Public Speaking Contest: Lomba Penuh Gengsi Dan Wadah Melahirkan Da’i
Oleh: Shofiya Syakira (Santri PRISTAC —setara SMA—16 tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan
Di penghujung 2024, Pesantren At-Taqwa Depok mengadakan lomba pidato antar santri bertajuk “Public Speaking Contest” (PSC). Setelah melewati babak kualifikasi, malam tadi, Sabtu (27/12/24), PSC memasuki babak final dengan 6 kontestan, dua orang per bahasa.
Perwakilan Bahasa Indonesia ada Abdullah Aufa Ariq (17 tahun) dan Furaiqa Az-Zahra (16 tahun); Bahasa Arab, ada Farros Halim (17 tahun) dan Azkya Adawiyah (14 tahun); dan Bahasa Inggris ada Farel Ahmad (16 tahun) dan Qatrunnada Karimah (15 tahun).
Sekretaris Jendral At-Taqwa Dr. Suidat, sangat mengapresiasi acara ini. Lomba PSC, katanya, dapat menjadi sarana pendidikan da’i demi kebangkitan Islam dan keselamatan Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa setiap Muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah. Mulai dari lingkup kecil kepada sesama teman, sampai lingkup besar dengan berdakwah ke wilayah-wilayah pelosok nantinya.
“Jadikan PSC ini sebagai media latihan berdakwah. Jangan berhenti di sini! ajak terus orang-orang menujuk kebaikan (dakwah ila al-khoir), kepada jalan Allah (dakwah ilaAllah) di mana pun Kalian berada nanti,” tegas Ustadz Suidat ketika memberi sambutan pada grand final PSC.
PSC merupakan suatu acara baru di At-Taqwa. Pada grand final kali ini, tidak hanya guru, para santri begitu antusias menyambutnya. Mereka sampai membawa berbagai atribut bahkan bedug, guna memberi dukungan kepada para konstestan yang mewakili kelas mereka.
Direktur SMP Ustadz Bana Fatahillah beraharap semoga adanya PSC dapat menjadi wadah bagi santri-santri yang memiliki potensi dalam “public speaking”, baik melalui Bahasa Indonesia, Inggris, maupun Arab.
Ia juga berterima kasih kepada para panitia yang telah menyukseskan acara ini. “Jujur saja agenda ini sangat positif dan sukses besar. Panitia berhasil membuat acara ini memuaskan dan berkesan,” ujar alumni Al-Azhar Kairo itu.
*
*
*
Editor: Imad
Perwakilan Bahasa Indonesia ada Abdullah Aufa Ariq (17 tahun) dan Furaiqa Az-Zahra (16 tahun); Bahasa Arab, ada Farros Halim (17 tahun) dan Azkya Adawiyah (14 tahun); dan Bahasa Inggris ada Farel Ahmad (16 tahun) dan Qatrunnada Karimah (15 tahun).
Sekretaris Jendral At-Taqwa Dr. Suidat, sangat mengapresiasi acara ini. Lomba PSC, katanya, dapat menjadi sarana pendidikan da’i demi kebangkitan Islam dan keselamatan Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa setiap Muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah. Mulai dari lingkup kecil kepada sesama teman, sampai lingkup besar dengan berdakwah ke wilayah-wilayah pelosok nantinya.
“Jadikan PSC ini sebagai media latihan berdakwah. Jangan berhenti di sini! ajak terus orang-orang menujuk kebaikan (dakwah ila al-khoir), kepada jalan Allah (dakwah ilaAllah) di mana pun Kalian berada nanti,” tegas Ustadz Suidat ketika memberi sambutan pada grand final PSC.
PSC merupakan suatu acara baru di At-Taqwa. Pada grand final kali ini, tidak hanya guru, para santri begitu antusias menyambutnya. Mereka sampai membawa berbagai atribut bahkan bedug, guna memberi dukungan kepada para konstestan yang mewakili kelas mereka.
Direktur SMP Ustadz Bana Fatahillah beraharap semoga adanya PSC dapat menjadi wadah bagi santri-santri yang memiliki potensi dalam “public speaking”, baik melalui Bahasa Indonesia, Inggris, maupun Arab.
Ia juga berterima kasih kepada para panitia yang telah menyukseskan acara ini. “Jujur saja agenda ini sangat positif dan sukses besar. Panitia berhasil membuat acara ini memuaskan dan berkesan,” ujar alumni Al-Azhar Kairo itu.
*
*
*
Editor: Imad