Peringati Maulid Nabi, Dr. Hasan Basri Ingatkan Santri At-Taqwa Tentang Tertib Dan Disiplin Diri
Maulid Nabi bukan suatu hal yang sifatnya ibadah khusus. Namun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wassalam berkata bahwa beliau mmemperingati hari lahirnya dengan puasa di hari Senin. Hal itulah yang dijelaskan oleh Dr. Muhammad Ardiansyah saat sambutan acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wassalam di Pesantren At-Taqwa Depok (Kamis, 28 September 2023). Dr. Ardisnsyah menjelaskan bahwa acara maulid (peringatan kelahiran Nabi Muhammad) ini jangan sampai dilewatkan. Dengan peringatan ini, mudah-mudahan dapat menambah kecintaan kita kepada Baginda Muhammad SAW.
Alhamdulillah Pesantren At-Taqwa Depok mengadakan Maulid Nabi setiap tahunnya dengan dua acara, di pagi dan malam hari. Pada hari kelahiran Nabi ini kita dianjurkan untuk banyak bershalawat. Pada hari biasa dan hari yang istimewa (Jum’at dan lain-lain) pun para santri sudah dibiasakan untuk banyak bershalawat sebagai bentuk pengamalan dari hadits Nabi: “Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah mereka yang banyak bershalawat kepadaku.”
Fakta lain yang membuat shalawat ini sangat istimewa adalah karena Allah ikut bershalawat kepada Nabi. Shallawat berbeda dengan perintah Allah yang lain. Bahkan bershalawat kepada Nabi dengan adanya niat sombong dalam hati, bisa mendapat pahala. Artinya betapa mulia Nabi besar kita hingga kita sebagai hamba-Nya diperintahkan untuk banyak bershalawat.
Dari kemuliaan dan sifat-sifat Nabi terpuji yang lain, kita diajarkan dua hal oleh Nabi sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Hasan Basri Tanjung, M.A. sebagai pembicara acara pada malam itu. Pertama, tertib. Dalam melaksanakan segala sesuatu itu harus tertib. Di sini Dr. Hasan Basri Tanjung menjelaskan bahwa orang yang berhasil adalah orang yang tertib, yakni yang menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sebagai contoh keluar-masuk kamar mandi. Hal itu sudah diajarkan oleh Nabi bagaimana adabnya. Jika seseorang tidak melaksanakan apa yang sudah diajarkan maka ia belumlah tertib.
Dr. Hasan Basri Tanjung juga menuturkan kalau masalah adab adalah maasalah kebiasaan. Oleh karena itu muailah kita untuk memperbaiki kebiasaan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, disiplin. Dalam segala kegiatan itu ada waktunya masing-masing, yang setiap detiknya sangat berharga. Karenanya, pintar-pintar memilih waktu atau memenej waktu adalah langkah awal dari mendisiplikan diri. Dari disiplin ini akan mengantarkan kita kepada keberhasilan.
Contohnya seperti shalat. Shalat itu ada waktunya, tidak boleh kita shalat di luar waktu yang sudah ditentukan, kecuali shalat-shalat yang tidak terikat dengan waktu seperti shalat tahiyyatul masjid. Maka dari itu beramal perlu ilmu sebelum menerapkannya dalam bentuk pengamalan. Sebab, ilmu itu penting, namun adab lebih penting. Jika diibaratkan, ilmu itu seperti isinya dan adab adalah wadahnya. Jika wadahnya rusak maka isinya pun ikut rusak.
Inilah penjelasan dari Dr. Hasan Basri Tanjung pada malam Peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan dengan tema “Maulid Nabi: Raih Ketaqwaan, Kejar Kemuliaan, Teladani Sang Utusan” malam itu. Penjelasan Dr. Hasan Basri Tanjung sangat menyenangkan. Dengan penyampaiannya membuat hadirin tidak lepas dari keantusiasan dalam mendengarkan karena diselingi guyon. (Editor: Ahd.)