Presentasi Makalah di Hadapan Orang Tua, Santri Pesantren At-Taqwa Depok: Masuk At-Taqwa, Insaallah Terhindar Dari Paham Sesat
Oleh: Hauraa Maksum Dawam (Santri Pesantren At-Taqwa Depok, 17 Tahun)
Artikel Ilmiah
Liputan Kegiatan

Santri Pesantren At-Taqwa Depok tingkat SMA, pada Selasa (13/5/25), mempresentasikan makalah ilmiah mereka di hadapan para orang tua santri, termasuk orang tua mereka sendiri. Di antara makalah yang diresentasikan:
- “Jilbab: Antara Syariat Dan Fashion” oleh Fatimah Syiharani (16 tahun
- “Kritik Buya Hamka Terhadap Adat Minangkabau Lewat Karya Sastra” oleh Huurin Utrujah Grs (16 tahun)
- “Jihad Dalam Pandangan Dan Kehidupan Para Sufi” oleh Kayla Danish Hanania (17 tahun)
- “Neraca Keimanan Menurut Syekh Abdullah Bin Husain: Kajian Kitab Sullam At-Taufiq” oleh Khonsa Syahidah Mutmainah (16 tahun)
- “Pangeran Diponegoro: Perannya Dalam Menyatukan Masyarakat Dalam Perang Jawa” oleh Augustian Arif Handoko (16 tahun)
- “Kritik Terhadap Pemikiran Nurcholis Madjid Tentang Konsep Toleransi Beragama” oleh Rifqi Muhammad Abyan (17 tahun)
Salah satu makalah yang mendapat banyak sorotan dan pertanyaan adalah milik Rifqi Abyan. Ia bisa menjawab semuanya dengan baik. Ketika ditanya mengenai cara menghindari paham -paham sesat yang menyalahi akidah dan pandangan hidup Islam, ia menjawab:
“Ya, sebagaimana menghindari penyakit, kita perlu mempelajari penyakit itu, apa ciri-cirinya, bagaimana cara menghindarinya. Maka begitu pula cara menghindari paham-paham sesat, kita harus mempelajarinya. Cara mempelajarinya, menurut saya, gampangnya ya masuk pesantren At-Taqwa Depok”
Mendengarnya kalimat terakhirnya, para orang tua dibuat cukup heboh. Mereka tersenyum simpul disertai sedikit gelak tawa disertai pandangan penuh kekaguman.
Banyak orang tua yang tidak hanya sekedar bertanya, tetapi juga mengungkapkan kebanggaan dan kekagumannya terhadap santri-santri itu. Begitulah buah dari kerja keras mereka selama berbulan-bulan, dalam berpikir, mencari refrensi, menulis, sampai presentasi.
“Ketika menulis makalah, mereka memang cukup tertekan. Tapi setidaknya, tekanan itu membuahkan kebahagiaan bagi para guru dan orang tua, termasuk diri mereka sendiri. Kalau mereka tidak hidup di bawah tekanan, artinyamereka sedang tidak mengusahakan apa-apa,” ucap Ustadz Reza Pratomo selaku guru yang hadir dalam presentasi tersebut.
Acara ini adalah presentasi santri At-Taqwa tingkat SMA tahap keempat. Tahap sebelumnya adalah presentasi di depan para guru dan santri At-Taqwa, dan presentasi di lembaga pendidikan di luar At-Taqwa, setingkat SMA dan perguruan tinggi.
Tahun ini, giliran angkatan ke-7 yang menulis makalah ilmiah dan mempresentasikannya. Artinya, sudah 7 tahun (sejak angkatan pertama) At-Taqwa berkomitmen membangun budaya literasi santri, meningkatkan daya dan kualitas berpikir mereka.