Ketika Makalah Para Santri Belia Menggugah Kesadaran Berliterasi di Malaysia
Oleh: Dr. Adian Husaini
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Namanya Khalidah Abdullah. Umurnya 17 tahun. Ia salah satu dari 15 santri Pesantren At-Taqwa Depok yang mempresentasikan makalahnya di Malaysia. Makalahnya berjudul: “The Evaluation of the Alpha "Girls Guide Book" with Truth The Lens of Muslimah Concept in Islam.”
Tahun ini ada lima santri yang menulis makalah mereka dalam bahasa Inggris. Empat santri lain dan judul makalah mereka ialah:
- Fakhir Mumtaz: "Hararis Concept of Human: From an Islamic Perspective".
- Chamilla Yusuf: "The Role of The Masjid in Countering Secularization in Indonesia."
- Umar Faqih: "The Role of Ulama in The Development of Malay Language"
- Rafa Elzahira: "Critique on ChatGPT Based on The Dialogue Concerning Language Reflection on Worldview and Knowledge"
Sebelum keberangkatan mereka ke Malaysia, pakar Ekonomi dan Pemikiran Islam, Assoc. Prof. Ugi Suharto, pada Ahad (3/11/24), sempat hadir di Pesantren At-Taqwa Depok dan menyimak langsung presentasi para santri belia tersebut.
Dr. Ugi Suharto adalah salah satu dosen saya ketika saya mengambil kuliah S3 di ISTAC—IIUM Malaysia (2003-2009). Ia mengajar mata kuliah History and Methodology of Hadits. Ia dikenal sebagai salah satu murid Prof. Naquib al-Attas yang istimewa. Dr. Ugi telah mengajar di berbagai kampus di dunia: di Malaysia, Bahrain, Oman, Inggris, dan kini menjadi dosen di Universitas Islam Internasional Indonesia.
Dr. Ugi memberikan apresiasi tinggi dan nasehat-nesehat penting kepada para santri yang rata-rata berumur 17-18 tahun itu. Ia mengakui, seusia mereka dulu, masih belum memahami hal-hal pemikiran Islam yang tinggi seperti mereka. “Pada masanya, saya belum seperti Kalian, teruslah berkembang dan jangan berhenti di sini!" ujarnya.
Para santri At-Taqwa tahun ini menyampaikan makalah mereka di sejumlah universitas dan lembaga kajian di Malaysia, seperti Universitas Teknologi Malaysia (UTM), Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM), Balai Jawi Malaysia, dan Akademi Jawi Malaysia.
Salah satu makalah yang banyak menjadi perbincangan hangat adalah makalah yang ditulis Rafa Elzahira (17 tahun). Judulnya: “Critique on ChatGPT Based on The Dialogue Concerning Language Reflection on Worldview and Knowledge.”
Dari penelitian santriwati yang biasa dipanggil Hira ini, ada setidaknya tiga kritik yang perlu diperhatikan terhadap teknologi ChatGPT. (1). Ia tidak memiliki framework ilmu yang tetap (2). Kecenderungan bias dalam menampilkan penjelasan (3). Keterbatasan penggunaan bahasa.
Berikut ini judul-judul makalah para santri yang menarik perhatian pemerhati pendidikan.
- Kritik Konsep Ateisme Jean-Paul Sartre dalam Tinjauan Islamic Worldview (Muhammad Wisnu Fadillah, 17 Tahun)
- Kritik Terhadap Pemikiran Ignaz Goldziher Tentang Qiraat Al-Qur’an (Muhammad Jennerhaq Farabi Rachman, 17 Tahun)
- Sayyidah Aisyah Dalam Pusaran Tuduhan: Pernikahan dan Klaim Pembela Perempuan (Hilal Azka Fadhilah, 18 Tahun).
- Pemikiran dan Ajaran Syi’ah dalam Timbangan Adab (Abdurrahman Gymnastiar, 18 Tahun)
- Pengaruh Snouck Hurgronje Terhadap Sekularisasi Pendidikan Islam Di Indonesia (Farros Halim, 18 tahun).
- Tantangan Sekularisasi Dalam Materi Ajar Pendidikan Nasional (Muhammad Hilmi Aminuddin, 16 Tahun).
- Perjuangan Keilmuan Syaikh Yusuf Al-Maqassari Pada Masa Kolonialisme (Yusuf Sholih, 18 Tahun).
- Pemuda New Generation dalam Tinjauan Pendidikan Adab (Khalid Aqil M., 17 tahun).
- Konsep Adab Guru Dan Murid dalam Kitab Tadzkiratu al-Sami’ wa al-Mutakallim (Ahmad Zaydan Januarto, 17 Tahun).
- Peran Muhammad Al-Fatih dalam Pendidikan dan Dakwah Islam (Zaydan Ilmi Taqiyuddin, 17 Tahun).
Pada tanggal 18 November 2024, diadakanlah seminar di kampus Internasional Islamic University Malaysia. Temanya: Membangun Literasi Beradab, dengan pembicara tiga penulis buku yang merupakan alumni Pesantren At-Taqwa Depok. Mereka adalah: Fatih Madini, Azzam Habibullah dan Nabil Abdurrahman. Setelah itu dilanjutkan dengan presentasi makalah secara singkat dari belasan santri At-Taqwa Depok, dan tiga SMA lainnya.
Menyimak presentasi makalah dan buku-buku para santri dan alumni Pesantren At-Taqwa tersebut, sejumlah hadirin menyampaikan apresiasinya. Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar mengakui, di Malaysia belum ada SMA yang serius mengajarkan pemikiran Islam dan ketrampilan menulis seperti itu.
Patut disyukuri, bahwa makalah para santri dan puluhan pelajar SMA lainnya, telah memicu kesadaran berliterasi dan menulis di sejumlah pihak. Seorang mahasiswa Pasca Sarjana IIUM asal Jawa Barat bertanya kepada saya, “Bagaimana anak-anak ini menjadi seperti ini. Mereka bisa menulis dan menyampaikan gagasannya dengan baik?”
Saya jawab, bahwa pendidikan unggul itu ada rumusnya. Yakni, tanamkan adab atau akhlak mulia, utamakan ilmu-ilmu fardhu ain, dan pilih ilmu fardhu kifayah yang tepat. Ada lima kunci sukses pendidikan anak, yaitu: Niat ikhlas, Islamic worldview, sejarah yang benar, konsep ilmu dalam Islam, dan keterampilan menulis.
Jika kelima hal itu dipelajari dengan mendalam, dan diajarkan dengan serius kepada para santri, insyaAllah, akan lahir anak-anak yang beradab dan berilmu. Juga, karena berdakwah merupakan kewajiban, maka sepatutnya ketrampilan menulis juga dipelajari dengan sungguh-sungguh.
Semoga Allah terus memberikan bimbingannya kepada para santri yang telah memulai langkah pendidikan dan perjuangan yang benar. Kita doakan mereka semua akan memainkan peran penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Amin. (Depok, 19 November 2024).