Paparkan Tantangan Pemikiran, Pengasuh ar-Ridho: Ini Sekelas S2, Semoga Jadi Ulama Intelektual!

Oleh: Ahmad Zaydan Januarto (Santri PRISTAC—Tingkat SMA—Pesantren at-Taqwa Depok, 15 tahun)
Artikel Ilmiah Liputan Kegiatan
gambar_artikel

Selasa malam, 30 Mei 2023, mungkin bagi sebagian orang adalah malam biasa. Namun tidak dengan tiga pemuda Pesantren at-Taqwa yang menyajikan makalahnya di Pesantren Modern ar-Ridho Sentul, Bogor. Ketiganya membawakan makalahnya seputar orientalisme dan tantangan pemikiran yang dihadapi oleh umat Islam saat ini. Mereka adalah Hilal Azka Fadillah dengan makalahnya yang berjudul “Jawaban Syekh Ramadhan al-Buthi atas Tuduhan terhadap Sayyidah Aisyah”, Jennerhaq Faraby Rachman dengan makalahnya yang berjudul “Kritik Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Qiraat al-Qur’an”, dan Abdurrahman Gymnastiar yang menyampaikan makalahnya berjudul “Pemikiran dan Ajaran Syiah dalam Timbangan Adab”.

Ketiganya juga dibarengi dengan tiga pemuda at-Taqwa Depok lainnya, termasuk penulis sendiri. Yakni, M. Umar Faqih Billah sebagai dokumentator, M. Fakhir Mumtaz yang bertugas sebagai moderator penyajian makalah, dan Ahmad Zaydan Januarto selaku peliput acara. Enam santri at-Taqwa Depok tersebut didampingi oleh dua guru kebanggaan Pesantren at-Taqwa. Yakni, al-Ustadz Bana Fatahillah, Lc. dan al-Ustadz Ilham Firdaus Alviansyah Rinjani, M.Pd.I.

Sore hari itu awan langit Depok merenggang setelah hujan. Dingin angin menerpa, namun hal itu tidak membunuh semangat kami untuk melakukan perjalanan ke Pesantren Modern ar-Ridho Sentul. Diawali dengan berfoto bersama dengan Ustadz Ahda Abid al-Ghiffari selaku Direktur PRISTAC, kami kemudian berangkat menuju Pesantren Modern ar-Ridho sore itu.

Kami tiba di Pesantren Modern ar-Ridho ketika maghrib. Kami segera disambut oleh Ustadz Fahmi selaku pengurus Pesantren ar-Ridho. Kami segera melaksanakan shalat maghrib berjama’ah dan dilanjutkan dengan berbincang bersama Ustadz Fahmi dan para asatidz dari Pesantren ar-Ridho. Dalam perbincangan ini Ustadz Fahmi banyak membagikan pengalamannya selama masa belajarnya. Tak lupa ia juga berbagi pengalamannya selama menjadi pengurus Pesantren ar-Ridho.

Selama memegang amanahnya, Ustadz Fahmi mengatakan bahwa ada lika-liku yang memang harus dijalani juga proses yang tidak instan. Ustadz Fahmi menganalogikan memimpin secara instan dengan analogi lift dan tangga. Ia bertanya kepada kami “kalau kamu dikasih gedung yang bertingkat tinggi, kamu mau pilih pake lift atau tangga?” hampir semua dari kami memilih lift. Lalu Ustadz Fahmi menjelaskan kepada kami: “Ya… memang enak kalau pake lift. Cepet sampe ke atas juga gak capek. Terus kalau lift itu jatuh langsung ditanya ‘man rabbuka?’. Beda halnya kalau kita pake tangga. Emang capek, tapi kalau kita jatuh kita bisa pegangan terus lanjut jalan lagi ke atas.”

Permisalan inilah yang dipakai oleh Ustadz Fahmi dalam menjalankan kepengurusan di Pesantren ar-Ridho. Ia mengajarkan bahwa suatu hal apapun itu haruslah dijalankan dengan perlahan, bukan dengan cara yang instan.  Lalu setelah berbagi pengalaman dan kisah, Ustadz Fahmi mengajak kami makan bersama. Acara kami lanjutkan dengan shalat isya’ bersama. Lalu kami mulai diajak untuk memasuki aula yang sudah dipersiapkan oleh panitia dari Pesantren ar-Ridho untuk acara presentasi kami.

