Pelajari Pendidikan Diniyah Dan Pemikiran, Pondok Pesantren Al-Izzah Sukabumi Kunjungi Pesantren At-Taqwa Depok

Oleh: Tim Media At-Taqwa
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
...

Menjelang siang itu, Ustadz Roin dan Ustadzah Yani beserta rombongan guru-guru Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an al-Izzah Sukabumi lainnya tiba di Pesantren at-Taqwa Depok. Pada Senin, 12 Juni 2023 ini mereka memang punya agenda untuk silaturrahim dan menimba pengalaman Pesantren at-Taqwa Depok dalam menjalankan kegiatan pendidikan dan kurikulumnya.

Memasuki lingkungan Pesantren at-Taqwa, rombongan guru itu disambut oleh Dr. Suidat dan Ustadz Ahda. Salam hangat dihaturkan untuk menyambut kedatangan mereka. Guru-guru itu pun segera menuju ruang tamu sebuah kantor untuk berbincang.

"Jazakallah atas sambutannya. Kedatangan kami ini dalam rangka silaturahim, ingin menambah ilmu tentang pengelolaan pesantren, khususnya SMP dan SMA. Kita ingin bisa mendapat pengalaman-pengalaman banyak yang bisa kita pelajari dari Pesantren at-Taqwa Depok. Semoga silaturahim ini menjadi awal persaudaraan kita. Semoga bisa menjalin silaturahim terus," ungkap Ustadz Roin membuka kunjungannya itu.

Dr. Suidat pun merasa senang mendapat kunjungan dari Pesantren al-Izzah. Padahal sebetulnya Pesantren at-Taqwa Depok sendiri berusia jauh lebih muda daripada Pesantren al-Izzah yang telah berdiri sejak tahun 2009.

Dr. Suidat sendiri kemudian membuka pembicaraannya dengan gaya bincang-bincang. Meski demikian, penjelasannya lengkap dan padat dalam menjelaskan pengamalan pendidikan Pesantren at-Taqwa, dari mulai falsafah, kurikulum, perjenjangan, sampai model pembelajaran Pesantren at-Taqwa Depok. Sebentar saja Ustadz Suidat menemani para tamu. Namun penjelasannya telah membuka pengertian tentang pendidikan di at-Taqwa serta memantik cukup banyak pertanyaan dalam perbincangan itu.

Seiring dengan itu, Dr. Muhammad Ardiansyah dan Ustadz Bana Fatahillah kemudian datang. Dr. Suidat yang mohon diri kepada para tamu tersebut hendak izin untuk mengajar. Dilanjutkan oleh Ustadz Ardiansyah, para guru kembali mendapat penjelasan lebih lengkap tentang orientasi tiap jenjang di Pesantren at-Taqwa Depok.

"Kurikulum dua tahun pertama pada penekanan adab. Target kita anak-anak ini adabnya baik. Kalaupun belajar Ulumuddin, penekanannya pada adab. Setiap hari mereka akan bertemu dengan pelajaran itu. Penanaman kedewasaan di sini sangatlah penting. Jangan sampai mereka merasa anak-anak terus. Jangan sampai kita memperlakukan mereka sebagai anak-anak terus. Kita harus mempersiapkan mereka di masa ini," ungkap pengasuh Pesantren at-Taqwa Depok ini dalam menjelaskan jenjang Shoul Lin yang setingkat SMP.

Penjelasan Ustadz Ardiansyah diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan dari para guru al-Izzah. Misalnya, bagaimana Pesantren at-Taqwa menerapkan pembelajaran adab, apa saja kitab-kitab Diniyah yang digunakan untuk mengajarkan ilmu-ilmu Diniyah kepada para santri. Ustadz Ardiansyah pun melanjutkan terlebih dahulu penjelasannya tentang PRISTAC dan ATCO (tingkat SMA dan Pesantren Tinggi).

"Dua tahun berikutnya adalah kemandiriannya. Materi-materinya tidak hanya adab. Adab masih dilanjutkan. Tapi materi-materinya diperluas, terkait isu-isu pemikiran. Mereka harus baca buku lumayan berat. Mereka sudah terbiasa menghadapi isu-isu pemikiran."

Dari situ pula, muncul kembali pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana membiasakan santri dengan membaca buku dan menulis. Menurut Ustadz Ardi, dalam penerapan adab dan penulisan bidang pemikiran itu, yang paling penting adalah keteladanan guru. Keteladanan guru adalah inti dari pendidikan. Jadi kalau ingin menerapkan adab, guru harus baik. Jika ingin santri semangat membaca dan menulis, guru juga harus memiliki kebiasaan dalam membaca dan menulis.

"Dua tahun terakhir pada keunggulannya. Di akhir ini, pelajaran filsafat lebih mendalam. Harapan kita dari pendidikan selama enam tahun ini, kalau mereka kuliah, mereka punya bekal dalam menghadapi tantangan dunia kampus. Kalau mereka tidak punya bekal, takutnya mereka terbawa oleh tantangan tersebut. Minimal mereka kebal, tidak terbawa arus."

Azan dzhuhur pun berkumandang. Para guru menuju Musholla Taman Adabi untuk melaksanakan Sholat Dzhuhur berjamaah bersama para santri at-Taqwa. Ketika menuju musholla, para guru al-Izzah sedikit berbincang dengan Ustadz Ardi. Beberapa dari mereka ternyata pernah bertemu Ustadz Ardiansyah sebelumnya. Beberapa guru al-Izzah pun nampaknya pernah mengunjungi at-Taqwa pada tahun 2018. Ustadzah Yani misalnya, yang pada hari itu mengaku telah banyak melihat perubahan at-Taqwa dari pertama kali ia berkunjung.

Usia Sholat Dzhuhur, para guru al-Izzah ditemani oleh Ustadz Ardiansyah dan Ustadz Ahda mengunjungi perpustakaan Pesantren at-Taqwa Depok. Di perpustakaan itu, perbincangan berlanjut. Mereka akhirnya tambah paham, bagaimana Pesantren at-Taqwa Depok menjalankan kurikulumnya dengan ditunjang buku-buku yang beragam. Buku-buku di Perpustakaan at-Taqwa sendiri tidak hanya bertemakan agama saja. Dari buku-buku tentang liberalisme, aliran sesat, pemikiran Islam, novel-novel, kitab-kitab para ulama ada di situ. Buku-buku karya para guru at-Taqwa pun ada rak koleksinya sendiri.

Dari perpustakaan itu, para guru al-Izzah kemudian pamit pulang. Ustadz Ardiansyah dan Ustadz Ahda mengantarkan mereka hingga parkiran mobil. Kami berfoto dan bersalam-salam lebih hangat kembali. Beberapa jam itu mereka merasa saling mengenal satu sama lain lebih dekat. Semoga silaturahim dan ukhuwah terjalin, terutama dalam perjuangan ilmu dan pendidikan. (Editor: Ahd.)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086