Santri SMA At-Taqwa Ingatkan Asas Kemajuan Peradaban M. Natsir di Rumah Hamka Malaysia

Oleh: Tim Humas At-Taqwa
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Pada sebuah sesi kunjungan ilmiah di Rumah Hamka Malaysia (RUHAMA) pada Ahad (16/11), santri Pesantren At-Taqwa Depok berusia 17 tahun, menegaskan kembali makna kemajuan peradaban dengan merujuk kepada pemikiran Mohammad Natsir. 

Setelah sesi tausiah yang disampaikan oleh Dr. Adian Husaini, acara berlanjut dengan peluncuran buku karya santri At-Taqwa yang masih berusia 18 tahun. Buku berjudul Hamka dan Westernisasi Indonesia itu ditulis oleh Farel Ahmad Wijaksana, cicit Buya Hamka, yang mewarisi tradisi intelektual keluarganya. Peluncuran tersebut menjadi salah satu momen penting dalam rangkaian acara, menandai kesinambungan tradisi ilmiah di kalangan generasi muda.

Usai peluncuran buku, acara berikutnya diisi oleh presentasi ilmiah dari Muhammad Amrullah Burhanuddin — atau “Amru”, sebagaimana ia disapa — santri 17 tahun yang memaparkankan pemikiran Mohammad Natsir mengenai asas kemajuan peradaban. Dalam penyampaiannya, Amru menegaskan bahwa dunia kontemporer telah mengubah banyak persepsi dasar, termasuk cara manusia memahami makna kemajuan itu sendiri.

Menurut Amru, Mohammad Natsir memandang bahwa kemajuan sejati tidak pernah terlepas dari pegangan agama, pembentukan masyarakat yang bermutu, serta peneguhan moral. Masyarakat yang hidup dengan nilai-nilai tersebutlah, ujarnya, yang akan menghidupkan ruh sebuah peradaban. “Masyarakat itulah yang kelak melahirkan kemajuan dan kemegahan, dengan keseimbangan antara aspek material dan spiritual. Konsep inilah yang menjadi asas peradaban yang unggul, tanpa takut mengalami keruntuhan,” tegasnya.

Dalam pemaparannya, Amru turut membandingkan konsep kemajuan menurut perspektif Barat. Ia merujuk pada United Nations Development Programme (UNDP), sebuah organisasi yang menilai kemajuan bangsa melalui ukuran-ukuran yang bersifat materialistis dan sekuler. Pendekatan tersebut, menurut Amru, perlu dikritisi karena mengabaikan unsur moral dan spiritual yang menjadi inti pembentuk peradaban manusia.

Presentasi Amru menutup rangkaian acara dengan pesan penting: bahwa memahami kemajuan peradaban memerlukan pemahaman menyeluruh, bukan sekadar ukuran-ukuran zahir. Dengan merujuk kepada pemikiran tokoh seperti Mohammad Natsir, generasi muda diingatkan kembali untuk memandang kemajuan bukan hanya sebagai hasil pembangunan fisik, tetapi sebagai cerminan kualitas manusia dan masyarakat itu sendiri.

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086