Menuju Mahabbaturrasulillah dengan Mengkaji Kitab asy-Syama'il al-Muhammadiyah
Oleh: Raihan Dzikri Hakim (Mahasantri at-Taqwa College Depok)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Jika menyebut kata cinta, banyak orang yang dapat mendefinisikannya sesuai dengan suasana hati dan latar belakang masing-masing. Tidak dapat disebut sebagai seorang pencinta sejati jika hanya pandai merangkai kata tanpa bukti nyata. Tidak pula dapat dikatakan cinta jika tidak mengenal orang yang dicintainya.
Sebagai seorang pelaku cinta, kita wajib mengenal apapun yang berkaitan tentang objek yang dicintai, baik hal yang umum maupun yang paling khusus sekalipun. Mengapa hal tersebut menjadi penting? Sebab, dengan mengenal sang kekasih kita akan mencintainya bukan berdasarkan apa yang kita khayalkan tentangnya. Hal yang sangat mungkin terjadi jika pengenalan yang terbatas kepada sang kekasih adalah mencintai khayalan dan imajinasi terhadap objek tersebut bukan pada wujud nyata dia sebagai dirinya.
Cinta yang hakiki ialah mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta menjadikan segala objek yang wujud selainnya ialah nomor dua. Allah berfirman dalam surah al-Fatir: 28 bahwa, “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.†Maksud kata “ulama†yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang berilmu. Mustahil akan muncul rasa takut di hati seseorang jika ia tidak mengenal baik dengan siapa ia berhadapan. Allahlah yang maha memberi rasa takut di hati hamba-Nya.
Menurut Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam Islam and Secularismnya, dengan kedekatan yang sangat intim, seorang kekasih akan memberikan sesuatu yang mungkin ia tidak akan berikan kepada selain orang yang dekat dengannya. Begitu pula dengan Rasulullah, kemuliaan dan berbagai keutamaan apa yang akan kita raih jika dekat dengannya? Tentu banyak sekali, sebab beliaulah makhluk Allah yang paling sempurna yang tidak ada duanya.
Adalah kitab asy-Syamail al-Muhammadiyah yang menjelaskan tentang kemuliaan dan keutamaan Rasulullah Saw.. Kitab ini merupakan salah satu karya dari imam besar hadits yang memiliki otoritas tinggi dalam bidangnya. Ialah Imam at-Tirmidzi. Nama lengkapnya ialah Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak as-Salam al-Bagawi at-Tirmidzi. Hadits yang terkandung di dalam kitab asy-Syamail merupakan kumpulan hadits shahih yang berjumlah kurang lebih sebanyak 415 hadits shahih. Kitab ini terdiri dari 56 bab, yang dimulai dengan bab ciri fisik Rasulullah dan diakhiri dengan bab mimpi bertemu Rasulullah.
Dengan wasilah kitab karya Imam at-Tirmidzi ini, kita dapat menjalin cinta dengan baginda Nabi ï·º melalui pengenalan yang mendalam. Walaupun kita tidak sempat bertemu dan sezaman dengannya, minimal kita bisa mengetahui ciri-ciri dan kehidupan beliau yang mulia melalui riwayat dari para ulama.
Jika hati telah timbul perasaan cinta, maka dengan menyebut dan mengingatnya saja sudah dapat meneteskan airmata. Jika telah mengenal kemuliaan dan keutamaan samudera cinta, maka manusia akan sukarela tenggelam ke dalamnya. Syaikh Abu Abbas al-Mursi pernah berkata, “Seandainya Rasulullah hilang dari pikiranku walau hanya sedetik, aku malu menganggap diriku sebagai seorang muslim.â€
Jika telah timbul perasaan cinta, bersamaan dengan itu akan muncul pula satu penyakit yang bernama penyakit rindu. Penyakit ini tidak ada obatnya, kecuali bertemu dengan sang kekasih hati. Semoga dengan mengkaji kitab asy-Syamail al-Muhammadiyah kita dapat mulai menumbuhkan cinta kepada Rasulullah ﷺ dan mendapatkan cintanya sehingga dapat bertemu dengan beliau walaupun hanya di dalam mimpi. Wa Shalallahu ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa Shahbihi wa Baraka wa Sallam. Wallahu a’lam bish-Shawab.