Acara diikuti oleh seluruh santri kelas akhir, asatidz pengabdian, dan beberapa dewan guru. Acara dimulai pada pukul 08:00 oleh Master of Ceremony (MC) dari Pesantren ar-Ridho dan dilanjutkan membaca beberapa ayat suci al-Qur’an oleh Qori’ yang bertugas. Setelah pembacaan ayat suci al-Qur’an, Ustadz Fahmi memberikan sambutan dan apresiasi kepada rombongan kami. Ia mengatakan bahwa materi yang disampaikan oleh pemakalah sebenarnya setara dengan materi yang diberikan di jenjang S2. Setelah sambutan yang diberikan oleh Ustadz Fahmi lanjut kepada sambutan yang diberikan oleh Ustadz Bana dari Pesantren at-Taqwa Depok. Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pelayanan yang diberikan oleh Pesantren ar-Ridho sekaligus do’a untuk kelancaran acara presentasi.

Presentasi diawali dengan materi yang dibawakan oleh Hilal Azka mengenai berbagai tuduhan terhadap Sayyidah Aisyah. Di sini Azka menjelaskan mengenai fitnah-fitnah yang ditujukan kepada Sayyidah Aisyah setelah peristiwa haditsul-ifk. Yakni peristiwa dimana Sayyidah Aisyah dituduh melakukan perzinaan dengan sahabat Nabi. Maka disini Azka memaparkan jawaban yang benar yang diambilnya dari kitab yang dikarang oleh Syaikh Ramadhan al-Buthy.

Selanjutnya peresentasi mengenai kritik terhadap Goldziher tentang Qiraat al-Qur’an yang dibawakan oleh Jennerhaq. Dalam makalahnya Jennerhaq menjelaskan seputar siapa itu Goldziher. Dijelaskan bahwa Goldziher adalah sosok orientalis yang lahir di Hungaria pada tahun 1850 dan banyak belajar tentang islam dari para ulama di negeri-negeri Arab. Hal ini dilakukan oleh Goldziher untuk mencari keslahan yang ada pada Islam. Salah satu yang ia kritik dari Islam yaitu mengenai Qiraat al-Qur’an yang berbeda-beda. Lalu Jennerhaq menjawab bahwa itu semua tidaklah benar beserta alasannya tersendiri.

Disambung dengan makalah yang dibawakan mengenai Syiah dalam timbangan adab yang dibawakan oleh Rahman. Di sini Rahman menjelaskan seputar Syiah. Apa itu Syiah, bagaimana penyebarannya, apa yang dimaksud dengan 12 imam, dan lain sebagainya. Lalu Rahman menjelaskan seputar adab. Apa itu adab, pengertiannya, dan pengaplikasiannya. Setelah itu ia membandingkan ajaran yang dibawa oleh sekte Syiah dengan konsep adab yang dapat disimpulkan bahwa ajaran yang dibawakan oleh Syiah itu tidaklah benar, tidak beradab, dan tidak patut ditiru dan diikuti.

Setelah peresentasi selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dikarenakan keterbatasan waktu maka masing-masing dari pemakalah mendapatkan satu pertanyaan dari peserta. Lalu acara ditutup dengan membaca do’a dan penyerahan kengang-kenangan dari kedua belah pihak. Tak lupa kami berfoto bersama dengan para hadirin juga para asatidz Pesantren ar-Ridho.

Setelah itu kami diajak melihat-lihat pembangunan dari Pesantren ar-Ridho. Dengan menumpangi dua mobil yang disediakan pihak ar-Ridho kami jalan pulang melewati rute yang sama. Perjalanan kami diisi dengan istirahat karena memang waktu sudah malam dan kami sampai di Pesantren at-Taqwa Depok pada pukul 23:30 dan langsung melanjutkan istirahat kami di kamar masing-masing. Wallahu a’lam. (Ahd. Dok.: Faqih)

AT-TAQWA DEPOK
Jl. Usman Hasbi, RT.04 RW 04 Jatimulya, Cilodong - Depok
info@attaqwa.id
(+62)856 0980 9086