DELAPAN TAHUN PESANTREN AT-TAQWA DEPOK; Mengokohkan Diri sebagai Pesantren Pemikiran dan Peradaban Islam

Oleh: Dr. Adian Husaini (Pendiri dan Guru Pesantren At-Taqwa Depok)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Alhamdulillah, pada tahun 2023 ini, Pesantren At-Taqwa Depok genap berusia 8 tahun.  
Ada tiga jenjang pendidikan di Pesantren At-Taqwa Depok, yaitu (1) Pesantren Shoul-Lin al-Islami (setingkat SMP), (2) Pesantren Pemikiran dan Peradaban Islam (PRISTAC/setingkat SMA, dan (3) At-Taqwa College (setingkat SMA, sekualitas Perguruan Tinggi). 
Pesantren At-Tawa Depok secara resmi mendapat ijin operasional dari Kementerian Agama RI, mulai tahun 2017-2022, dan diperpanjang periode 2022-2027. Disamping menempuh pendidikan dengan kurikulum Pesantren, para santri juga terdaftar di SMP dan SMA Negeri yang ditunjuk Pemkot Depok. 

Pesantren At-Taqwa Depok merupakan kelanjutan dari program pendidikan di YPI At-Taqwa Depok yang dimulai dengan pendirian Taman Pendidikan Al-Quran At-Taqwa, 25 tahun lalu (tahun 1998). InsyaAllah pada 1 Juli 2023 diadakan Tasyakkur 25 Tahun YPI At-Taqwa Depok. 
Dalam usianya yang delapan tahun, Pesantren At-Taqwa Depok kini semakin dikenal sebagai Pesantren Pemikiran dan Peradaban Islam. Sudah tiga angkatan setingkat SMA yang menyampaikan presentasi makalah mereka di International Islamic University Malaysia (IIUM) dan RZS-CASIS Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Kuala Lumpur. (Inilah deretan prestasi ilmiah para santri At-Taqwa Depok: https://hidayatullah.com/berita/nasional/2018/11/09/154377/santri-pristac-bedah-buku-fatih-madini-mewujudkan-insan-dan-peradaban-mulia.html, https://www.adianhusaini.id/detailpost/santrisantri-pristac-presentasi-paper-di-iium-kuala-lumpur, https://dewandakwahjatim.com/2022/11/18/pasca-seminar-di-rzs-casis-utm-makin-yakin-inilah-konsep-pendidikan-ideal/, https://www.adianhusaini.id/detailpost/makalah-para-santri-pristac-memicu-perbincangan-di-malaysia).

Alkisah, delapan tahun lalu, pada 2015, pendidikan di Pesantren At-Taqwa Depok dimulai dengan sembilan santri (santri songo). Tempat belajar masih mengontrak sebuah Ruko di Komplek Pondok Duta Depok. Angkatan kedua masuk 13 santri baru. Saat itu harus pindah kontrakan. Angkatan ketiga masuk lebih dari 20 santri baru. 
 
Tahun 2016 itulah mulai pembangunan Pesantren At-Taqwa Depok di Lokasi Tanah Wakaf, Jalan Usman Hasbi Cilodong Depok. Semula, luasnya 4000 meter2, wakaf dari bapak Fahri Muhammad. Pesantren kemudian membeli beberapa lokasi lahan, sehingga saat ini, lahan wakaf Pesantren mencapai 5400 meter2. Lokasi Pesantren cukup strategis; hanya 700 meter dari alun-alun Kota Depok. 
 
Pembangunan pesantren terus berjalan sejak 2016 hingga kini. Terimakasih kepada para donatur yang telah membantu kelancaran pembangunan Pesantren At-Taqwa Depok. Semoga Allah mencatat semua amal ibadah kita sebagai amal jariyah. Aamiin. 
Saat ini, dimulai 25 Januari 2023, telah dimulai Pembangunan Asrama Putri yang terpisah dari lokasi pesantren putra. (NB. Saat ini Asrama Putri masih satu lokasi dengan Asrama Pesantren Putra). Pembangunan Asrama dua lantai, seluas 1000 meter2 ini diperkirakan menelan dana sekitar Rp 5 milyar, lengkap dengan fasilitas di dalamnya. 
  
Jumlah santri di pesantren At-Taqwa semakin bertambah dari tahun ketahun. Sampai tahun 2023 ini, sudah ada 200 santri. Mereka berasal dari Jawa, Bali, Papua, NTT, Sulawesi Barat, Kalimantan, sampai Sumatra Barat.  Kini, Pesantren At-Taqwa Depok telah mendapat banyak kepercayaan umat. Di tanah wakaf seluas 5000 meter, juga tinggal 24 orang guru. Sebanyak enam orang guru tinggal dengan keluarga di Pesantren. 
  
