Meneladani 6 Akhlak Nabi Muhammad, Niscaya Bahagia Dunia-Akhirat

Oleh: Ahmad Ganendra Castra (Santri SMP Pesantren At-Taqwa Depok, 13 Tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya meneladani Nabi Muhammad Kenapa? Karena beliau adalah seorang yang paling sempurna, terpuji dan berakhlak mulia juga dicintai dan dijaga hatinya oleh Allah SWT: Nabi Muhammad.

Ada banyak sekali sifat dan akhlak mulia yang dapat kita teladani dari kehidupan Rasulullah. Tidak hanya mengajarkannya, beliau juga mencontohkannya kepada kita. Beberapa di antaranya:

Pertama, penyabar. Nabi Muhammad selalu bersabar atas apa yang menimpanya dan umat muslim. Contohnya: Pada kala itu, manusia berada pada zaman kejahiliyahan. Mereka tidak menyembah Allah SWT sebagaimana yang telah diajarkan oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya, berakhlak buruk dan memiliki kebiasaan yang kurang baik. 

Kedatangan Nabi Muhammad yang menyampaikan dakwah secara terbuka, sangatlah dibenci dan ditentang oleh kaum kafir Quraisy, terutama para petinggi-petingginya. Rasulullah mendapat perlakuan yang buruk, seperti dicaci-maki, didustakan, diganggu dan bahkan hendak dibunuh. 

Walaupun demikian beliau dilindungi oleh keluarga dan para sahabatnya. Rasul tidak pernah membalas dan senantiasa bersabar serta hanya bertawakal kepada Allah SWT. Akan tetapi sabar bukan berarti menyerah pada kezaliman, sabar adalah berjuang mengubah keadaan yang buruk.

Kedua, Tawadhu. Rasulullah selalu rendah hati, salah satunya ketika Beliau sering meminta pendapat orang lain. Contohnya: Pada suatu saat kaum Muslimin hendak melakukan suatu peperangan. Sebelum itu, seperti biasanya, Rasulullah melakukan musyawarah terlebih dahulu. 

Sebenarnya Rasul lebih memilih bertahan di kota Madinah. Akan tetapi beberapa sahabat menyarankan agar peperangan dilakukan di luar kota Madinah, dengan berbagai alasan yang masuk akal. Rasul menyetujui dan menerima usulan tersebut. 

Inilah salah satu sebab yang menjadikan Rasulullah Saw adalah pemimpin yang baik. Karena Beliau tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga seluruh orang yang Beliau pimpin (tidak egois).

Ketiga, tidak bermewah-mewahan. Umar bin Khattab pernah mengunjungi Rasulullah Saw. Ketika itu Rasul baru bangun tidur. Umar menangis melihat bekas-bekas tikar yang menempel di pipi Rasul. 

Padahal para pemimpin dan penguasa lain dapat hidup mewah. Nabi Muhammad berkata, “Bahwa nilai seseorang itu tidak ditentukan oleh hartanya, tetapi pada kemampuannya, menyebarkan kebahagiaan untuk orang lain”. 

Keempat, mencintai sesama manusia. Rasulullah bersabda, “Kalian belum benar-benar beriman sebelum berkasih sayang.” Nabi begitu berkasih sayang kepada orang-orang sekitar. Rasul diakui sebagai orang yang paling baik dan pemurah. Beliau selalu menyapa dengan kata-kata yang baik, bahkan sambil mendoakan mereka.

Nabi Muhammad juga begitu menyayangi anak-anak. Contohnya: Zaid bin Haritsah adalah budak yang Khadijah berikan kepada Rasul. Akan tetapi Rasul tidak memperlakukannya seperti budak. Malahan Rasul Saw memperlakukannya dan menganggapnya seperti anak sendiri. 

Bahkan pada suatu saat, ketika ayah dan paman Zaid ingin menjemputnya untuk pulang, Zaid sendiri yang mengatakan, bahwa ia ingin tetap bersama Rasulullah. Beliau juga sering mendoakan anak-anak yang melewatinya. Beliau juga menyatakan kecintaannya terhadap mereka, kepada Allah Swt.

Kelima, pengasih, dermawan juga peduli. Rasulullah bukanlah orang yang pelit. Beliau sering bersedekah kepada orang yang kurang mampu. Contohnya: Pada suatu hari, seorang pemuda datang kepada Rasul, lalu Rasul memberinya domba dengan jumlah yang sangat banyak. Ketika pemuda itu pulang ke kampungnya, ia berseru, wahai kaumku, Islamlah kalian semua.

Nabi Muhammad tidak pernah segan-segan membantu pekerjaan istrinya, sahabatnya dan bahkan orang lain. Beliau selalu berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. Prinsip beliau, selama memiliki sesuatu dan ada orang yang sangat membutuhkannya, beliau akan segera memberikannya. 

Pemberani. Nabi Muhammad bukanlah sosok yang penakut. Bahkan beliau selalu menjadi penenang bagi kaum Muslimin. Contohnya: Pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suara menyeramkan. Lalu banyak penduduk yang mendatangi asal suara tersebut. 

Akan tetapi di tengah jalan, mereka berpas-pasan dengan Rasul, yang telah pergi ke tempat itu terlebih dahulu. Beliau berkata, jangan panik, sambil mengendarai kuda pinjamannya dengan santai.

*

Sumber:
1. Dr. Alwi Alatas, “Sirah Nabawiyah Ringkas” 

2. Syamsul Rijal Hamid, “Mengenal lebih dekat Nabi Muhammad SAW”

3. Eka Wardhana, “Muhammad teladanku, ensiklopedia Muhammad”

*
*
*

(Artikel ini merupakan pemenang lomba menulis dalam rangka menyambut Maulid Nabi. Arkan mendapat juara 2 pada tingkat Shoul-Lin/Kelas 1-2 SMP)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086