Belajar Adabul ‘Alim Wal-Muta’alim: Para Ulama Sang Bintang Penerang

Oleh: Jilan Salma (Santriwati PRISTAC 1A - Pesantren At-Taqwa Depok, 14 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Besarnya keutamaan ilmu dapat menjadikan orang yang rendah, fakir, dan miskin naik derajatnya. Ia mendapat kedudukan dan jabatan yang tinggi di sisi Allah. Bukan berarti orang-orang yang sudah “sukses”, pejabat, atau presiden berhenti menuntut ilmu, justru mereka harus lebih mendalami lagi terutama dalam ilmu agama, agar tidak mendzolimi masyarakat, atau orang-orang di bawah mereka.

Seperti sebuah kisah pada masa Imam Malik. Ketika shalat Jumat khalifah pada masa itu datang terlambat. Kemudian para jamaah yang sudah hadir lebih awal ribut bergeser tempat, membuka shaf depan untuk khalifah. Imam Malik yang ketika itu hadir melihat hal itu merasa terganggu. Setelah shalat jumat Imam Malik memberikan fatwa. Dalam syariat Islam seharusnya orang yang telat hadir shalat jumat haqnya adalah duduk di paling belakang, mau orang itu pejabat tinggi, pemimpin, presiden ataupun khalifah. Tidak ada perbedaan, karena jika semua jamaah bergeser akan menimbulkan keributan, suasana shalat jumatnya menjadi tidak tenang, sedangkan suasana shalat jumat itu sakral.

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Agar ilmu itu mudah masuk ke dalam diri kita adalah dengan memuliakan ilmu, mengagungkan ilmu. Salah satu bentuk memuliakan ilmu adalah dengan memuliakan ahlinya yaitu para ulama, guru. Ulama di dunia itu bagaikan bintang-bintang di langit. Ketika bintang nampak maka akan memberi petunjuk kepada manusia dan ketika tidak nampak manusia akan bingung, tidak tahu jalan. Ulama adalah penerang bagi orang Mu’min. Sama seperti bintang, ia bisa menjadi petunjuk jalan bagi orang-orang yang mengerti ilmu falaq, para nelayan, pelaut dan lain-lain.

Berjalanlah bersama ilmu. Berjalanlah kemana ilmu itu akan berjalan. Ketika kita berjalan ke sesuatu tempat maka jangan lepas dari ilmu. Di pasar gunakan ilmu jual-beli agar tidak terjadi kecurangan dan kezaliman. Orang yang terbuka pikirannya karena ilmu akan mendapatkan cahaya (petunjuk). Jika terbuka karena hawa nafsu akan muncul syahwat.

Ilmu akan membuka hati kita dari kebutaan. Lalu bagaimana cara mudah untuk mendapatkan ilmu itu? Salah satu caranya adalah berteman dan bersahabat dengan orang-orang ‘alim (berilmu), yang baik, juga dekat dengan ulama. Karena dari pertemanan itu pasti kita mendapat hikmah. Jika temannya baik maka akan mendapat hikmah yang baik juga. Sedangkan jika temannya buruk maka hikmah yang didapat juga buruk. Hikmah yang didapat dari teman yang baik itu bagaikan rampasan perang.

Jangan pernah sekalipun kita memalingkan pandangan dari para ulama, karena Allah akan menurunkan rahmatnya jika kita memandang ulama. Memandang ulama dengan hal-hal seperti mengaji dengan mereka dan duduk di majlis-majlis mereka. Selain itu juga karena mereka bagaikan bintang petunjuk bagi kita.

Sesungguhnya pahala datang ke majlis ulama itu sangat besar. Hikmah dari tidak ditampakkannya pahala itu karena seandainya diperlihatkan maka orang-orang akan saling membunuh. Mereka berebutan dan orang-orang yang memiliki jabatan. Yang biasa ke pasar, sibuk dengan pekerjaan akan meninggalkan itu semua demi mengikuti majlis ulama. Maka jika itu terjadi dunia ini tidak akan berjalan dengan baik.

‘Aqal adalah sebaik-baik pemberian dan pemberian terbaik itu (‘aqal) jangan disalahgunakan. Kita harus menjadikannya sebagai sarana untuk menuntut ilmu dan kebodohan adalah seburuk-buruknya musibah, karena semua kemaksiatan itu muncul dan bermula dari kebodohan.

Ilmu dapat menghindarkan kita dari tipu daya setan dan orang-orang yang ingin berbuat hasad kepada kita, yang iri juga dengki. Tapi jangan lupa dalam menutut ilmu kita harus niatkan karena Allah, agar mendapat pahala dan ridhonya. Seberapa banyak amalan-amalan akhirat yang dilakukan dengan niat yang jelek menjadi amalan dunia dan sebaliknya amalan-amalan dunia yang dilakukan dengan niat yang baik (karena Allah) bisa menjadi amalan akhirat (mendapat pahala).

Dari semua hal-hal kebaikan yang harus kita lakukan ini ada ulama yang akan membimbing kita, menjadi cahaya (petunjuk). Para ulama di dunia ini bagaikan bintang yang bertebaran di langit dan kita harus memuliakan mereka. Wafatnya para ulama adalah kesedihan yang besar, bisa menjadikan agama runtuh karena hilangnya sebagian ilmu. (Ahd.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086