Pesantren ini diawali dengan niat yang baik, perumusan konsep pendidikan yang matang, perekrutan guru-guru yang ikhlas dan berkompeten, serta dukungan serta bimbingan dari Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud. Sebab, beliaulah yang kami pandang sangat memahami konsep pendidikan Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas dan memiliki ilmu dan pengalaman luas dalam bidang pendidikan. (https://www.youtube.com/watch?v=am4beSCSeGA). 
 
 Berdasarkan kajian yang mendalam tentang konsep pendidikan Islam, dapat dirumuskan Model pendidikan Islam yang baku, yaitu: TOP (1. Tanamkan adab/akhlak mulia sebelum ilmu, 2. Oetamakan ilmu-ilmu fardhu ain, dan 3. Pilih ilmu fardhu kifayah yang tepat). Rumus inilah yang telah dicoba diterapkan di Pesantren At-Taqwa Depok. (Tentang konsep dan aplikasi pendidikan di Pesantren At-Taqwa Depok, lihat: https://attaqwa.id/program/atco). 
 
Alhamdulillah, Pesantren At-Taqwa Depok sudah meluluskan dua angkatan. Hasilnya sangat patut disyukuri. Alumninya sudah melahirkan banyak karya ilmiah dan juga berkiprah nyata sebagai guru dan dai di tengah masyarakat. (Lihat: https://jernih.co/potpourri/beradab-dan-berkarya-di-usia-belia/). 
 
Pesantren At-Taqwa Depok juga sudah cukup banyak dikunjungi oleh pecinta dan aktivis pendidikan, baik yang melakukan studi banding atau penelitian tentang pendidikan oleh mahasiswa S2 dan S3. (https://www.edisi.co.id/berita/pr-975079325/prioritaskan-pendidikan-adab-al-iman-studi-banding-kepesantren-at-taqwa-depok?page=1, https://www.instagram.com/attaqwa.id/?hl=id). 
 
Wisuda yang berkesan 
 
Pesantren At-Taqwa Depok, pada hari Ahad (24/7/2022), melaksanakan acara Wisuda Santri. Ada tiga jenjang pendidikan yang diwisuda, yaitu tingkat SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Dengan semboyan utama: beradab dan berilmu, maka para santri yang dinyatakan lulus ini insyaAllah, telah memenuhi standar adab dan ilmu. Tentu saja, dengan berbagai keunikan potensi masing-masing. 
  
Para santri tingkat SMP (Shoul Lin al-Islami) berhak melanjutkan ke jenjang pendidikan tingkat SMA, yang diberi nama PRISTAC (Pesantren for the Study of Islamic Thought and Civilization).           Berikutnya, lulusan PRISTAC berhak melanjutkan pendidikan ke jenjang Pendidikan Tinggi bernama At-Taqwa College Depok. Masing-masing jenjang pendidikan itu berlangsung selama 2 tahun. 

Pesantren At-Taqwa memadukan sistem pendidikan pesantren dan sistem pendidikan nasional. Selama enam tahun di Pesantren At-Taqwa Depok, para santri juga terdaftar di sekolah terbuka dengan jenjang SMP dan SMA Negeri di Kota Depok, yang memang membuka jalur sekolah terbuka. 

Menyaksikan prestasi para santri yang diwisuda menimbulkan perasaan syukur kepada Allah SWT. Beberapa kali air mata harus meleleh. Anak-anak ini memiliki berbagai keunggulan adab dan ilmu yang sangat patut disyukuri. 

Para santri tingkat SMP, dinyatakan lulus setelah menjalani serangkaian ujian al-Quran, adab, ibadah, bahasa Arab, dan juga micro teaching. Mereka sejak dini sudah dilatih menjadi guru. Mereka disiapkan kedewasaan dan kemandiriannya. Sebab, setelah lulus SMP, mereka sudah harus menjadi mukallaf, menjadi manusia yang akil-baligh. 

Para santri PRISTAC pun menunjukkan prestasi adab dan ilmu yang hebat. Untuk anak-anak usia 15-16 tahun, mereka telah mampu menulis karya ilmiah (makalah) yang luar biasa. Para santri PRISTAC Angkatan keempat ini menulis 21 makalah yang dibukukan dengan judul: 
BUNGA RAMPAI PEMIKIRAN SANTRI. 

