Santri SMA Persantren At-Taqwa Depok Presentasi Tentang Solusi Islam atas Masalah “Baby Blues” Di Hadapan Para Orang Tua
Oleh: Afkarmalik Hasan (Santri Pesantren At-Taqwa Depok, 16 Tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan

Santri Pesantren At-Taqwa Depok tingkat SMA, Belinda Bilqis (15 Tahun), pada Senin (12/5/25), mempresentasikan makalah ilmiahnya di hadapan para orang tua santri, termasuk orang tuanya sendiri. Di antara makalah yang dipresentasikan:
- “Problematika Baby Blues Dalam Tinjauan Islam” oleh Belinda Bilqis Ziraili (15 tahun)
- “Pengaruh Media Sosial Bagi Akhlak Remaja Terhadap Orang Tua Dalam Pandangan Islam” oleh Azzam Roja Aminuddin (16 tahun)
- “Metode Analogi Imam Al-Ghazali Dalam Kitab Ayyuha Al-Walad” oleh Ariq Ashim Nashrullah (15 tahun)
- “Konsep Deschooling Ivan Illich Dalam Perspektif Pendidikan Islam” oleh Rifqi Abdul Karim (15 tahun)
Salah satu makalah yang menjadi sorotan adalah milik Bilqis. Para orang tua begitu antusias memperhatikan. Mereka mengapresiasi sistematika Bilqis dalam menyusun gagasannya, mengenai Islam sebagai solusi bagi problem “Baby Blues”. Pertanyaan-pertanyaan mereka pun dapat dijawab dengan baik oleh Bilqis.
“Makalah ini ditulis dengan sangat baik, meskipun usianya baru 15 tahun,” tutur salah satu orang tua.
Dalam makalah tersebut, Bilqis menyebutkan bahwa beberapa tahun belakangan ini, banyak ibu yang khawatir dan cemas setelah melahirkan anaknya. Kondisi cemas setelah melahirkan disebut dengan baby blues.
“Baby blues dapat terjadi karena lingkungan sosial yang buruk, kurangnya perhatian ayah, dan lain-lain. Baby blues dapat memberikan dampak cemas dan frustrasi berlebihan pada ibu. Rasa cemas ini dapat berujung pada depresi dan bahkan bunuh diri,” ucapnya.
Selain itu, menurut Bilqis, Islam memiliki solusi atas baby blues. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu kehebatan Islam. Karena, meskipun kata baby blues tidak pernah disebut di dalam Al-Qur’an atau kitab-kitab ulama, tetapi Islam memiliki solusi atasnya.
Dalam Islam, wanita memiliki kedudukan yang mulia dan memiliki sifat rahmah. Oleh karena itu, bila seorang ibu mengalami baby blues, maka sepatutnya ia lebih mendekat kepada Allah SWT.
“Kemudian, seorang ibu harus percaya bahwa hamil dan melahirkan merupakan kemuliaan. Jika seandainya seorang ibu meninggal ketika melahirkan, maka ia akan mati syahid,” jelas Bilqis.
Selain itu, anak yang dilahirkan juga harus diyakini sebagai anugerah. Anak tersebut mulai dididik semenjak masih dalam kandungan. Lalu, seorang ibu juga harus menyiapkan mental, serta bersyukur dan berserah diri atau tawakal kepada Allah SWT.
Salah satu penyebab seorang ibu mengalami baby blues adalah kurangnya peran ayah. Oleh karena itu, ayah wajib memberi peran dan dukungan kepada ibu, agar ia tidak cemas dan frustrasi. Peranan sosial juga memberikan pengaruh penting pada ibu. Lingkungan sekitar juga harus memberikan dukungan.
Di akhir makalah, Bilqis memberi kesimpulan bahwa tidak semua ibu yang melahirkan mengalami baby blues. Dan juga, Islam mampu menjawab perkembangan zaman.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya solusi yang diberikan Islam untuk ibu yang mengalami baby blues. Seorang ibu harus mendekatkan diri kepada Allah SWT serta bersyukur dan tawakal.
Acara ini adalah presentasi santri At-Taqwa tingkat SMA tahap keempat. Tahap sebelumnya adalah presentasi di depan para guru dan santri At-Taqwa, dan presentasi di lembaga pendidikan di luar At-Taqwa, setingkat SMA dan perguruan tinggi.
Tahun ini, giliran angkatan ke-7 yang menulis makalah ilmiah dan mempresentasikannya. Artinya, sudah 7 tahun (sejak angkatan pertama) At-Taqwa berkomitmen membangun budaya literasi santri, meningkatkan daya dan kualitas berpikir mereka.