Puluhan Santri At-Taqwa Depok Lulus Ujian Kenaikan Tingkat Bela Diri, Ustadz Yaqin Iman: “Ujian Untuk Melahirkan Santri Yang Kuat Ilmu Dan Jasmani”

Oleh: Khodeja Yuilan (Santriwati PRISTAC - Tingkat SMA - Pesantren At-Taqwa Depok, 16 tahun) dan Muhammad Syakila ar-Rosyad (Santri At-Taqwa College Depok, 20 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Setelah satu tahun lama menuggu, akhirnya hari ini, Sabtu, 15 Juli 2023, dilaksanakanlah Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Bela Diri Syufu Taesyukhan di Pesantren At-Taqwa Depok. Ujian ini diikuti dari santri Tingkat Satu sampai Tiga. Ada juga yang langsung mengikuti dua tingkat. Pada hari sebelumnya, telah dilaksanakan ujian untuk Tingkat Dua dan Tiga, yang berjumlah 18 orang. Dalam ujian ini, mereka berjalan sejauh 15 km. bahkan ada yang lebih dari itu, karena salah mengambil jalan. Mereka hanya diperbolehkan minum selama di perjalanan, kecuali jika ada yang memberikan makanan kepada mereka maka dibolehkan untuk makan. Total santri yang mengikuti ujian kali ini berjumlah 43 orang, dengan 12 penguji. Ujian jalan jauh tersebut tentu sudah dalam pengawasan beberapa penguji yang diberikan amanah.

Ujian jalan jauh yang digelar oleh Hent Lanah At-Taqwa itu khusus untuk tingkat dua (Tawgi) dan tiga (Loinno). "Kegiatan ini bertujuan untuk mencetak santri yang kuat ilmu dan jasmaninya", ujar Ustadz Nur Yaqin Iman Rahimahullah, S.Pd.I. selaku penanggungjawab kegiatan ini-.

Perlu diketahui, di Pesantren At-Taqwa Depok ini santri tidak hanya dilatih intelektualnya saja. Namun, untuk meningkatkan aktivitas fisiknya, Pesantren At-Taqwa juga mewajibkan salah satu bela diri Muslim yang ada di Indonesia, yakni bela diri Syufu Taesyukhan. Lanah At-Taqwa ini menjadi lanah pertama di kota Depok. Bela diri ini juga melengkapi kurikulum inti Pesantren At-Taqwa yakni Adab, Kitab, dan Silat. Di pesantren At-Taqwa Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali. Namun untuk tahap akselerasi (percepatan ujian) baru diadakan pertama kali di Pesantren At-Taqwa Depok.

Khusus untuk naik ke Tingkat Tiga ini, santri diharuskan untuk jalan jauh (long march) sejauh 15 km sebelum menjalani ujian bersama penguji di hari selanjutnya. Kegiatan ini dimulai pada pagi hari setelah shalat shubuh. Santri dikumpulkan dan doa bersama guna kelancaran kegiatan ini. Untuk ujian ini, santri putra mulai jalan satu persatu sedangkan santri putri berpasangan dengan temannya dalam menempuh perjalanan. Dalam perjalanan ini, santri merasakan ujian kesabaran yang cukup besar. Pasalnya, pada perjalanan kali ini santri hanya dibekali satu botol air minum saja. Untuk meningkatkan kepekaan indra pengelihatannya, santri hanya diberi tanda petunjuk jalan dengan kertas note berwarna yang ditempel di setiap sudut jalan.

Dengan berbagai macam ujian yang diberikan, alhamdulillah santri dapat menyelesaikannya dengan baik dan dapat sampai dengan selamat kembali ke pesantren tepat waktu. Untuk memulihkan tenaga santri guna ujian di hari selanjutnya, santri dipersilahkan untuk beristirahat.

Acara pembukaan pada 15 Juli berlangsung di Mushola Taman Adabi setelah sholat shubuh. Penyambutan dari para asatidz dan penguji didengarkan dengan seksama oleh para santri. Dibuka oleh Mudir Pesantren at-Taqwa Depok, para santri mendengarkan pesan-pesan dari Ustadz Dr. Muhammad Ardiansyah. Pesan dan juga nasehat itu disampaikan untuk para peserta juga kepada seluruh santri. Selanjutnya sambutan dari Suheng M. Iman Setia Permana, M.Pd. yang juga sekaligus membuka acara Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) di Pesantren At-Taqwa Depok.

Ustadz Ardiansyah selaku Mudir Ponpes At-Taqwa menyampaikan pesan-pesan kepada para santri. Ia menyampaikan sebuah pesan, bahwa kita hidup di dunia ini pasti memiliki ujian. Allah memberikan ujian kepada hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Begitu pula dengan Suheng Iman. Ia menyampaikan, bahwa kita sebagai umat Islam harus berada di garda terdepan dari yang lainnya. Kita juga harus berani untuk menyampaikan kebenaran.

Selanjutnya ada penampilan dari para santri yang tak kalah seru, yaitu berupa atraksi syufu. Penampilan ini terdiri dari penampilan tongkat, kelincahan, pisau, kipas, membelah bata, dan double stick. Ada juga penampilan istimewa dari salah satu penguji. Seperti biasanya, penampilan ini dipenuhi oleh tepukan dan sorakan dari para penonton.

Ujian berlangsung selama sehari. Ujian ini dimulai dari pukul 0800 sampai 1145, lalu diteruskan dari pukul 1300 sampai selesai. Tingkat Satu harus mengikuti ujian tulis, hafalan Quran, kekuatan, kelenturan, kelincahan, senam, dan jurus. Tingkat Dua harus mengikuti ujian jurus dan juga kekuatan, sedangkan Tingkat Tiga harus mengikuti ujian jurus saja. Sesuai dengan tingkatan, santri yang diuji bahkan bisa sampai 1000 kali mereka melakukan jurus.

Mereka melakukan ujian ini dengan penuh semangat, meskipun rasa lelah menghampiri mereka. Mereka tetap berjuang sampai akhir. Karena mereka tahu bahwa di setiap usaha yang mereka lakukan pasti akan ada sebuah hasil, dan hasil pasti tidak akan menkhianati usaha.

Acara penutupan di mulai pada pukul 1645. Penutupan ini dilaksanakan dengan adanya candaan agar tidak terlalu menegangkan. Ustadz Bana Fatahillah, Lc. sebagai Direktur Shoul-Lin al-Islami memberikan dua nasihat. Pertama, kita semua pasti akan diberi kesenangan dan kesusahan, dan keduanya adalah bentuk dari ujian. Kedua, kita harus berani berbuat amar maruf nahi munkar menuju kebaikan dan melarang kepada keburukan.

Alhamdulillah semua yang mengikuti ujian dinyatakan berhasil dan tidak ada yang terluka parah. Ada beberapa orang yang menempati nilai tertinggi. Untuk Tingkat Satu ada M. Jennerhaq Farabi Rachman dan Alfidya Zitazkiya Fika. Untuk Tingkat Dua ada Aufa Azizah, dan yang terakhir untuk Tingkat Tiga, ada Ihsan Fisabilillah, dan Alima Pia Rasyida.

Ilmu bela diri itu penting bagi semua umat manusia, sebagai bentuk pertahanan diri dari serangan yang tak terduga. Misalnya seperti pencopetan. Jika kita memiliki ilmu bela diri, kemungkinan besar kita dapat melawan pencopet tersebut, tidak hanya berdiam diri tidak melakukan apapun. Walaupun ilmu bela diri yang kita tahu hanya sedikit, amalkanlah. Karena ada sebuah mahfudzot yang artinya, ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah. (Editor Ahd.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086