Definisi Salah Jadi Sumber Masalah

Oleh: Farrel Ahmad Wijaksana (Santri SMA Pesantren At-Taqwa College, 17 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Masalah memang tidak bisa dihindari. Dari masalah ekonomi, keluarga, pendidikan, pemerintahan dan lainnya. Semua orang tentu merasakannya, baik yang mau menghadapi atau berusaha kabur darinya. 

Di antara banyaknya masalah, ada satu hal yang menjadi penyebab khusus yang sering luput dari perhatian: pikiran yang rancu akibat salah mendefinisikan sesuatu. Dalam ilmu logika, definisi adalah salah satu pembahasan paling krusial. 

Sebagaimana dijelaskan guru kami, Dr. Syamsuddin Arif: “definisi sangat penting karena ia menentukan kesimpulan dari apa yang dipikirkan seseorang; apakah benar atau salah.” 

Definisi yang benar akan melahirkan konklusi yang benar dan logis. Sebaliknya, kesalahan dalam mendefinisikan sesuatu (atau bahkan dengan apa yang dipahami sebagai definisi itu sendiri) pasti akan menyebabkan kesimpulan yang salah dan tidak logis.

Contohnya bisa dilihat dalam politik dan media internasional. Definisi teroris seringkali dipolitisasi dan diterapkan secara subjektif. Negara Barat, Amerika khususnya, menampakan kerancuan logika yang tidak adil dalam mendefinisikan apa itu terorisme dan siapa yang disebut sebagai teroris. 

Karena ketidakjelasan dan subjektivitas mereka, maka orang yang memakai sorban, berjenggot, dan hal lain yang menyimbolkan Islam, disinyalir sebagai teroris. Sedangkan peluncuran misil Israel ke pengungsi Gaza, dalam definisi Amerika, dikatakan sebagai “pembelaan diri”. Padahal, definisi apa dan siapa itu teroris belum jelas!

Itulah mengapa memahami definisi dapat mencegah kita dari kesalahan berpikir dan bertindak. Dosen UNIDA Gontor itu menjelaskan: 

“(definition/definisi) serves to distinguish a thing from all other (similar) things; failure to grasp a definition of X will lead to confusion and error.” 

Maksudnya, definisi merupakan dasar dari segala hal yang kita pahami. Dengannya kita mampu menjelaskan esensi sesuatu, sekaligus membedakan sesuatu dari sesuatu lainnya yang sejenis. 

“Mendefinisikan itu artinya membatasi,” tegas peneliti INSISTS tersebut.

Kesalahan memahami definisi menjadi sumber masalah—baik yang besar mau-pun kecil. Oleh karena itu, memahami definisi dan cara berpikir yang logis adalah suatu kebutuhan, bukan sekedar sesuatu yang dipelajari sambil-lalu. 

Ilmu logika atau mantiq adalah ilmu yang sepatutnya dipelajari oleh semua orang, meski dengan kadar yang tentu berbeda. Tujuannya hanya satu; menjaga diri kita dari kesalahan berfikir dan berbuat.

*
*
*

(Catatan mata kuliah “Ilmu Mantiq” Sesi ke-11 dengan Dr. Syamsuddin Arif, pada Kamis, 11 September 2025)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086