Resep Al-Quran Untuk Gejala Overthingking
Oleh: Cut Asiyah Kinanti (Santriwati SMA At-Taqwa Depok, 17 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
“Allah sudah memberikan satu resep obat di dalam al-Quran untuk mengatasi permasalahan overthinking” jelas direktur At-Taqwa College, Ustadz Bana, dalam tausiyah Subuh pada Sabtu, (15/11). Overthinking memang sering kali dirasakan oleh anak muda hari ini. Rasa takut khawatir, dan cemas yang berlebihan sering kali menumpuk hingga akhirnya menimbulkan stres.
Ternyata, al-Qur’an memberikan satu ayat yang menjadi penenang bagi hati yang dipenuhi kecemasan. Allah berfirman:
“Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah”
Ayat tersebut menegaskan bahwa semua hal dalam kehidupan sudah ditetapkan oleh Allah. Termasuk perihal ujian dialami manusia. Maka semestinya manusia tidak larut dalam rasa takut dan cemas yang berlebihan.
Jika seseorang memahami betul persoalan ini, otomatis dirinya tidak akan stress karena overthinking. Sebab pada ayat selanjutnya, Allah menerangkan:
(Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Kedua ayat di atas memaparkan bahwa adalah perkara pasti jika setiap dari manusia akan mengalami ujian. Kendati demikian Allah tidak membiarkan manusia agar terjerumus lama dalam kesedihan. “Allah tidak melarang seseorang mengalami kesedihan, tetapi Allah melarang sedih dan cemas yang berlebihan” tegas ustaz Bana.
Tausiah Subuh kali ini sampai pada kesimpulan, ketika seseorang mampu memahami konsep takdir yang demikian, maka ia tidak akan terjerumus dalam “pengandaian”, berkhayal begini seandainya begitu, yang justru akan membuka pintu bagi godaan setan.
“Kendati demikian bukan berarti agama Islam mengajarkan pasrah dengan takdir Allah. Manusia perlu berusaha, membuat planning, menyiapkan semua hal di masa depan. Namun dengan keyakinan, apapun yang terjadi ke depannya, itu adalah takdir Allah. Dengan begitu ia tidak takut untuk melangkah atau larut dalam kesedihan berlebih,” tutup beliau.