Peradaban Islam Dulu Maju Karena Ilmu, Sekarang?
Oleh: Muhammad Azmi Balapradana (Santri SMA Pesantren At-Taqwa Depok, 16 Tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan

Jika ada pertanyaan: kapan Islam mencapai masa kejayaan ilmu pengetahuan? Umumnya, kita akan menjawab masa Daulah Abasiyyah. Kata pakar Sejarah Peradaban Islam, Dr. Alwi Alatas, di masa itu, Islam benar-benar sedang “naik daun” bahkan menginspirasi peradaban lain.
Kalau pada masa kepemimpinan sahabat seperti Umar Bin Khatab kita dikenalkan dengan berbagai banyak ekspansi dalam bentuk peperangan dan penaklukan, maka pada masa Abasiyyah kita akan dikenalkan ekspansi dalam bentuk ilmu pengetahuan.
“Pada masa itu ilmu pengetahuan sedang berkembang luar biasa dan menjadi cirikhas dari tanda kemajuan peradaban tersebut,” jelas Ustadz Alwi.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan ilmu pengetahuan di masa itu berkembang sehingga menjadi fondasi bagi kebangkitan Peradaban Islam.
Pertama, banyaknya ilmu yang diwariskan oleh para ulama-ulama terdahulu sehingga semakin melimpah ruah.
Kedua, banyaknya sumber daya manusia yang dikerahkan untuk menjaga dan melanjutkan warisan ilmu-ilmu tersebut sehingga mampu mengkader para ulama dan ilmuwan.
“Faktor tersebutlah yang menjadikan masa Abasiyyah unggul dalam bidang ilmu, baik yang bersifat ukhrawi maupun yang duniawi,” ujar Ustadz Alwi.
Salah satu potret yang menunjukkan kemajuan ilmu agama pada masa Abasiyyah adalah banyaknya madzhab fiqih yang berkembang. Kala itu, ilmu ushul fiqih juga berkembang pesat.
Bahkan pada masa itu Fiqh bukan sekedar menjadi ilmu pengetahuan belaka, akan tetapi sampai menjadi identitas dari tiap-tiap individu. Ketimbang menyebutkan suku atau ras, masyarakat lebih sering menggunakan sebutan Madzhab atau Thariqat.
Peradaban Islam saat itu juga unggul dalam hal ilmu duniawi. Hal yang paling fenomenal dan menjadi tanda atas keunggulan tersebut adalah terciptanya angka “nol” (0) oleh seorang tokoh Muslim Bernama Al-Khawarizmi.
Kemunculan angka 0 mampu memberikan banyak manfaat kepada bidang keilmuan yang lain seperti matematika. Ia pun juga menjadi fondasi penting bagi ilmu “coding” yang saat ini mulai dianjutkan untuk dipelajari.
Potret lain yang menjadi bukti atas unggulnya masa Abasiyyah dalam keilmuan dunia adalah munculnya banyak pakar bedah, salah satunya adalah sang “bapak bedah”, Al-Zahrawi. Ia menciptakan bermacam-macam alat bedah juga beserta panduan membedah.
Hal inipun diikuti juga dengan lahirnya rumah sakit modern yang mampu menyaingi rumah sakitrumah sakit lainnya. Rumah sakit Islam pada masa itu jauh lebih higienis dan akurat dalam pengobatannya ketimbang rumah sakit yang dimiliki oleh Barat.
Di sisi lain, banyaknya minat Masyarakat terhadap ilmu inilah yang akhirnya menjadi faktor terlahirnya banyak lembaga-lembaga pendidikan seperti Kutab dan Madrasah. Lembaga-lembaga itu tersebar di Ibu kota (Baghdad) dan banyak kota lainnya seperti Madinah, Kairo, Naisabur, dan Damaskus.
Begitulah Peradaban Islam di masa itu bisa maju, karena ilmu. Melalui fakta-fakta semacam itu kita dapat menarik pelajaran bahwa kalau Peradaban Islam sekarang hendak mengembalikan masa kejayaannya, maka orang-orangnya harus semangat dalam menumbuhkan budaya ilmu.
*
*
*
(Catatan pelajaran “Sejarah Peradaban Islam” bersama Dr. Alwi Alatas 12/09/2025)