SANTRI-SANTRI SMA AT-TAQWA DEPOK KEMBALI KHATAMKAN “ISLAM AND SECULARISM”
Oleh: Bana Fatahillah (Direktur At-Taqwa College)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Rabu, 17 Desember 2025, Santri ATCO 2 atau setara 3 SMA kembali melanjutkan tradisi keilmuan langka dengan menghatamkan kitab Islam and Secularism karya pemikir muslim terkemuka Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas. Ini merupakan khataman yang keenam kalinya setelah lima angkatan sebelumnya.
Kelas ini diampu oleh Dr. Nirwan Syafrin, lulusan International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) Malaysia, yang juga merupakan murid langsung Prof. al-Attas. Dr. Nirwan menemani, membacakan, menjelaskan dan mendiskusiakn buku ini dalam 5 semester kurang lebih 1,5 tahun
Dalam majlis khataman kemarin, Dr. Nirwan Syafrin menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kesungguhan para santri dan pihak pesantren. Ia menegaskan bahwa sangat jarang pesantren yang berani dan konsisten mengkaji buku pemikiran Islam berbahasa Inggris seperti ini, terlebih kitab yang secara konseptual cukup berat seperti Islam and Secularism.
“Ini patut disyukuri. Bahkan di Malaysia sendiri, tidak banyak lembaga yang membaca kitab ini secara utuh. Dulu, ketika kami membacanya di ISTAC dalam mata kuliah Religion of Islam, kitab ini pun tidak dibedah huruf demi huruf. Yang dibahas hanya satu bab, yakni bab ketiga. Maka apa yang dilakukan pesantren ini adalah sesuatu yang sangat istimewa,” ungkapnya.
Kitab Islam and Secularism merupakan karya penting Prof. al-Attas yang menjelaskan secara mendalam akar-akar konseptual sekularisme Barat, mulai dari sejarah intelektualnya, asumsi-asumsi filosofisnya, hingga implikasinya terhadap cara manusia memahami agama, ilmu, dan realitas.
Prof. al-Attas ingin menegaskan bahwa sekularisme bukan sekadar pemisahan agama dan negara, melainkan sebuah pandangan hidup (worldview) yang mengandung konsekuensi serius terhadap makna kebenaran, nilai, dan tujuan hidup manusia. Selain itu, ia juga hendak menjelaskan perbedaan mendasar antara konsep agama dalam Islam dan konsep religion dalam tradisi Barat, serta menawarkan kerangka Islamisasi ilmu pengetahuan sebagai respon epistemologis dan peradaban terhadap tantangan modernitas sekuler.
Dr. Nirwan menambahkan bahwa Prof. al-Attas dikenal sebagai sosok yang sangat menguasai tradisi intelektual Barat sekaligus khazanah Islam klasik, baik dari sisi filsafat, teologi, bahasa, maupun sejarah peradaban. Karena itu, kritik al-Attas terhadap sekularisme bukan kritik reaktif, melainkan kritik ilmiah yang dibangun dari penguasaan mendalam terhadap objek yang dikritiknya.
Kegiatan khataman ini diharapkan tidak berhenti sebagai capaian akademik semata, tetapi menjadi bekal intelektual dan kesadaran peradaban bagi para santri dalam membaca realitas modern dan memahami tantangan pemikiran Barat hari ini. “Jangan berhenti mengkaji dan belajar, khususnya buku ini, suatu hari kalian akan menemukan manfaatnya,” tutup Dr. Nirwan
*
Kamis, 18/12/2025
Bana Fatahillah
Kelas ini diampu oleh Dr. Nirwan Syafrin, lulusan International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) Malaysia, yang juga merupakan murid langsung Prof. al-Attas. Dr. Nirwan menemani, membacakan, menjelaskan dan mendiskusiakn buku ini dalam 5 semester kurang lebih 1,5 tahun
Dalam majlis khataman kemarin, Dr. Nirwan Syafrin menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kesungguhan para santri dan pihak pesantren. Ia menegaskan bahwa sangat jarang pesantren yang berani dan konsisten mengkaji buku pemikiran Islam berbahasa Inggris seperti ini, terlebih kitab yang secara konseptual cukup berat seperti Islam and Secularism.
“Ini patut disyukuri. Bahkan di Malaysia sendiri, tidak banyak lembaga yang membaca kitab ini secara utuh. Dulu, ketika kami membacanya di ISTAC dalam mata kuliah Religion of Islam, kitab ini pun tidak dibedah huruf demi huruf. Yang dibahas hanya satu bab, yakni bab ketiga. Maka apa yang dilakukan pesantren ini adalah sesuatu yang sangat istimewa,” ungkapnya.
Kitab Islam and Secularism merupakan karya penting Prof. al-Attas yang menjelaskan secara mendalam akar-akar konseptual sekularisme Barat, mulai dari sejarah intelektualnya, asumsi-asumsi filosofisnya, hingga implikasinya terhadap cara manusia memahami agama, ilmu, dan realitas.
Prof. al-Attas ingin menegaskan bahwa sekularisme bukan sekadar pemisahan agama dan negara, melainkan sebuah pandangan hidup (worldview) yang mengandung konsekuensi serius terhadap makna kebenaran, nilai, dan tujuan hidup manusia. Selain itu, ia juga hendak menjelaskan perbedaan mendasar antara konsep agama dalam Islam dan konsep religion dalam tradisi Barat, serta menawarkan kerangka Islamisasi ilmu pengetahuan sebagai respon epistemologis dan peradaban terhadap tantangan modernitas sekuler.
Dr. Nirwan menambahkan bahwa Prof. al-Attas dikenal sebagai sosok yang sangat menguasai tradisi intelektual Barat sekaligus khazanah Islam klasik, baik dari sisi filsafat, teologi, bahasa, maupun sejarah peradaban. Karena itu, kritik al-Attas terhadap sekularisme bukan kritik reaktif, melainkan kritik ilmiah yang dibangun dari penguasaan mendalam terhadap objek yang dikritiknya.
Kegiatan khataman ini diharapkan tidak berhenti sebagai capaian akademik semata, tetapi menjadi bekal intelektual dan kesadaran peradaban bagi para santri dalam membaca realitas modern dan memahami tantangan pemikiran Barat hari ini. “Jangan berhenti mengkaji dan belajar, khususnya buku ini, suatu hari kalian akan menemukan manfaatnya,” tutup Dr. Nirwan
*
Kamis, 18/12/2025
Bana Fatahillah