Benarkah Hanya Sedikit Sahabat Nabi Yang Hafal Alquran?

Oleh: Shofiya Syakira, (Santri SMA Pesantren At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Pengumpulan Al-Quran sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad Saw secara lisan. Ini sebagaimana lafadz al-jamu dalam bab “pengumpulan al-Quran” yang memiliki dua makna. Pertama, mengumpulkan dalam hati, kedua mengumpulkan dalam tulisan. Rasulullah Saw menjadi pelopor sekaligus pemimpin para penghafal al-Quran hingga diikuti oleh para sahabat dan umat muslim.

Hanya saja ada anggapan miring dari orientalis bernama Regis Blachere (1900-1973 M) bahwa hanya ada 7 dari sahabat Nabi yang hafal al-Quran dalam hati. Kesimpulan ini diambil dari sejumlah hadits dalam sahih bukhari tentang pengkhususan jumlah penghafal al-Quran, yang dua di antaranya disebutkan oleh imam Suyuthi. 

“Dari Qatadah ia berkata: saya bertanya pada Anas bin Malik tentang penghafal Al-Quran pada masa Nabi SAW. Beliau menjawab: ada empat orang, semuanya dari kalangan Anshar: Ubay bin Kaab, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid. Saya bertanya, Abu Zaid itu siapa? Anas menjawab, salah satu pamanku”

“Dari Tsabit dari Annas bin Malik bahwasannya ia berkata: Nabi Saw wafat dan tidak ada satupun yang menghafal Al-Quran kecuali empat orang: Abu Darda, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid”

Faktanya kedua hadits di atas tidak dapat memberi kesimpulan bahwa tidak ada penghafal al-Quran selain nama-nama yang disebutkan. Hal ini didasari karena beberapa alasan.  

Pertama, terdapat perbedaan nama-nama yang disebutkan dalam hadits Qatadah dan hadits Tsabit. Dua hadis itu pun berbeda, di mana hadist riwayat Qatadah tidak menunjukan adanya pembatasan (al-Qashr) terhadap nama-nama yang disebutkan, sedangkan satu satu lagi ada pembatasan itu. Maka para ulama lebih mengunggulkan hadis yang tidak ada pembatasan, dimana artinya selain keempat itu masih ada sahabat lain yang hafal, dan itu banyak.

Hadis Qatadah yang terkesan ada pembatasan itu pun ditakwilkan oleh para ulama. Sebab hal ini menyelisihi fakta dimana banyak para sahabat penghafal dan ahli Al-Quran selain yang disebutkan. Berikut sejumlah jawaban dari maksud hadis tersebut.

Pertama, boleh jadi nama-nama yang disebutkan Annas ialah sebatas yang ia ketahui atau yang terbersit di kepalanya yang mana masuk dalam kaidah qasr idhafiy.

Kedua, boleh jadi yang Annas maksudkan ialah mereka yang menghafalkan dengan seluruh aspek bacaan Quran, atau mereka yang mengumpulkannya dalam bentuk hafalan dan tulisan. 

Ketiga, boleh jadi keempat nama yang disebutkan oleh Annas adalah mereka yang mengumpulkan al-Quran langsung kepada Rasul tanpa perantara.

Faktanya para penghafal al-Quran dari kalangan nabi sangat banyak. Termasuk di antaranya khulafaur rasyidin juga 10 orang yang dijanjikan masuk surga. Kita perlu bijak memahami sebuah hadis atau bahkan ayat al-Quran dengan pemahaman yang baik. Itulah yang diajarkan ulama kita. 

(Disari dari Mata kuliah Ulumul Quran bersama Ustadz Bana Fatahillah, Lc pada Kamis, 24 Juli 2025)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086