan kerusakan dan kemunduran tarekat pada abad 15, dua abad setelah kemunculan tarekat itu sendiri. Sebaliknya, tasawuf justru memajukan umat, salah satunya melalui penanaman adab dan nilai kebaikan
Lalu, apa sebab kemunduran umat Islam? Jawabannya ialah “loss of Adab“ atau hilangnya adab pada diri umat Islam. Hal ini terjadi karena banyak hal tidak “diletakan” sesuai dengan tempat dan posisinya yang tepat. Kekeliruan ini juga disebabkan oleh satu bentuk pendidikan yang keliru.
Dampak terburuknya, umat Islam terpecah belah dan sibuk berdebat tanpa henti terkait masalah fiqih dan politik. Namun mereka lupa untuk membentuk dan mengembangkan model pendidikan yang baik dan benar. Kerusakan tersebut semakin parah dengan masuknya ajaran-ajaran asing dalam Islam yang membuat umat Islam semakin bingung dan rusak.
Begitulah gambaran umum dari sebab kemunduran umat Islam, yang salah satunya disebabkan loss of adab juga kekeliruan ilmu.
Wallahu alam bisshawab.
(Artikel merupakan rangkuman Pelajaran Reading Text buku “Islam and Secularism“ yang diampu oleh Dr. Nirwan Syafrin pada hari Selasa, 29 Juli 2025).
Sebagaimana mata rantai, tiga masalah tersebut saling terikat satu sama lain dan disebut sebagai “vicious circle“. Prof. Al-Attas menggarisbawahi confusion of knowledge sebagai akar permasalahan. Namun langkah awal pembenahan masalah tersebut dimulai dari persoalan adab.
Mirisnya, ketiga sebab tersebut terus dilanjutkan justru oleh kelompok-kelmpok yang muncul dari kalangan umat Islam sendiri. Ibaratnya, ada yang bersifat ekstrem kiri dan ekstrem kanan. Mereka menghilangkan peran ulama terdahulu dan mensejajarkan mereka layaknya orang biasa. Sekalipun masih merujuk para ulama, mereka tidak merujuk sesuai otoritas yang ulama itu miliki. Ini cukup memprihatinkan.
Selain hal itu, mereka mengambil pemikiran dari Barat tanpa filter. Hal tersebut sebagai upaya memodernisasi Islam, seperti upaya menafsirkan ulang al-Quran dengan metode yang tidak sesuai dg Ilmu Tafsir.
Lalu, ada yang menuduh tasawuf sebagai salah satu penyebab kemunduran umat Islam saat ini.
Padahal tasawuf bersumber dari al-Quran yang jelas kebenarannya. Memang ada yang menyimpang. Solusinya, cukup kritik penyimpangan tersebut tanpa menggeneralisasinya. Ibarat sebuah noda kecil di tengah tembok putih, maka cukup bersihkan nodanya tanpa harus merusak warna temboknya.
Lebih lanjut, Prof. Al-Attas menjabarkan, jika melihat sekilas kepada sejarah Islam, maka dapat diketahui bahwa tasawuf yang menyimpang bukan penyebab kemunduran, melainkan “dampak” dari kerusakan yang sudah ada sebelumnya di tubuh umat Islam, yaitu “loss of adab“.
Hal ini bisa dibuktikan dengan kerusakan dan kemunduran tarekat pada abad 15, dua abad setelah kemunculan tarekat itu sendiri. Sebaliknya, tasawuf justru memajukan umat, salah satunya melalui penanaman adab dan nilai kebaikan
Lalu, apa sebab kemunduran umat Islam? Jawabannya ialah “loss of Adab“ atau hilangnya adab pada diri umat Islam. Hal ini terjadi karena banyak hal tidak “diletakan” sesuai dengan tempat dan posisinya yang tepat. Kekeliruan ini juga disebabkan oleh satu bentuk pendidikan yang keliru.
Dampak terburuknya, umat Islam terpecah belah dan sibuk berdebat tanpa henti terkait masalah fiqih dan politik. Namun mereka lupa untuk membentuk dan mengembangkan model pendidikan yang baik dan benar. Kerusakan tersebut semakin parah dengan masuknya ajaran-ajaran asing dalam Islam yang membuat umat Islam semakin bingung dan rusak.
Begitulah gambaran umum dari sebab kemunduran umat Islam, yang salah satunya disebabkan loss of adab juga kekeliruan ilmu.
Wallahu alam bisshawab.
(Artikel merupakan rangkuman Pelajaran Reading Text buku “Islam and Secularism“ yang diampu oleh Dr. Nirwan Syafrin pada hari Selasa, 29 Juli 2025).