Foto: Suasana Khataman Kitab asy-Syama'il al-Muhammadiyah bersama santri Pesantren At-Taqwa Depok yang dibimbing oleh Ustadz Zuhdi.
Sebagai seorang pelaku cinta, kita wajib mengenal apapun yang berkaitan tentang objek yang dicintai, baik hal yang umum maupun yang paling khusus sekalipun. Mengapa hal tersebut menjadi penting? Sebab, dengan mengenal sang kekasih kita akan mencintainya bukan berdasarkan apa yang kita khayalkan tentangnya. Hal yang sangat mungkin terjadi jika pengenalan yang terbatas kepada sang kekasih adalah mencintai khayalan dan imajinasi terhadap objek tersebut bukan pada wujud nyata dia sebagai dirinya.
Cinta yang hakiki ialah mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta menjadikan segala objek yang wujud selainnya ialah nomor dua. Allah berfirman dalam surah al-Fatir: 28 bahwa, “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.†Maksud kata “ulama†yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang berilmu. Mustahil akan muncul rasa takut di hati seseorang jika ia tidak mengenal baik dengan siapa ia berhadapan. Allahlah yang maha memberi rasa takut di hati hamba-Nya.
Menurut Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam Islam and Secularismnya, dengan kedekatan yang sangat intim, seorang kekasih akan memberikan sesuatu yang mungkin ia tidak akan berikan kepada selain orang yang dekat dengannya. Begitu pula dengan Rasulullah, kemuliaan dan berbagai keutamaan apa yang akan kita raih jika dekat dengannya? Tentu banyak sekali, sebab beliaulah makhluk Allah yang paling sempurna yang tidak ada duanya.
Adalah kitab asy-Syamail al-Muhammadiyah yang menjelaskan tentang kemuliaan dan keutamaan Rasulullah Saw.. Kitab ini merupakan salah satu karya dari imam besar hadits yang memiliki otoritas tinggi dalam bidangnya. Ialah Imam at-Tirmidzi. Nama lengkapnya ialah Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak as-Salam al-Bagawi at-Tirmidzi. Hadits yang terkandung di dalam kitab asy-Syamail merupakan kumpulan hadits shahih yang berjumlah kurang lebih sebanyak 415 hadits shahih. Kitab ini terdiri dari 56 bab, yang dimulai dengan bab ciri fisik Rasulullah dan diakhiri dengan bab mimpi bertemu Rasulullah.
Dengan wasilah kitab karya Imam at-Tirmidzi ini, kita dapat menjalin cinta dengan baginda Nabi ï·º melalui pengenalan yang mendalam. Walaupun kita tidak sempat bertemu dan sezaman dengannya, minimal kita bisa mengetahui ciri-ciri dan kehidupan beliau yang mulia melalui riwayat dari para ulama.
Jika hati telah timbul perasaan cinta, maka dengan menyebut dan mengingatnya saja sudah dapat meneteskan airmata. Jika telah mengenal kemuliaan dan keutamaan samudera cinta, maka manusia akan sukarela tenggelam ke dalamnya. Syaikh Abu Abbas al-Mursi pernah berkata, “Seandainya Rasulullah hilang dari pikiranku walau hanya sedetik, aku malu menganggap diriku sebagai seorang muslim.â€
Jika telah timbul perasaan cinta, bersamaan dengan itu akan muncul pula satu penyakit yang bernama penyakit rindu. Penyakit ini tidak ada obatnya, kecuali bertemu dengan sang kekasih hati. Semoga dengan mengkaji kitab asy-Syamail al-Muhammadiyah kita dapat mulai menumbuhkan cinta kepada Rasulullah ﷺ dan mendapatkan cintanya sehingga dapat bertemu dengan beliau walaupun hanya di dalam mimpi. Wa Shalallahu ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa Shahbihi wa Baraka wa Sallam. Wallahu a’lam bish-Shawab.
Foto: Suasana Khataman Kitab asy-Syama'il al-Muhammadiyah bersama santri Pesantren At-Taqwa Depok yang dibimbing oleh Ustadz Zuhdi.