Berikut nama santri dan judul makalahnya: 1) Fawwaz Ziyad el-Hakim, “Guru dalam Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara”; 2) Khalisah Inas Tsabita, “Peran Orang Tua Tokoh Islam di Balik Kesuksesan Mereka”; 3) Cut Aisyah Kinanti, “Kritik terhadap Pemikiran Abraham Geiger tentang al-Qur’an; 4) Aisyah Zahra Ghaisani, “Budaya Ilmu di Andalusia: Kebangkitan dan Keruntuhannya”; dan 5) Nazwa Asifa Zahra, “Rahmah el-Yunusiah: Teladan bagi Muslimah Indonesia”.   6) Najda Khadijah Fadilla, “Pesan Pendidikan Imam al-Ghazali: Kajian Kitab Bidayatul Hidayah”; 7) Salma Mufida Aqila, “Relasi antara Kemajuan dan Agama: Studi Perbandingan Barat dan Islam”; 8) Fatha Mubina Aziza, “Keumalahayati: Keteladanan dan Perjuangan”; 9) Salma Kamila Santosa, “Menepis Tuduhan Ahmad Amin terhadap Kredibilitas Abu Hurairah ra.”; 10) dan Daud Syarif, “Pemikiran Pendidikan Ahmad Hassan dan Implementasinya di Indonesia”. 11) Fawwaz Ammar Narain, “Kritik terhadap Pluralisme Agama menurut Adian Husaini”; 12) Nabila, “Tazkiyatun Nafs dalam Perspektif Said Nursi”; 13) Yasmin Amira Salsabila, “Meneladani Kisah para Ulama dalam Menuntut Ilmu; 14) Abdul Hadi Taqiyuddin, “Konsep Kebahagiaan menurut Imam al-Ghazali: Kajian Kitab Kimmiyatus-Sa’adah”; 15) Subhan Ramadhan, “Metode Pendidikan Imam Syafi’i: Urgensi Adab dan Ilmu”; 16) Niswa Fatiha Rizkiya, “Pandangan Buya Hamka tentang Kemuliaan Perempuan”. 17) Jamilah Afifah Rahmah, “Problematika Feminisme dalam Memandang Kebebasan perempuan”; 18) Aditya Saputra, “Ayat-ayat Cinta dalam Tafsir al-Azhar”; 19) Isy Karima, “Relasi Da’wah dan Seni pada Masa Awal Islamisasi di Indonesia”; 20) Hanun Hilmiya Hazimah, “Meneladani Kemuliaan Fatimah az-Zahra”; dan 21) Muhammad Rama Sutanto, “Peran Perjuangan HOS Tjokroaminoto Melawan Kolonialisme Belanda”. 

Sementara itu, para mahasantri lulusan At-Taqwa College Angkatan Kedua ini, lulus dengan judul-judul skripsi sebagai berikut: (1) Abdurrahman Hanif Prawirosastro (Respon Ahmad Dahlan Terhadap Misi Kristenisasi di Indonesia), (2) Adnanda Harun Yahya 
(Konsep Kekayaan dan Kekuasaan: Komparasi Teori Neoliberalisme dan Teori Ibnu Khaldun), (3) Baihaqi Ahmad Shiddiq (Manifestasi Loss of Adab dalam Kehidupan Sosial), (4) Dyahsari Mutmainnah (Krisis Ekologi Perspektif Ekofeminisme dalam Tinjauan Islam), (5) Ibrahim Shiddiq (Urgensi Bahasa Arab dalam Memahami Agama Islam), (6) Ikhsan Fiisabilillahi 
(Pandangan Mutakallimun terhadap Sofisme dan Jejaknya  Pada Era  Kontemporer), (7) Muhammad Alfian (Pandangan Buya Hamka terhadap Kristen dalam Tafsir Al-Azhar), (8) 
Muhammad Ghazaly Al-Banna (Kontribusi Nashiruddin Al-Albani dan Syeikh Yasin Al-Fadani dalam Bidang Hadits: Studi Deskriptif dan Komparatif), (9) Muhammad Luthfan Hibbatullah 
(Analisis Krisis Terhadap Makna Agama, pada Tokoh Pilihan Intelektual Muslim Indonesia Berdasarkan Konsep Pandangan Alam Islam Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas), (10) 
Muttaqien (Kontribusi Ibnu Khaldun dalam Bidang Ilmu Sejarah), (11) Nuhgraha Ilman 
(Peran Haji Agus Salim dalam Kemerdekaan Politik dan Perumusan Dasar Negara Indonesia), (12) Reisya Callista (Kebebasan Perspektif Syed Muhammad Naquib Al-Attas), (13) Shinta Mustika (Konsep Adab Perempuan Menurut Syeikh Ahmad Ya’qub Al-Johori), (14) Tsabita Fatin Daniya (Relasi Ilmu dan Amal Perspektif Imam Al-Ghazali : Kajian Kitab Ayyuhal Walad), (15) Umar Zahid Saifullah (Konsep Budaya Ilmu Menurut Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud). 

 ***
 
Demikianlah perjalanan delapan tahun Pesantren At-Taqwa Depok (2015-2023). Mohon doanya, semoga para pimpinan, guru, santri, dan wali santri  diberikan bimbingan oleh Allah SWT dalam upaya mewujudkan lahirnya generasi ideal. 
Tiga pelaku utama kunci sukses pendidikan, yaitu guru, santri, dan walisantri, harus senantiasa berjuang bersama-sama untuk menjalankan proses pendidikan yang benar dan tepat, sehingga lahir insan-insan beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.
Semoga Allah SWT menolong kita semua. Aamiin.
 (Depok, 12 Maret 2023).  
 

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086